UJIAN TENGAH SEMESTER
CANDI BOROBUDUR (menurut pengamatan
Diorama di Monas)
TRIS MAYULFA
4423125297
USAHA JASA PARIWISATA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012
Pembukaan
Siapa
yang tidak mengenal Candi Borobudur ? bahkan mungkin sebagian dari anda pernah
mengunjungi objek wisata ini. Candi Borobudur telah dinobatkan sebagai salah
satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1911. Borobudur pun dinilai masuk
kedalam kriteria Budaya karena mewakili mahakarya kreativitas manusia jenius,
menampilkan pertukaran penting dalam nilai-niali manusiawi, pembangunan
arsitektur yang menakjubkan, menghubungkan suatu kebiasaan atau tradisi yang
bernilai artistik dan berkarya sastra.
Namun
taukah anda mengenai sejarah Candi ini lebih mendalam ? Berikut akan saya jelaskan
secara singkat mengenai Candi Borobudur.
Lokasi Candi Borobudur
Di
Indonesia terdapat sebuah Candi dan dinamakan Candi Borobudur yang terletak di
kota Mungkid, Magelang Jawa Tengah. Sekitar 40 km disebelah barat laut Yogja,
86 km disebelah barat Surakarta, 100 km disebelah barat daya kota Semarang.
Bangunan ini berdiri di atas bukit dan dikelilingi oleh Gunung Sundoro-Sumbing disebelah
barat laut, sebelah selatan terdapat perbukitan Menoreh , sebelah timur laut
terdapat Gunung Merbabu-Merapi, Bukit Tidar disebelah utara dan dekat dengan
pertemuan dua sungai Progo dan sungai Elo disebelah timur. Daerah ini juga
dikenal sebagai dataran kedu yang menurut Legenda kepercayaan Jawa berarti
tempat yang dianggap suci dan karena keindahan alam dan juga kesuburan
tananhnya akhirnya disebut sebagai “Taman Pulau Jawa”.
Sejarah Candi Borobudur
Borobudur
adalah monumen Buddha terbesar di dunia dengan luas 123x123 m dengan 504 patung
Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Borobudur berasal dari kata “bara”
(candi/biara) dan ‘beduhur” yang berarti perbukitan atau tempat tinggi
sedangkan Borobudur berarti biara di perbukitan. Namun ada juga yang mengangap
sebuah gunung yang berteras-teras (budhara).
Satu-satunya
dokumen yang menjelaskan tentang keberadaan candi ini ialah Kitab
Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 dan berdasarkan
bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur
Jenderal Britania Raya di Jawa yang memberi nama ini. Tidak ada lagi bukti
tertulis selain kitab tua tersebut. Sesuai dengan namanya maka Borobudur
dijadikan sebagai tempat ibadat penganut agama Buddha sejak dulu.
Pembangunan
candi-candi Buddha termasuk Borobudur saat itu dimungkinkan karena pewaris
Sanjaya, Rakai Pangkaran memberikan izin kepada umat buddha untuk membangun
candi, ia juga menganugerahkan desa kalasan kepada sangha (komunitas buddha).
Para arkeolog pun memahami bahwa pada zaman Jawa kuno agama tidak pernah
menjadi masalah yang dapat menuai konflik. Agama Buddha bisa saja membantu
agama Hindu begitu pula sebaliknya.
Namun
diduga Candi Lara Junggrang di Prambanan yang dibangun oleh Rakai pangkaran
didirikan untuk menyaingi kemegahan Candi Borobudur milik wangsa Syailendra.
Pada tahun 856 diperkirakan terjadi persaingan antara dua wangsa yang terjadi
diperbukitan, persaingan itu terjadi antara wangsa Syailendra yang menganut
agama Buddha aliran Mahayana namun berdasarkan temuan prasasti SojoMerto
menunjukkan bahwa awalnya mereka adalah penganut agama Siwa dan wangsa Sanjaya
yang memuja Siwa dan kemudian peperangan itu dimenangkan oleh wangsa Sanjaya.
Akan tetapi banyak pihak yang percaya bahwa terdapat toleransi yang terjadi
antara ke-dua wangsa tersebut karena ke-2nya ikut terlibat dalam pembangunan
Candi Siwa di Prambanan.
Tidak
ada yang tahu pasti kapan bangunan ini didirikan namun berdasarkan perbandingan
antara jenis aksara yang tertulis dikaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis
aksara yang digunakan pada prasasti kerajaan abad ke 8-9. Borobudur diperkirakan
dibangun tahun 800 Masehi dalam kurun waktu antara 760 M dan 830 M pada puncak
kejayaan wangsa Syailendra, yang dipengaruhi kemaharajaan Sriwijaya. Pendirinya
yaitu Raja Simaratungga, dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana dan
selesai sekitar 75-100 tahun setelahnya atau menjelang tahun 900-an Masehi pada
masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yaitu putri dari Simaratungga.
Menurut cerita turun temurun Gunadharma adalah
arsitek yang berjasa untuk membangun Candi Borobudur. Namun tak banyak yang
mengetahui tentang arsitek misterius ini karena bukti bahwa ia yang merancang
pembangunan ini semata hanyalah dongeng dan kepercayaan turun temurun bukan
dari prasasti-prasasti yang ditemukan. Diduga bahwa Perbukitan Menoreh ialah
tubuh dari Gunadharma namun tentunya cerita ini hanyalah legenda dan dongeng
semata.
Tahapan pembangunan Borobudur
Dalam
membangun candi ini ada beberapa tahap dan berubahan yang terjadi, yaitu :
1)
Tahap Pertama :
Diperkirakan
pada kurun waktu 750-850 M borobudur dibangun diatas bukit alami yang diratakan
dan pelataran datar diperluas. Pada awalnya dirancang seperti Piramida berundak
namun diubah menjadi tiga undakan, pertama yang menutup Struktur asli piramida
berundak. Batu andesit adalah salah satu
bahan yang digunakan untuk membangun Borobudur.
2)
Tahap kedua :
Penambahan
dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar yang diatasnya
dibangun stupa tunggal yang besar.
3)
Tahap ketiga :
Undak
atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga
undak lingkaran, stupa-stupa kecil dibangun berbaris melingkar di pelataran
perundak dengan satu stupa induk yang besar di tengahnya. Struktur kaki untuk
membungkus kaki asli di tambahkan agar candi tidak longsor selain berfungsi
sebagai ikat pinggang yang mengikat agar tubuh candi tidak runtuh. Struktur ini
juga menyembunyikan relief Karmawibhangga pada bagian Kamadhatu.
4)
Tahap keempat :
Dilakukan
penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar perubahan tangga dan
pelengkungan atas gawang pintu serta pelebaran ujung kaki.
Penemuan kembali :
Borobudur
seperti terkubur oleh lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi
pohon dan semak belukar setelah berabad-abad terkubur akibat dari letusan
Gunung Merapi. Diduga dalam kurun waktu 928-1006 sejak dipindahkannya Ibu kota
kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur oleh Raja Mpu Sindok dan beralihnya
keyakinan penduduk kepada islam pada abad ke-15 menyebabkan Borobudur
ditinggalkan dan tidak lagi menjadi pusat ziarah umat Buddha. Selain itu
menurut Babad Tanah Jawi(sejarah jawa) atau kisah takhayul pada abad ke-18
menyebutkan bahwa monumen ini merupakan faktor fatal yang dikaitkan dengan
kesialan, kemalangan dan penderitaan sehingga tempat ini dianggap sebagai
tempat yang angker dan juga menjadi tempat bersemayamnya roh halus. Pernah
terjadi beberapa kesialan jika ada yang mengunjungi monumen ini namun hal itu
lagi-lagi hanya sebatas takhayul.
Dalam
kurun waktu lima tahun tepatnya pada tahun 1811-1816, ketika Jawa berada
dibawah pemerintahan Britania (Inggris) setelah berhasil menang dengan Belanda
untuk memperebutkan Pulau Jawa. Gubernur Jendral pada saat itu ialah Thomas
Stamford Raffles yang tertarik akan sejarah Jawa. Kemudian ia mempelajari lebih
jauh tentang kebudayaan Jawa oleh masyarakat setempat, ia juga mencari dan
mengumpulkan kesenian jawa kuno berupa artefak-artefak antik.
Tahun
1814 ia mengunjungi Semarang dan dikabari mengenai sebuah monumen besar jauh
didalam hutan dekat desa Bumisegoro. Namun pada saat itu ia berhalangan hadir
karena tugas-tugasnya maka ia mengutus H.C Cornelius yang merupakan seorang
insinyur Belanda. Cornelius ditugaskan untuk menyelidiki tentang bangunan besar
ini, bersama 200 bawahannya Cornelius menebang pepohonan dan semak yang tumbuh
disekitar bukit Borobudur serta membersihkan lapisan tanah yang membuat candi
ini terkubur. Pekerjaan ini membutuhkan waktu sekitar 2 bulan namun tidak semua
Lorong dibersihkan dan digali karena ancaman longsor. Setelah pekerjaannya selesai ia
kembali dan melaporkan hasil penyelidikannya kepada Raffles beserta
gambar-gambar sketsa candi Borobudur yang kemudian menarik perhatian dunia akan
keberadaaan monumen yang pernah hilang, tersembunyi dan terkubur ini.
Setelah
Cornellius, pemerintahan Belanda mengutus beberapa orang untuk meneliti lebih
lanjut tentang monumen ini, diantaranya:
-
Hartman seorang pejabat pemerintahan
Hindia-Belanda pada 1835 yang akhirnya membuat seluruh bagian bangunan ini
terlihat dan menemukan Stupa utama yang tidak diketahui apa fungsinya hingga
tetap menjadi misteri.
-
F.C Wilsen seorang insinyur pejabat Belanda
dibidang teknik yang kemudian mempelajari dan menggambarkan tentang ratusan
sketsa relief bangunan ini.
-
J.F.G Brumund pada tahun 1859 yang menolak
bekerja sama dengan Belanda yang ingin menerbitkan artikel yang dibuatnya
berdasarkan beberapa sketsa Wilsen.
-
C. Leemans pada tahun 1873 yang menggabungkan
Monografi pada Borobudur berdasarkan penelitian sebelumnya.
Dalam
beberapa waktu Borobudur pun menjadi sumber pendapatan bagi para pencuri, para
kolektor pemburu artefak dan penjarah candi yang mengakibatkan Arca Buddha di
Borobudur sering ditemukan tanpa kepala karena kepala Arca di Borobudur ini
telah lama menjadi incaran oleh kolektor benda antik dan seluruh museum
didunia.
Kepala
inspektur artefak budaya pernah menyarankan pada tahun 1882 untuk membongkar
Borobudur dan memindahkan reliefnya ke museum agar kondisi Borobudur tetap
stabil dan tidak ada yang dicuri lagi. Namun hal tersebut dinilai terlalu
berlebihan oleh Groenveldt yang merupakan seorang arkeolog yang diutus oleh
Pemerintahan, ia berpendapat agar monumen ini dibiarkan saja untuk tetap utuh.
Dari
beberapa penjarahan yang terjadi terdapat satu yang diizinkan oleh Pemerintahan
Kolonial yaitu ketika Raja Thailand, Chulalungkom mengunjungi Jawa di
Hindia-Belanda (pada saat ini ialah Indonesia)pada tahun 1896 pemerintahan
Belanda lalu menghadiahkan delapan gerobak arca dan beberapa bagian Borobudur
yang berupa dua patung singa, tangga, gerbang, lima arca Buddha bersama 30 batu
dengan relief, batu yang berbentuk kala dan arca dwarapala yang pernah berdiri
di Bukit Dagi yang saat ini dipamerkan di Museum Nasional di Bangkok.
Konsep Rancangan dalam Pembangunan
Borobudur
Pada
umumnya, Borobudur adalah sebuah stupa yang jika dilihat dari atas akan
membentuk menyerupai pola Mandala Besar yang berarti sebuah pola rumit yang
tersusun atas bujursangkar dan lingkaran konsentris yang melambangkan alam
semesta atau Kosmos.
Borobudur
memiiki sepuluh pelataran yang menggambarkan filsafat Mazhab dan Kosmologi yang
berarti konsep dari alam semesta, sekaligus tingkatan alam pikiran dalam ajaran
agama Buddha. Sepuluh tingkatan dalam Borobodur ini juga menggambarkan
tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui agar mencapai kesempurnaan untuk
menjadi Buddha. Pada tahun 1885 ditemukan struktur tersembunyi di kaki
Borobudur yang terdapat relief yang 160 diantaranya mengisahkan tentang
Karmawibhangga, namun penemuan struktur tersembunyi ini belum diketahui
fungsinya.
Dalam
Kosmologi Buddha diketahui terdapat tiga tingkatan ranah spiritual, yakni :
-
Kamadhatu yang terletak di bagian kaki Borobudur yang artinya dunia masih
dikuasai oleh nafsu rendah.
- Rupadhatu yang disebut para ahli sebagai
empat undak-an teras yang membentuk lorong keliling dan terdapat galeri relief
pada dindingnya. Rupadhatu sendiri ialah dunia yang sudah dapat membebaskan
diri dari nafsu tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
- Arupadhatu, berbeda dengan lorong-lorong
Rupadhatu yang memiliki banyak relief, tingkatan ini dindingnya tidak berelief
dimulai dari latar kelima hingga ketujuh. Arupadhatu yang berarti tidak berupa
atau tidak berwujud dan melambangkan alam atas dimana manusia sudah bebas dari
semua keinginan dan ikatan bentuk atau rupa, namun belum mencapai nirwana.
Tingkatan
tertinggi yang dilambangkan berupa stupa terbesar dan tertinggi menggambarkan
ketiadaan wujud yang sempurna. Pernah ditemukan dalam stupa terbesar sebuah
patung Buddha yang tidak sempurna yang diperkirakan sebagai patung “Adibuddha”
dan beberapa juga ditemukan stupa tama yang dibiarkan kosong diduga bermakna
kebijaksanaan tertinggi yaitu kesunyian, ketenangan dimana jiwa manusia tidak
terikat lagi oleh keinginan-keinginan.
Struktur bangunan
Diperkirakan
untuk membangun candi ini dibutuhkan batu andesit yang diangkut dari tambang
batu sebanyak 55.000 meter kubik yang dipotong berdasarkan ukuran tertentu dan
disatukan tanpa menggunakan semen atau disebut juga sebagai sistem interlock (sistem
saling kunci). Sistem ini digunakan dengan cara batu-batu disatukan dengan
tonjolan dan lubang yang tepat dan muat satu sama lain serta bentuk ekor merpati
yang mengunci dua blok batu. Dan relief-relief dibuat setelah semua struktur
rampung.
Di
Borobudur untuk mencegah terjadinya genangan air atau banjir dibuat sistem
drainase yang berupa 100 pancuran disetiap sudut dengan rancangan berbentuk
kepala raksasa kala atau makara. Perbedaan Borobudur dengan candi lainnya ialah
karena Borobudur dibangun disebuah bukit bukan di permukaan datar seperti candi
pada umumnya, Borobudur juga tidak memiliki tempat pemujaan berupa ruang-ruang
melainkan hanya lorong-lorong yang diperkirakan sebagai tempat melakukan
upacara dengan berjalan kaki mengelilingi candi searah jarum jam.
Pada
awalnya diperkirakan Borobudur merupakan sebuah stupa bukan candi ataupun kuil,
stupa yang dimaksudkan sebagai bangunan suci untuk memuliakan Buddha sedangkan
kuil atau candi ialah rumah ibadah. Dan diduga bahwa bentuk punden berundak
yang merupakan struktur dari Borobudur ialah bentuk arsitektur asli pada masa
prasejarah di Indonesia.
Ukuran Borobudur
Dalam
perancangan pembangunannya Borobudur menggunakan satuan ukur tala yaitu ukuran
atau jarak antara sejengkal tangan manusia mulai dari ibu jari sampai jari
kelingking dengan menggunakan perbandingan rasio 4:6:9 yang dinilai mempunyai
fungsi dan makna dari penanggalan, astronomi dan kosmologi.
Struktur
bangunan Borobudur dibagi menjadi tiga bagian yakni: kaki atau dasar yang
berukuran 123x123m dengan tinggi 4m, tubuh candi yang terdiri dari lima batu teras
berbentuk seperti bujur sangkar yang semakin mengecil pada bagian atasnya.
Tinggi asli dari Borobudur dengan payung atau chattra diperkirakan 42m. Pintu
utama terletak di sisi timur yang merupakan titik awal untuk membaca kisah
relief.
Relief Borobudur
Dalam relief di bangunan ini menampilan banyak
gambar seperti sesosok bangsawan yang baik, aneka tumbuhan dan hewan, pertapa,
rakyat jelata serta terdapat bangunan vernakular tradisional Nusantara. Salah
satu relief yang diteliti oleh para ahli ialah Kapal Borobudur yang menunjukkan
kehidupan bahari pada purbakala, kemudian disimpan di museum Samudra Raksa.
Untuk
membaca relief ini menggunakan mapradaksina yaitu membaca searah dengan arah
jarum jam atau ke kanan.
Secara singkat cerita pada relief candi
memiliki makna , yakni :
-
Karmawibhangga yang namanya dijadikan sebagai
Museum di utara candi Borobudur memiliki arti yakni naskah yang menggambarkan
ajaran mengenai hukum karma yakni sebab-akibat seseorang dalam melakukan
perbuatannya yang baik maupun jahat.
-
Lalitawistara merupakan gambaran dari riwayat
sang Buddha dalam deretan relief-relief yang dimulai dengan turunnya sang
Buddhadari surga tushita dan berakhir dengan wejangan pertama di taman Rusa.
-
Jataka merupakan berbagai cerita tentang Sang
Buddha yang menonjolkan sifat-sifat baik
-
Awadana
adalah cerita tentang penggambaran seseorang yang memilki sifat-sifat
baik.
-
Gandawyuha adalah deretan relief yang menghiasi
dinding pada lorong ke-2 yang
menggambarkan tentang usaha tanpa kenal lelah dalam mencari pengetahuan.
Pemugaran yang dilakukan di Candi
Borobudur
Pemerintah
Hindia-Belanda mulai memikirkan untuk menjaga kelestariannya setelah ditemukan
kaki tersembunyi pada tahun 1885 oleh Yzerman dan dilakukan ;
·
Tahun 1900 pembentukan komisi yang terdiri dari
Theodoor Van Erp, Van de kamer dan Brandes yang merupakan orang-orang pilihan.
·
Tahun 1902 dilakukan 3 langkah perbaikan yakni
mengatur sudut-sudut yang dikira saling membahayakan memperkuat stupa dan
pagar, memagari halaman candi memperbaiki drainase , dan pembersihan pagar
serta pemugaran stupa. Perbaikan ini diperkirakan menghabiskan biaya 48.800
Gulden
·
Tahun 1907-1911 penggalian untuk menemukan
kepala Buddha yang hilang pembangunan beberapa teras dan stupa dan melakukan
rekontruksi ulang yang membutuhkan biaya 34.600 gulden. SetElah perbaikan ini
hanya dilakukan pembersihan patung-patung dan batu.
·
Tahun 1973-1982 atas permintaan dari Pemerintah
Indonesia yang mulai khawatir akan bangunan ini maka UNESCO melakukan perbaikan
besar-besaran. Sistem drainase, pemugaran dan pengokohan bangunan ini pun
dilakukan hingga membutuhkan biaya sebesar 6.901.243 dollar AS.
Borobudur
dalam Pariwisata
Setelah beberapa kejadian yang menimpa Candi Borobudur
seperti Gunung Merapi , hal ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat
wisatawan kembali mengunjungi candi ini. Karena tiap tahunnya jumah wisatawan
tetap meningkat , pada tahun 2012 jumlah pengunjung sampai bulan agustus
diperkirakan sudah mencapai 2.027.000 (target:2.243.046) dengan perkiraan
20ribu pengunjung setiap harinya, namun wisatawan terus bertambah terutama saat
memasuki musim liburan. Para wisatawan ini memang masih didominasi oleh
wisatawan nusantara yang berasal dari daerah di Provinsi Jawa Tengah, Jawa
Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Sedangkan wisatawan mancanegara yang
berkunjung berasal dari negara Belanda, Jepang, Perancis, Jerman dan Malaysia.
Namun dalam segi Ekonomi untuk masyarakat sekitar candi,
Pemerintah kurang mengupayakan agar Borobudur tetap memberikan dampak ekonomi
dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Pemerintah tidak menyediakan
tempat untuk para pedagang kecil untuk berjualan tetapi hal itu dikarenakan
agar para wisatawan tidak terganggu dan tetap merasa nyaman.
Harga tiket
masuk Borobudur
Tiket masuk untuk menuju Borobudur terus meningkat hal ini
dikarenakan mungkin dengan adanya beberapa upaya yang harus dilakukan agar
Borobudur tetap terjaga hingga membutuhkan biaya tambahan dan semakin dekat
dengan musim liburan. Namun memang perlu disesalkan dengan kenaikan harga
tersebut masih banyak pedagang asongan yang masuk kedalam Candi dan tak jarang
mereka memaksa agar pengunjung mau membeli.
Saya pernah mengunjungi Candi Borobudur pada tahun 2011
harga tiket masuknya masih sebesar Rp.10.000,- untuk Pelajar mungkin karena
saya berombongan makanya harganya lebih murah. Namun pada 2012 harga tiket
masuk untuk Wisatawan Nusantara sebesar Rp30.000,- untuk umum dan Rp.15.000,-
untuk Pelajar. Sedangkan untuk Wisatawan Mancanegara dipungut biaya sebesar $15
dan $8 untuk Pelajar Wisatawan Mancanegara. Waktu buka: Senin-Minggu pukul
07.00-18.00.
TIPS
BERKUNJUNG
Sedikit tips yang bisa saya berikan untuk anda yang ingin
berkunjung ke candi ini :
·
Pakailah pakaian yang sopan ketika berkunjung terutama
pada perayaan Waisak bulan mei.
·
Sewalah payung ketika ingin berjalan menuju Candi
karena jalan untuk mencapai candi ini cukup jauh dengan cuaca matahari yang
terik atau sekedarlah memakai topi. Gunakanlah jasa Pemandu Wisata resmi jika
ingin mendapatkan Informasi untuk lebih jelasnya, biaya sewa Pemandu Wisata
kira-kira Rp 50.000,-.
·
Belilah sedikit souvenir khas Borobudur
dikios-kios atau pedagang kaki lima disekitar Borobudur.
·
Tetap jaga kelestarian dan keasrian tempat ini
dan jangan pernah merusak keasliannnya ketika berkunjung, buang sampah pada
tempatnya dan jangan mencorat-coret pada dinding Candi ini.
·
CP: PT TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR, Jl.Raya
Yogya-Solo km 16 Prambanan, Sleman, D.I.Y 55571, phone: +62 274 496 402, email:
corporate@borobudurpark.co.id
Penutup dan Kesimpulan
Setelah saya membuat tulisan ini saya menyimpulkan bahwa tak
apa rasanya bila tiket masuk naik harganya tetapi hal ini perlu dibarengi
dengan kenyaman yang perlu ditingkatkan. Pemerintah rasanya perlu lebih
mencampuri akan hal ini dikarenakan masih banyak hal yang menarik di Borobudur
yang bisa dipelajari dan dketahui.
Agar salah satu Situs Warisan Dunia ini bisa tetap terjaga
untuk Pariwisata yang bisa dimanfaatkan untuk generasi selanjutnya. Mari kita
jaga situs ini dengan membantu Pemerintah untuk mengembangkannya Saya rasa sekian yang bisa saya berikan. Mohon
maaf apabila ada kesalahan dikarenakan kurangnya informasi dan saya masih dalam
proses pembelajaran. Kritik dan saran yang membangun dikiranya sangat
diperlukan dari para pembaca, terima kasih.
Sumber Referensi
Visit Indonesia, Informasi Pariwisata Nusantara hal 371
Ilmu Pengetahuan Sosial kls. 7, Grand Star “ Prasasti-Prasasti Kuno” Winarto,S.Pd
The Magnificence of Borobudur Larisa 1995
TRIS MAYULFA
4423125297
USAHA JASA PARIWISATA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar