Kamis, 10 Januari 2013

Pertempuran Pembentukan Jayakarta, 22 Juni 1527




Sejarah Indonesia (uts)
Pertempuran Pembentukan Jayakarta, 22 Juni 1527

            Jayakarta dahulunya adalah sebuah pelabuhan yang di pakai sejak zama kerajaan Tarumanegara yang di perkirakan sudah ada sejak abad ke 5 yang bernama Sundrapura. Kemudian dig anti namanya menjadi pelabuhan Kalapa. Pelabuhan kalapa ini sudah di kenal sejak abad ke-12. Pelabuhan ini merpakan pelabuhan terpenting pada masa kerajaan Pajajaran.
            Pelabuhan ini juga di kenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk milik Kerajaan Sunda yang memiliki ibu kota di Pakuan Pajajaran yang saat ini menjadi Kota Bogor. Banyak pedagang-pedagang yang berasal dari luar seperti Jepang,India Selatan, Tiogkok, dan Timur Tengah yang melabuhkan kapalnya di pelabuhan ini. Mereka datang dengan membawa barang-barang seperti kain, sutera, minyak wangi, kuda, anggur, kopi, poselen, dan zat pewarna untuk di tukar dengan Rempah-rempah.
            Bangsa Portugis merupakan orang eropa pertama yang datang ke Kerajaan Sunda. Surawisesa (Raja Sunda) mmeminta bantuan Portugis yang berada di Malaka untuk mendirikan Benteng di Sunda sebagai perlindungan dari ancaraman serangan dari Kerajaan Cirebon pada abad ke 16.
Pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d’Albuquerque yang berada di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan dari Raja Sunda untuk membangun benteng keamanan Sunda Kelapa untuk melawan serangan dari kerajaan Cirebon yang bersifat ekspansif. Pada tanggal 21 Agustus 1522 di buat suatu perjanjian yang berisi bahwa orang portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang di lengkapi Benteng) di Sunda, sedangkan kerajaan sunda akan menerima barang-barang yang di perlukan. Raja sunda memberikan 1000 keranjang lada kepada portugis sebagai tanda persahabatan. Dan di buat sebuah batu peringatan atau padraõ, ya ng di buat untuk memperingati peristiwa tersebut. Padrao tersebut di temukan kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (jalan cengkeh) dan Groenestraat (jalan nelayan timur) di Jakarta. Padrao si sebut sebagai laying salaka domas dalam cerita rakyat Sunda Mundinglaya Dikusumah.Cornelis de Houtman tiba di Banten atau Sunda pada tahun 1596.
Dua tahun setelah Cornelis de Houtman tiba di Sunda, Compagnie Van Verre di Belanda memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Van Nock dan Warwijk lebih tepatnya pada tahun 1598. Kapal-kapal Belanda membutuhkan waktu selama 7 bulan untuk sampai ke Sunda. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tiba di Sunda, keberhasilan pelayaran itu mendorong keinginan bermacam-macam perusahaan di Belanda untuk memberangkatkan kapalnya ke Nusantara. Ada sekitar 62 kapal yang di berangkatkan menuju nusantara di bawah naungan 14 perusahaan. Di satu sisi Portugis gagal menghancurkan kapal-kapal Belanda meskipun telah berusaha dengan keras.
Pelabuhan Kalapa menjadi rebutan saat Islam dan penjajah Eropa datang. Setelah lebih dari 300 tahun Belada dapat menguasai pelabuhan Kalapa. Pada tahun 1970-an Belanda mengganti nama pelabuhan Kalapa dan sekitarnya menjadi “Sunda Kelapa”. Di sisi lain, kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan politik Islam. Orang-orang muslim ini awalnya adalah pendatang dari Jawa dan merupakan orang-orang Jawa keturunan Arab.
Kerajaan Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal sebagai sebuah procokasi dan ancaman untuk kerajaan Demak. Demak menugaska Fatahillah untuk mengusir Portugis dan merebut kota Sunda Kelapa. Pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut kota sunda kelapa dan mengusir Portugis dari kota sunda kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Kemudian Fatahillah mengganti nama sunda kelapa menjadi Jayakarta yang berarti “kemenangan yang di raih oleh sebuah perbuatan atau usaha” dan tanggal 22 juni ini di abadikan menjadi hari jadi kota Jakarta.

Belanda atas usul Johan Van Oldenbarneveld membentuk sebuah perusahaan yang disebut Vereemigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan pembentukan VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).

Kepemimpinan VOC dipegang oleh dewan beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di Amsterdam. Oleh Pemerintahan Belanda, VOC diberi oktroi (hak-hak istimewa) sebagai berikut:
1.       Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia
2.       Monopoli perdagangan
3.       Mencetak dang mengedarkan uang sendiri
4.       Mengadakan perjanjian
5.       Menaklukkan perang dengan negara lain
6.      Menjalankan kekuasaan kehakiman
7.       Pemungutan pajak
8.       Memiliki angkatan perang sendiri
9.       Mengadakan pemerintahan sendiri.

Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 yang berpusat di Ambon. Kemudian gubernur jendral yang ke dua Jan Pieterzoon Coen, memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.

Pieter both sebagai gubernur Jendral VOC memilih Jayakarta sebagai pusat administrasi dan perdagangan VOC di bandingkan pelabuhan Banten, alasannya adalah sudah banyak kantor pusat perdagangan bangsa eropa lainnya seperti Spanyol, Portugis, dan Inggris di pelabuhan Banten sedangkan Jayakarta masih pelabuhan kecil pada masa itu. Selain itu Pieter both juga mendirikan sebuah bangunan berupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Hius, dan membangun tembok batu yang tinggi untuk menaruh beberapa meriam. Tak lama setelah itu, di bangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal yang mereka sewa, sehingga menjadi satu benteng yang sangat kokoh. Mereka menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat muara di tepi bagian timue sungai ciliwung yang di jadikan kompleks, perkantoran, gudang dan Mauritius Hius setelah mendapatkan izin untuk membangun satu rumah kayu dengan pondasi batu di Jayakarta sebagai kantor dagang pada tahun 1611.
Belanda menyerang Jayakarta yang telah memberikan izin mereka untuk berdagang dan membumihanguskan keratin hingga hampir semua pemukiman penduduk pada tanggal 30 mei 1619. Berawal dari bangunan separuh kayu, akhirnya Belanda menguasai seluruh kota Jayakarta. Pada awalnya Pieterszoon coen ingin mengganti nama Jayakarta menjadi Nieuwe Hollandia, namun De Heeren Zeventien di Belanda memutuskan untuk mengganti nama kota Jayakarta menjadi Batavia dengan alasan untuk mengenang orang-orang Batavia.
Setelah Jayakarta di bumiratakan, Belanda membangun benteng yang bagian depannya di gali parid, serta membentuk pemerintahan Stad Batavia (koata Batavia). Di bagian belakang benteng di bangun gudang yang di kirari parit, pagar besi, dan tiang-tiang yang cukup kuat. Letak kota Batavia sebenarnya berada di selatan kastil yang di kelilingi juga oleh tembok-tembok dan di potong-potong dengan parit yang begitu cukup banyak. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3kali lipat dari luas awal.
Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan Banten dan Batavia mula-mula dibentuk oleh Kali Angke dan kemudian Kali Cisadane. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit Mataram (1628-1629) yang tidak mau pulang.

Beberapa persetujuan bersama dengan Banten (1659 dan 1684) dan Mataram (1652) menetapkan daerah antara Cisadane dan Citarum sebagai wilayah kompeni. Baru pada akhir abad ke-17 daerah Jakarta sekarang mulai dihuni orang lagi, yang digolongkan menjadi kelompok budak belian dan orang pribumi yang bebas.Pada 1 April 1905 nama Stad Batavia diubah menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari 1935 nama kota ini diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.

VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara seperti Mataram, Banten, Banjar, Sumatere, Gowa ( Makasar) serta Maluku. Hak monopili yang di miliki oleh VOC yang memaksakan kehendaknya menimbulkan permusuhan antara kerajaan-kerajaan di Nusantara. VOC juga meningkatkan kekuatan militer yang mereka punya dan membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Batavia, dan lain-lain. Beberapa cara di lakukan Belanda untuk memperoleh monopoli perdagangan di Nusantara yaitu:
1.      Melakukan pelayaran Hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang di lakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti inggris, Perancis, dan Denkmark.
2.      Melakukan Ekstirpasi, yaitu penebangan tanaman milik rakyat. Tujuannya adalah mempertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan.
3.      Perjanjian dengan raja-raja setempat, terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang di butuhkan VOC dengan harga yang di tetapkan VOC. Penyerahan eajib di sebut Verplichte Leverantien.
4.      Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, biasa di sebut dengan Contingenten.

VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam rempah-rempah yang menjadi permintaan dan kebutuhan tebesar di eropa yaitu teh, kopi,dan gula. Contohnya adalah VOC menanam tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), sedangkan kopi dan the di tanam di daerah Priangan. Bupati sangat di perlukan di dalam pelaksanaan pemerintahan VOC, sedangkan pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya di percayakan kepada bangsa Cina.
 
Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran. Berdasarkan beberapa alasan VOC seperti banyak karyawan VOC yang korupsi, bertambahnya persaingan dagang di asia terutama dari Inggris dan Perancis, dan alasan yang lain VOC di bubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang sebesar 136,7juta Gulden dan kekayaan yang di tinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, dan daerah kekuasaan di Indonesia.

Jepang masuk ke Nusantara setelah mengalahkan Belanda pada bulan maret 1942. Pada bulan juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Jepang mengganti nama Batavia menjadi Jakarta Toko Betsu Shi pada tanggal 8 agustus 1942. Jepang menyerah kepada sekutu setelah mengalami kekalahan pada perang dunia ke II dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945. Di masa kemerdekaan Indonesia pada bulan September 1945, pemerintah kota Jakarta membuat dan mengganti nama Jakarta Toko Betsu Shi menjadi Pemerintahan Nasional Kota Jakarta.
Jakarta kembali berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia pada tanggal 20 februari 1950. Satu bulan kemudian nama kota kembali di ganti menjadi Kota Praj’a Jakarta. Setelah kedudukan Jakarta dinyatakan sebagai daerah swatantra maka kota ini di namakan Kota Praja Djakarta Raya pada tanggal 18 januari 1958. Di bentuklah Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya pada tahun 1961. Nama Daerah Khusus Ibukota Jakarta resmi di tetapkan pada tanggal 31 agustus 1964 yang berpedoman pada UU No. 10 tahun 1964.

Referensi :


                          
Buku :
Nama pengarang         : Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto
Judul                           : Sejarah Nasional Indonesia VI
Kota                            : Jakarta
Penerbit                       : Balai Pustaka
Tahun                          : 1993
Halaman                      : 660 halaman


Nama pengarang         : Ade Soekirno S.S.P
Judul                           : Pangeran Jayakarta
Kota                            : Jakarta
Penerbit                       : Grasindo
Tahun                          : 1995
Halaman                      : 55 halaman





 oleh: Lisya Erlin Nopiandini
Pariwisata 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar