Nama : Ferdinan
No Reg : 4423125302
Fakultas : Ilmu Sosial
Jurusan : Sejarah
Armada
Perang Majapahit Abad ke 14
Majapahit adalah
sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia,
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya
yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa
kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari
tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu
Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu
dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang
di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga
Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit, dan sejarahnya tidak jelas. Sumber utama yang digunakan oleh para
sejarawan adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa
Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat
beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan
Majapahit di bawah pemerintahan Hayam
Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan
sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.
Keakuratan
semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal
bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana
seperti C.C. Berg menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu,
tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan. Namun demikian, banyak pula sarjana yang
beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karena
sejalan dengan catatan sejarah dari Tiongkok, khususnya daftar penguasa dan
keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.
Sebelum berdirinya
Majapahit, Singhasari telah
menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir
menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak
wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai
Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas
saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantuKertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja
mengirim utusan ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya
menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang. Jawaban dari surat diatas
disambut dengan senang hati. Raden Wijayakemudian diberi hutan Tarik.
Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit,
yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika
pasukan Mongol tiba,
Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang.
Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang
sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya
secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan kesempatan
terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat
pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang
asing.
Tanggal pasti yang
digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan
Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang
bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah.
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya, meskipun
pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe ini didukung
oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra
Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalam Pararaton. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudhalah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua
orang tepercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam
pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum
mati. Wijaya meninggal dunia pada
tahun 1309.
Putra dan penerus
Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yang berarti
"penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan
Jayanegara, seorang pendeta Italia, Odorico da
Pordenone mengunjungi
keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya,
Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan
tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana
Wijayatunggadewi untuk
menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai
Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang
menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun
sebuah kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang
menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di
Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.
Zaman Keemasan Kerajaan
Majapahit
Zaman keemasan Kerajaan
Majapahit dimulai sejak diangkatnya Hayam Wuruk, anak Tribhuana
Wijayatunggadewi sebagai penguasa Majapahit di tahun 1350 M. Tribhuana
Wijayatunggadewi meletakkan kekuasaannya sebagai ratu tepat setelah ibunya
meninggal.
Hayam Wuruk, dikenal pula sebagai
Rajasanagara, menguasai Majapahit sejak 1350 M - 1389 M. Pada tahun-tahun inilah,
Majapahit berada dalam puncak keemasannya. Kesuksesan ini dicapai berkat
bantuan patih agung Majapahit, Gajah Mada.
Gajah Mada melakukan penaklukan ke
berbagai wilayah di Nusantara. Penaklukan ini melalui upaya militer dan
diplomatik. Upaya seperti pernikahan antarkeluarga raja pun menjadi jalan untuk
melakukan aliansi dengan kerajaan-kerajaan kecil.
Berdasarkan kitab Negrakretagama,
wilayah Majapahit pada masa Gajah Mada adalah beberapa kerajaan di Sumatra dan
Semenanjung Melayu, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan
sebagian pulau di Filipina.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Setelah kematian Hayam Wuruk pada
1389 Masehi. Terjadi kekacauan dan perpecahan di dalam keluarga kerajaan. Hal
ini dipicu oleh perebutan kekuasaan antara putri mahkota Kusumawardhani yang
menikahi Pangeran Wirakramawardhana dengan anak Hayam Wuruk dari pernikahan
sebelumnya, yaitu Pangeran Wirabhumi. Terjadilah Perang Paregreg pada 1405 -
1406 M. Wirakramawardhana menang, sedangkan Pangeran Wirabhumi ditangkap.
Selain itu, kekuatan Majapahit mulai
tersaingi oleh Kesultanan Malaka yang mulai mengenggam kendali terhadap Selat
Malaka. Tahun keruntuhan Majapahit terjadi sekitar 1487 M (atau tahun 1400
Saka) atau 1527, ketika Kesultanan Demak yang dipimpin Raden Patah merebut Daha
yang dijadikan ibu kota Majapahit oleh Ranawijaya.
Struktur Pemerintahan Kerajaan
Majapahit
Kerajaan Majapahit mempunyai
struktur pemerintahan dan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam
Wuruk. Struktur dan birokrasi tersebut tampaknya tidak banyak mengalami
perubahan selama perkembangan sejarah. Raja yang memerintah Majapahit dianggap
sebagai penjelmaan dari dewa di dunia. Selain itu, raja pun memegang otoritas
politik tertinggi di kerajaan.
Dalam menjalankan pemerintahannya,
raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi serta para putra dan kerabat dekat
raja yang memiliki kedudukan tinggi. Biasanya, perintah raja diturunkan kepada
pejabat-pejabat di bawahnya, yaitu:
·
Rakryan
Mahamantri Katrini (biasanya dijabat oleh putra-putra raja).
·
Rakryan
Mantri ri Pakira-kiran (dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan).
·
Dharmmadhyaksa
(para pejabat hukum keagamaan).
·
Dharmma-upapatti
(para pejabat keagamaan).
Pembagian Wilayah Kerajaan Majapahit
Menurut sejarah terbentuknya, Kerajaan Majapahit merupakan
bagian dari kelanjutan Kerajaan Singosari yang terdiri atas beberapa kawasan di
bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah tersebut diperintah oleh para Paduka
Bhattara yang bergelar Bhre. Gelar tersebut merupakan
gelar tertinggi bangsawan kerajaan.
Biasanya, posisi tersebut untuk
kerabat dekat raja saja. Tugas para Paduka Bhattara adalah
mengelola wilayah kerajaan, memungut pajak, dan mengirimkan upeti atau pajak ke
kerajaan pusat. Selain itu, para Paduka Bhattara pun mengelola
pertahanan yang berada di perbatasan daerah yang dipimpinnya.
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk,
Kerajaan Majapahit terdiri dari 12 wilayah yang dikelola oleh kerabat dekat
raja. Berikut ini hierarki dalam pengelompokan wilayah di Kerajaan Majapahit.
·
Bhumi – kerajaan yang diperintah oleh
raja.
·
Nagara – diperintah oleh rajya (gubernur)
atau bhre (pangeran).
·
Watek – dikelola oleh wiyasa.
·
Kuwu – dikelola oleh lurah.
·
Wanua – dikelola thani.
·
Kabuyutan – dusun kecil atau tempat
sakral.
Penguasa Kerajaan Majapahit
Layaknya sebuah kerajaan, selama
keberadaannya kerajaan Majapahit pernah dipimpin oleh beberapa raja. Berikut
adalah raja-raja yang pernah memegang tampuk kekuasaan tertinggi Kerajaan
Majapahit.
·
Raden
Wijaya: (1309)
·
Jayanegara:
(1309-1328)
·
Tribhuwanatunggaldewi:
(1328-1350)
·
Hayam
Wuruk: (1350-1389)
·
Wikramawardhana:
(1389-1429)
·
Suhita:
(1429-1447)
·
Kertawijaya:
(1447-1451)
·
Rajasawardhana:
(1451-1453)
·
Bhre
Wengker: (1456-1466)
·
Singhawikramawardhana:
(1466-1468)
·
Kertabhumi:
(1468-1478)
·
Ranawijaya/Girindrawardhana:
(1478-?)
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Sebagai sebuah kerajaan terbesar,
Majapahit tentu banyak meninggalkan jejak sejarah yang masih bisa kita saksikan
saat ini. Ya, banyak sekali peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit atau pun
hal-hal yang berkaitan dengan Majapahit yang bisa kita saksikan saat ini. Salah
satu yang paling terkenal tentu saja bangunan candi, dan artepak lainberupa
koin, genting, tembikar, hingga celengan keramik yang banyak terdapat di
Trowulan (dulu Ibukota Majapahit).
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar