Senin, 31 Desember 2012

UAS SEJARAH MUSEUM WAYANG

SEJARAH INDONESIA (UAS)
TRINIA FAUZIAH
4423126884

Wayang Golek
 
Siapa yang tidak kenal wayang golek? Yap, biasanya wayang identik dengan wayang golek, disini saya akan membahas tentang wayang golek itu sendiri. Karna wayang golek merupakan salah satu wayang yang terkenal di Indonesia.
Pengertian dari wayang adalah suatu seni pertunjukan yang terbuat dari boneka kayu, dan dimainkan oleh dalang atau orang yang ahli memainkannya. Wayang pertama kali di perkenalkan yakni di tanah Pasundan, Jawa Barat.
Disini wayang juga terdapat berbagai jenis, yaitu wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa, dan wayang golek modern yang berasal dari daerah sunda.
Pertunjukan wayang tersebut biasanya menceritakan tentang cerita rakyat. Sebagaimana contohnya ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabrata. Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.



Seperti yang saya bahas di atas, wayang golek mempunyai berbagai macam jenis yaitu wayang golek papak (cepak), wayang golek purwa, dan wayang golek modern. Dan di bawah ini saya akan menjelaskan tentang ketiga wayang tersebut:

1.  Wayang Golek Papak (Cepak)


 Wayang Golek Papak (Cepak) adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang terkenal di daerah Indramayu ldan Cirebon. Golek berarti boneka, sedangkan "cepak" diambil dari bentuk kepala wayang yang papak (rata). Karena bentuk fisiknya inilah, wayang ini dinamakan wayang golek cepak.

Biasanya dalam pertunjukan wayang golek cepak cerita yang diangkat adalah cerita babad & legenda, dan menggunakan bahasa Cirebon. dalam pertunjukkan wayang golek cepak tidak dikenal tokoh seperti Arjuna maupun Shinta. Sehingga muncul tokoh - tokoh seperti Nyi Mas gandasari, Wiralodra, Ki Tinggil, Kuwu Sangkan, Bagal Buntung, dll.

2. Wayang Golek Purwa


 
 Dinamakan wayang golek Purwa karena cerita atau lakon yang diangkat dalam pertunjukkan wayang golek purwa adalah cerita mahabharata dan Ramayana, sama seperti yang biasa dipentaskan dalam pertunjukkan wayang kulit purwa. Bahasa yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa Sunda.
Dengan iringan gamelan salendro yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat bonang recik, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab, Selama pertunjukan yang bertindak sebagai pemimpin adalah Dalang. Dia memainkan wayang, menyanyikan Suluk, menyuarakan dialog (antawacana), memberikan aba-aba kepada Nayaga untuk mengatur lagu gamelan, dll. Karena itu dalang berperan sangat sentral.


3.  Wayang Golek Modern

Wayang golek modern  sama seperti wayang purwa, cerita yang diangkat adalah cerita dari lakon Mahabharata dan Ramayana. Dalam pementasannya menggunakan listrik untuk membuat trik-trik. Pembuatan trik-trik tersebut untuk menyesuaikan pertunjukan wayang golek dengan kehidupan modern.

Wayang golek modern dirintis oleh R.U. Partasuanda dan dikembangkan oleh Asep Sunandar tahun 1970 -1980. Gamelan wayang golek modern ditempatkan di depan layar yaitu di depan jagat.Pesinden berada di depan yang terdiri dari beberapa orang duduk berjejer. Apabila sedang melantunkan lagu-lagu yang dapat menampilkan adegan joget, pesinden pun ikut berjoget. Bahkan, atas permintaan penonton pesinden berjoget dengan penonton. Apalagi sekarang, dengan lagu-lagu dangdut sudah biasa ditampilkan dalam pagelaran wayang atau kiliningan, pesinden harus mau turun melantai.

- Bentuk wayang golek

Media utama pergelaran Wayang Golek adalah boneka yang terbuat dari kayu (umumnya jenis kayu yang ringan), ditatah/doukir, dicat, diberi busana dan karakter sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Boneka kayu yang menyerupai manusia dengan stilasi disana-sini itu disebut juga Wayang Golek, dengan demikian nama benda peraga dan nama jenis pertunjukannya itu sendiri sama yakni Wayang Golek.
Bentuk/badan wadag Wayang Golek sebenarnya dapat dipisah-pisah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian kepala beserta leher, tangan, dan badan. Ketiga bagian tersebut dibuat secara terpisah untuk kemudian disambungkan sehingga bentuknya tampak utuh seperti “manusia”.
Bagian leher dan kepala disambungkan oleh bamboo yang telah diraut kurang lebih sebesar jari kelingking sehingga wayang tersebut dapat menengok ke kiri dank e kanan seperti manusia. Bagian bawah dari bamboo itu diruncingkan, menembus badan wayang sampai ke bawah dan akhirnya berfungsi sebagai kaki yang akan ditancapkan pada batang pisang sehingga dapat berdiri kokoh. Dari bagian pinggang ke bawah dipasang kain yang berbentuk sarung sehingga tangan Dalang yang memegang bambu tadi tidak tampak dari luar.
Bagian tangan dibuat terpisah terutama pada sendi bahu dan sedi siku. Sendi-sendi itu dihubungkan dengan benang/tali sehingga wayang tersebut dapat bergerak menyerupai manusia. Bagian tangan tokoh-tokoh wayang tertentu diberi kelat bahu (hiasan pangkal lengan) atau gelang. Demikian juga pada bagian-bagian tubuh wayang yang penuh dengan manik-manik, anting telinga, badong (hiasan punggung), keris dan sebagainya. Adapun bentuk badan raut wajah, pakaian, hiasan, disesuaikan dengan karakter dan kedudukan tokoh wayang yang bersangkutan.

-   Musik 
Musik yang dipergunakan untuk mengiringi pergelaran Wayang Golek adalah karawitan Sunda yang berlaraskan Pelog/Salendro. Instrumen musik tersebut ditabuh oleh beberapa orang Nayaga atau Juru Gending, adapun alat musik tersebut lengkap adalah sebagai berikut :
1.  Saron 1 Saron 2 - Peking - Demung – Selentem
2.  Bonang - Rincik - Kenong – Gambang
3.  Rebab - Kecrek - Kendang – Bedug
4.    Gong

Kedudukan musik dalam pergelaran Wayang Golek demikian pentingnya, ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertunjukan itu sendiri. Mulai dari tatalu (overture) kawin/lagu, tari dan perang wayang, dialog, pembangunan suasana, pengisi celah antar adegan, semuanya diiringi dengan musik. Di samping itu, musik itu pun harus disesuaikan dengan karakter-karakter wayang yang diiringinya.

Misalnya :
1.  Satria Ladak, seperti Narayana, Karna, Salya, Somantri, harus diiringi dengan gending gawil
2.  Satria Lungguh, seperti Arjuna, Abimanyu, Pandu, Semiaji, diiringi dengan gending banjar Sinom atau Udan Mas
3.  Ponggawa, seperti Gatotkaca, Indrajit, Baladewa, biasa diiringi dengan gending bendrong, Waled, dan Macan Ucul.
4.  Raja-raja, seperti Kresna diiringi dengan gending Kastawa, Rahwana dengan gending Gonjing atau genggong

 
Ini adalah foto-foto  yang saya ambil disaat berkunjung ke

museum wayang, hihihi ;)


 
Reverensi :
-         1. Museum wayang jakarta
-         4. Buku Imagining Indonesia James William Schiller,
-         5. Buku On the subject of java – john pemberton
-         6. Peperenian urang sunda : rachmat taufik hidayat