Selasa, 25 Desember 2012

Proklamasi Kemerdekaan

BAB I
Pendahuluan
                Sebelum merdekanya bangsa Indonesia banyak penjajah dari luar untuk datang ke Indonesia berjual,beli dan ingin menguasai tanah bangsa Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan tanahnya yang subur. Terutama bangsa Belanda ingin sekali menguasai wilayah Indonesia sampai bangsa Belanda mengadu domba,memperbudakan masyarakat Indonesia untuk bekerja dengan cara tidak layak dan tidak pantas. Tetapi bangsa Belanda gagal untuk menguasai bangsa Indonesia, karena masyarakat Indonesia mempunyai pelopor yang mau memberdekakan bangsa Indonesia dari bangsa penjajah terutama dari Belanda
            Masyarakat punya salah satu pergerakan yang dipelopori oleh Bung Karno dan Bung Hatta yang bernama PNI(Partai Nasional Indonesia). Tapi bangsa Belanda tetap gigih mendapatkan bangsa Indonesia sebagai penghasil kas bangsa Belanda, sampai-sampai Bung Karno,Bung Hatta dan yang lainnya dibuang oleh bangsa Belanda. Dan Belandapun tidak mau bangsa Indonesia merdeka oleh pimpinan Ir.Soekarno dan tidak ingin lagu Indonesia Raya di kumandangkan.
            Banyak juga pelopor yang ikut mendukungnya bangsa Indonesia untuk merdeka seperti Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Dr.Radjiman Wediodiningrat, oto Iskandar Dinata, Mr. Ahmad Subardjo, Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimedjo, Sajuti Malik dan Iwa Kusumasumantri. Mereka melakukan







BAB II
Pembukaan
·         Menjelang Hari Kemerdekaan
Pada 6 Agustus 1945 terjadi suatu pemboman di Negara Jepang. 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Dan akhirnya Jepang menyerah kepadapihak Amerika Serikat dan sekutu. Indonesia pun memanfaatkankesempatan untuk melaksanakan proklamasi Indonesia kemerdekaan pada tanggal 7 agustus 1945 dan BPUPKI mengantikan nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
10 Agustus 1945 Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
11 Agustus 1945 Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa hari. Dan Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodinigrat segera kembali ke tanah air padatanggal 14 agustus 1945, karena Jepang mengalami pengeboman oleh sekutu atas Hirosima dan Nagasaki bom atom. Sedangkan Uni Sovyet menyatakan perang pada Jepang seraya melakukan penyerbuan ke Mancuria. Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sikap ini tidak disejutui oleh pihak golongan muda, yang mengaggap PPKI adalah badan panitia yang dibuat oleh Jepang untuk tunduk pada kemauan. Mereka tidak menyetujui dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan secara yang digariskan oleh Jendral besar Terauchi di Dalat. Sebaliknya, mereka ingin bahwa kemerdekaan Indonesia terlepas dari Jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terjadi sebuah ketegangan disana karena terjadi sebuah perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda, karena golongan muda ingin Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 agustus 1945 perdebatan tersebut membuat Ir. Soekarno kesal dengan perdebatan tersebut dan Ir. Soekarno melontarkan kata-kata dengan bunyi ‘ini leherku, saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepaskan tanggung jawab saya sebgai ketua PPKI. Karena itu say tanyakn kepada wakil-wakil ketua PPKI besok’. Tetapi golongan tua dan golongan muda masih terlihat berseteru pendapat tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.




BAB III
ISI
·         Peristiwa di Rengasdeklok
                Pada tanggal 16 agustus 1945 pelopor dari golongan muda membuat sebuah keputusan rapat untuk membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke luar kota. Rapat ini diadakan bertempat di Asrama Baperpi, cikini 71, Jakarta pada pukul  23.00. selain itu dihadirioleh pemuda-pemuda yang sebelumnya berapat pada ruangan lembaga Bakteriologi, pegangsaan timur, rapat itu juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, Dr. Muwardi dari barisan pelopor, dan Shodancho Singgih dari Daidan Peta Jakarta Syu. Bersama dengan Chairul Saleh mereka telah bersepakat untuk melaksanakan keputusan rapat pada waktu itu, yaitu antara lain “menyingkirkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta keluar kota dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang”.
            Rencana pun berhasil pada tanggal 16 agustus 1945 pada pukul 00.03 WIB Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta segera di bawa keluar kota bersama golongan muda ke Rengasdengklok, sebuah kota kewedaan di kabupaten Karawang. Rengasdengklok dipilih untuk mengamankan Soekarno-Hatta berdasarkan sebuah perhitungan yang matang oleh militer. Antara anggota Peta Daidan Puwarkarta dan anggota Daidan Jakarta terdapat hubungan erat antara keduanya karena megadakan pelatihan bersama-sama. Disamping itu, Rengasdeklok letaknya terpencil yakni dari 15 km di Kedunggede, deteksi dapat dengan mudah dilaksanakan terhadap setiap pengerak tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdeklok, baik dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa tengah, karena pastilah mereka harus melalui Kedunggede, dimana pasukan Peta telah bersiap-siap untuk menahannya.
            Golongan muka berniat untuk membawa ke Rengasdengklok, karena mereka ingin menekan mereka berdua untuk segera melaksanakan Proklamasikan Kemerdekaan terlepas dari setiap kaitan dengan Jepang. Sepertinya mereka berdua mempunyai wibawa yang cukup besar sehingga para pemuda yang membawanya tidak berani menekan. Sementara itu antara Mr. Ahmad Subradjo dari golongan tua dan Wikana dari golonga muda tercapai kesepakatan bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta. Didapatkan juga penegasan bahwa Laksaman Tadashi Maeda bersedia untuk menjamin mereka aman selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan Jusuf Kunto bersama sekertaris pribadinya Sudiro (Mbah) ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta. Rombongan tersebut tiba pada pukul 18.00 (16.30 WIB) di rengasdeklok oleh Ahmad Subardjo diberikan jaminan nyawa bahwa akan diadakan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 keesokan harinya selambat-lambatnya pada pukul 12.00 dengan jaminan tersebut komandan kompi Peta setempat Chiidancho SUbeno bersedia melepaskan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.
Perumusan Teks Proklamasi
                 Sesampainya di Jakarta pada pukul 23.00 pada waktu zaman Jepang (pukul 22.00 WIB), rombongan menuju kerumah Laksamana Maeda di jalan Imam Bonjol No. 1(sekarang perumusan naskah Proklamasi, Depdikbud) setelah itu Soekarno dan Hatta singgah dirumah masing-masing terlebih dahulu. Dirumah tersebut terjadilah peremusan naskah teks Proklamasi. Pada pertemuan tersebut tidak dicapai kesepakatan antara Soekarno-Hatta di situ pihak Nishimura di lain pihak. Di satu pihak Soekarno-Hatta bertekad untuk melaksanakn rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI), yang pada pagi tanggal 16 agustus 1945 tidak jadi dilaksanakan karena merekka dibwa para pemuda olehpara pemuda ke Rengasdeklok para pemuda menekan kepada Nishimura menegaskan garis kebijakan Panglima tentara ke -16 di jawa.
                 Di situ mereka menulis dan merumuskan naskah Proklamai Kemerdekaan, para Pahlawan membantu dalam melancarkan pelaksaan Proklamasi Kemerdekaan Mr. Ahmad Subardjo pun ikut menyumbang pikiran untuk teks Proklamasi. Soekarno_hatta disuruh untuk mendatangani teks tersebut karena merekalah yang pertama mempelopori dan membuat teks Proklamasi dengan disejutuinya usul Sukarni itu oleh hadirin Ir. Soekarno meminta Sayuti Malik mengetik naskah itu berdasarkan naskah tulisan naskah tangan Soekarno sajuti Malik mengetik naskah bersih tersebut.
                 Akhirnya, pada tanggal 17 agustus 1945 dilaksanakannya Proklamasi Kemerdekaan. Karena Soekarno-Hatta mengesahkan dan mendatangani teks Proklamasi Kemerdekaan tersebut. Segeralah dilakukan Upacara pengesahan Kemerdekaannya Indonesia dari Bangsa jajahan, mereka mengumandangkan lagu Indonesia Raya, mengibarkan Bendera merah putih dan membaca teks Proklamasi yang disahkan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. teks tersebut berisi kata-kata
Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik),
salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-'05
            Wakil2 bangsa Indonesia.


Gambar:
 Sumber:
Dari Website:

Dari Buku:
1)      Ditulis oleh: Drs. Soejitno Hardjosoediro
Diterbitkan: Balai Pustaka
Tahun penerbit: Jakarta, 1987
2)      Pengarang     :     Dr. Wang Xiang Jun., PhD
Penerbit        :     PUSTAKA SOLOMON
Jl. Malioboro 167, Yogyakarta 55271
3)      Pengarang   : Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto
Penerbit      : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
PN` BALAI PUSTAKA, Jakarta


Oleh: RENELEGINOV
Usaha Jasa Pariwisata D3
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar