NAMA : WEDNESDY ROULINA S
PRODI : USAHA JASA PARIWISATA 2012
NO REG : 4423126885
TUGAS : UAS SEJARAH INDONESIA
WAYANG HANOMAN (MUSEUM WAYANG)
Hanoman atau Hanumat , juga disebut sebagai Anoman,
adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh
protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor
kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan
Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya
memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini
juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar
zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil
didedikasikan untuk memuja dirinya
Kelahiran
Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera
Anjani, seekor wanara wanita. Dahulu Anjani sebetulnya merupakan bidadari,
bernama Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai
wanara wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang
putera yang merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor
wanara perkasa. Bersama dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa
agar Siwa bersedia menjelma sebagi putera mereka. Karena Siwa terkesan dengan
pemujaan yang dilakukan oleh Anjani dan Kesari, ia mengabulkan permohonan
mereka dengan turun ke dunia sebagai Hanoman.
Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani
bertapa memuja Siwa, di tempat lain, Raja Dasarata melakukan Putrakama
Yadnya untuk memperoleh keturunan. Hasilnya, ia menerima beberapa makanan
untuk dibagikan kepada tiga istrinya, yang di kemudian hari melahirkan Rama,
Laksmana, Bharata dan Satrugna. Atas kehendak dewata, seekor burung merenggut
sepotong makanan tersebut, dan menjatuhkannya di atas hutan dimana Anjani
sedang bertapa. Bayu, Sang dewa angin, mengantarkan makanan tersebut agar jatuh
di tangan Anjani. Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah Hanoman.
Sebuah lukisan India. Dalam gambar
tampak Hanoman menghadap Rama bersama istrinya Sita, dan Laksmana (paling
kanan).
Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara
tidak sengaja karena hubungan antara Bayu dan Anjani. Diceritakan bahwa pada
suatu hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani, kemudian ia memeluknya. Anjani
marah karena merasa dilecehkan. Namun Dewa Bayu menjawab bahwa Anjani tidak
akan ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan di badannya, namun di
dalam hatinya. Bayu juga berkata bahwa kelak Anjani akan melahirkan seorang
putera yang kekuatannya setara dengan Bayu dan paling cerdas di antara para
wanara. sebagai putera Anjani, Hanoman dipanggil Anjaneya
(diucapkan "Aanjanèya"), yang secara harfiah berarti "lahir dari
Anjani" atau "putera Anjani".
Masa Kecil
Pada saat
Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan,
kemudian terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu
dan menjadi cemas dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia
melemparkan petirnya ke arah Hanoman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak
gunung. Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri. Akibat
tindakannya, semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para Dewa pun memohon kepada
Bayu agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan
Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi
anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan
datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Hanoman menjadi makhluk
yang abadi atau Chiranjiwin.
Pertemuan dengan Rama
Patung
Hanoman yang dibuat pada masa Dinasti Chola, abadke11.
Pada saat melihat Rama dan Laksmana datang ke
Kiskenda, Sugr iwa merasa cemas. Ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali
yang dikirim untuk membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa memanggil prajurit
andalannya, Hanoman, untuk menyelidiki maksud kedatangan dua orang tersebut.
Hanoman menerima tugas tersebut kemudian ia menyamar menjadi brahmana dan
mendekati Rama dan Laksmana.
Saat bertemu dengan Rama dan Laksmana, Hanoman
merasakan ketenangan. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda permusuhan dari kedua
pemuda itu. Rama dan Laksmana juga terkesan dengan etika Hanoman. Kemudian
mereka bercakap-cakap dengan bebas. Mereka menceritakan riwayat hidupnya
masing-masing. Rama juga menceritakan keinginannya untuk menemui Sugriwa.
Karena tidak curiga lagi kepada Rama dan Laksmana, Hanoman kembali ke wujud
asalnya dan mengantar Rama dan Laksmana menemui Sugriwa.
Petualangan mencari Sita
Dalam misi membantu Rama mencari
Sita, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar pergi ke seluruh pelosok bumi
untuk mencari tanda-tanda keberadaan Sita, dan membawanya ke hadapan Rama kalau
mampu. Pasukan wanara yang dikerahkan Sugriwa dipimpin oleh Hanoman, Anggada,
Nila, Jembawan, dan lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan
menelusuri sebuah gua, kemudian tersesat dan menemukan kota yang berdiri megah
di dalamnya. Atas keterangan Swayampraba yang tinggal di sana, kota tersebut
dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi karena Maya pergi ke alam para
Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang lebar
kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba yang sakti, Hanoman dan wanara
lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah pantai dalam sekejap.
Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu
dengan Sempati, burung raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di
pantai tersebut sambil menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia mendengar
percakapan para wanara mengenai Sita dan kematian Jatayu, Sempati menjadi sedih
dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi.
Anggada menceritakan dengan panjang lebar kemudian meminta bantuan Sempati.
Atas keterangan Sempati, para wanara tahu bahwa Sita ditawan di sebuah istana
yang teretak di Kerajaan Alengka. Kerajaan
tersebut diperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima
kasih setelah menerima keterangan Sempati, kemudian mereka memikirkan cara agar
sampai di Alengka.
Pergi ke Alengka
Ukiran tanah
liat yang menggambarkan Hanoman sedang mengangkat Gunung Dronagiri.
Kemudian Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Setelah
Rahwana gagal dengan rayuannya dan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri
Sita dan menceritakan maksud kedatangannya. Mulanya Sita curiga, namun
kecurigaan Sita hilang saat Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga
menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan agar Sita terbang
bersamanya ke hadapan Rama, namun Sita menolak. Ia mengharapkan Rama datang
sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya.
Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sita. Sebelum pulang ia memporak-porandakan
taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh ribuan tentara termasuk prajurit
pilihan Rahwana seperti Jambumali dan Aksha. Akhirnya ia dapat ditangkap
Indrajit dengan senjata Brahma Astra. Senjata
itu memilit tubuh hanoman. Namun kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara
raksasa menambahkan tali jerami. Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma
Astra bisa dilepaskan Hanoman kapan saja, namun Hanoman belum bereaksi karena
menunggu saat yang tepat.
Terbakarnya Alengka
Ketika Rahwana hendak memberikan hukuman mati kepada
Hanoman, Wibisana membela Hanoman agar hukumannya diringankan, mengingat
Hanoman adalah seorang utusan. Kemudian Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor
Hanoman dibakar. Melihat hal itu, Sita berdoa agar api yang membakar ekor
Hanoman menjadi sejuk. Karena doa Sita kepada Dewa Agni terkabul, api yang
membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma
Astra yang mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia
membakar kota Alengka. Kota Alengka pun menjadi lautan api. Setelah menimbulkan
kebakaran besar, ia menceburkan diri ke laut agar api di ekornya padam.
Penghuni surga memuji keberanian Hanoman dan berkata bahwa selain kediaman
Sita, kota Alengka dilalap api.
Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama
dan menceritakan keadaan Sita. Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara
untuk menggempur Alengka
Pertempuran besar
Hanoman
diperankan dalam Yakshagana, drama populer dari Karnataka.
Dalam pertempuran besar antara Rama dan Rahwana,
Hanoman membasmi banyak tentara rakshasa. Saat Rama, Laksmana, dan bala
tentaranya yang lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang sakti, Hanoman pergi
ke Himalaya atas saran Jembawan untuk menemukan tanaman obat. Karena tidak tahu
persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud, Hanoman memotong gunung
tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama. Setelah Rama dan prajuritnya
pulih kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan dan membasmi banyak pasukan
rakshasa.
Kehidupan Selanjutnya
Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir,
Rama hendak memberikan hadiah untuk Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia
hanya ingin agar Sri Rama bersemayam di dalam hatinya. Rama mengerti maksud
Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi
bermeditasi di puncak gunung mendoakan keselamatan dunia.
Pada zaman Dwapara
Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima dan Arjuna dari lingkungan keraton
Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang
Hanoman sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha.
Tradisi dan Pemujaan
Di negara India yang didominasi oleh agama Hindu,
terdapat banyak kuil untuk memuja Hanoman, dan dimana pun ada gambar awatara
Wisnu, selalu ada gambar Hanoman. Kuil Hanoman bisa ditemukan di banyak tempat
di India dan konon daerah di sekeliling kuil itu terbebas dari raksasa
atau kejahatan.
Beberapa kuil Hanoman yang terkenal adalah:
- Kuil Hanoman di Nerul Navi, Mumbai, India.
- Puncak monyet, Himachal Pradesh, India.
- Kuil Jhaku, Himachal Pradesh, India.
- Kuil Sri Suchindram, Tamilnadu, India.
- Sri Hanuman Vatika, Orissa, India.
- Kuil Saakshi Hanuman, Tamilnadu, India.
- Shri Krishna Matha (Kuil Krishna), Udupi.
- Krishnapura Matha, Krishnapura dekat Surathkal.
- Kuil Ragigudda Anjaneya, Jayanagar, Bangalore.
- Hanumangarhi, Ayodhya.
- Kuil Sankat Mochan, Benares.
- Kuil Hanuman, dekat Nuwara Eliya, Sri Lanka.
- Salasar Balaji, Distrik Churu, Rajasthan.
- Kuil Mehandipur Balaji, Rajasthan.
- Ada Balaji, di hutan suaka Sariska, Alwar, Rajasthan.
- Sebelas kuil Maruthi di Maharashtra.
- Kuil Shri Hanuman di Connaught Place, New Delhi.
- Shri Baal Hanumaan, Tughlak Road, New Delhi.
- Kuil Prasanna Veeranjaneya Swami, di Mahalakshmi Layout, Bangalore, Karnataka.
- Sri Nettikanti Anjaneya Swami Devasthanam, Kasapuram, Andhra Pradesh.
- Yellala Anjaneya Swami, Yellala, Andhra Pradesh.
- Pura Sri Mahavir, Patna, Bihar.
- Kuil Sri Vishwaroopa Anchaneya, Tamilnadu, India.
Hanoman
dalam pewayangan Jawa
Wayang Anoman versi Yogyakarta
Wayang
Anoman versi Surakarta.
Hanoman dalam pewayangan Jawa merupakan putera Bhatara
Guru yang menjadi murid dan anak angkat Bhatara Bayu. Hanoman sendiri merupakan
tokoh lintas generasi sejak zaman Rama sampai zaman Jayabaya.
Kelahiran
Anjani adalah puteri sulung Resi Gotama yang terkena
kutukan sehingga berwajah kera. Atas perintah ayahnya, ia pun bertapa telanjang
di telaga Madirda. Suatu ketika, Batara Guru dan Batara Narada terbang
melintasi angkasa. Saat melihat Anjani, Batara Guru terkesima sampai
mengeluarkan air mani. Raja para dewa pewayangan itu pun mengusapnya dengan
daun asam (Bahasa Jawa: Sinom) lalu dibuangnya ke telaga. Daun sinom itu
jatuh di pangkuan Anjani. Ia pun memungut dan memakannya sehingga mengandung.
Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara
Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri
kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Mengabdi pada Sugriwa
Bayi
berwujud kera putih yang merupakan putera Anjani diambil oleh Batara Bayu lalu
diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai, Hanoman kembali ke dunia
dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja kera Gua Kiskenda. Saat itu,
Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya, yaitu Subali, paman Hanoman
lainnya. Hanoman berhasil bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari
Ayodhya yang sedang menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama dengan
Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang negeri Alengka
membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana murid Subali.
Melawan
Alengka
Pertama-tama Hanoman menyusup ke istana Alengka untuk
menyelidiki kekuatan Rahwana dan menyaksikan keadaan Sita. Di sana ia membuat
kekacauan sehingga tertangkap dan dihukum bakar. Sebaliknya, Hanoman justru
berhasil membakar sebagian ibu kota Alengka. Peristiwa tersebut terkenal dengan
sebutan Hanoman Obong. Setelah Hanoman kembali ke tempat Rama, pasukan
kera pun berangkat menyerbu Alengka. Hanoman tampil sebagai pahlawan yang
banyak membunuh pasukan Alengka, misalnya Surpanaka (Sarpakenaka) adik Rahwana.
Tugas untuk Hanoman
Dalam pertempuran terakhir antara Rama kewalahan
menandingi Rahwana yang memiliki Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk
hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana, seketika itu pula
Rahwana bangkit kembali. Wibisana, adik Rahwana yang memihak Rama segera
meminta Hanoman untuk membantu. Hanoman pun mengangkat Gunung Ungrungan untuk
ditimpakan di atas mayat Rahwana ketika Rahwana baru saja tewas di tangan Rama
untuk kesekian kalinya. Melihat kelancangan Hanoman, Rama pun menghukumnya agar
menjaga kuburan Rahwana. Rama yakin kalau Rahwana masih hidup di bawah gencetan
gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat kekacauan di
dunia.
Beberapa tahun kemudian setelah Rama meninggal, roh
Rahwana meloloskan diri dari Gunung Ungrungan lalu pergi ke Pulau Jawa untuk
mencari reinkarnasi Sita, yaitu Subadra adik Kresna. Kresna sendiri adalah
reinkarnasi Rama. Hanoman mengejar dan bertemu Bima, adiknya sesama putera
angkat Bayu. Hanoman kemudian mengabdi kepada Kresna. Ia juga berhasil
menangkap roh Rahwana dan mengurungnya di Gunung Kendalisada. Di gunung itu
Hanoman bertindak sebagai pertapa.
Anggota Keluarga
Lukisan
Hanoman versi Thailand. Diambil di Wat Phra Kaeo, Bangkok.
Berbeda dengan versi aslinya, Hanoman dalam pewayangan
memiliki dua orang anak. Yang pertama bernama Trigangga yang berwujud kera
putih mirip dirinya. Konon, sewaktu pulang dari membakar Alengka, Hanoman
terbayang-bayang wajah Trijata, puteri Wibisana yang menjaga Sita. Di atas
lautan, air mani Hanoman jatuh dan menyebabkan air laut mendidih. Tanpa
sepengetahuannya, Baruna mencipta buih tersebut menjadi Trigangga. Trigangga
langsung dewasa dan berjumpa dengan Bukbis, putera Rahwana. Keduanya bersahabat
dan memihak Alengka melawan Rama. Dalam perang tersebut Trigangga berhasil
menculik Rama dan Laksmana namun dikejar oleh Hanoman. Narada turun melerai dan
menjelaskan hubungan darah di antara kedua kera putih tersebut. Akhirnya,
Trigangga pun berbalik melawan Rahwana.
Putera kedua Hanoman bernama Purwaganti, yang baru
muncul pada zaman Pandawa. Ia berjasa menemukan kembali pusaka Yudistira yang
hilang bernama Kalimasada. Purwaganti ini lahir dari seorang puteri pendeta
yang dinikahi Hanoman, bernama Purwati.
Kematian
Hanoman berusia sangat panjang sampai bosan hidup.
Narada turun mengabulkan permohonannya, yaitu "ingin mati", asalkan
ia bisa menyelesaikan tugas terakhir, yaitu merukunkan keturunan keenam Arjuna
yang sedang terlibat perang saudara. Hanoman pun menyamar dengan nama Resi
Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera Sariwahana, dengan
Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana dengan Jayabaya terlibat
pertikaian meskipun mereka sama-sama keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil
menghadapi musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang
itu, Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke wujud
asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian. ada versi lain khususnya di
jawa bahwa hanoman tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah
bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat
kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui
arti dari tulisan yang terkandung di dalam jimat kalimasada.
Referensi buku :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Hanoman
- http://wayangprabu.com/2010/10/18/khs-anoman-lahir/
- http://tokohwayang.wordpress.com/
- http://triwahjono.wordpress.com/2009/02/21/cerita-cinta-paling-seru-di-dunia-wayang/
- http://wayangprabu.com/category/referensi-wayang/cerita-wayang/cerita-ramayana/
- Judul komik: Anoman Sakti, Karya: Kelana, Cerita: Aan Merdeka Permana,Tahun 2010, Penerbit: Komikita.
- Judul buku: kitab omong kosong (paperback), isbn: 9789793062198, penulis: Seno
- Gumira Ajidarma
- Judul buku: hanoman si buruk rupa berjiwa mulia, isbn: 9786029553864, penulis: Miftahul Ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar