Perahu seriwijaya
Kiagus Fhirly L
Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan yang
berpusat di Sumatera Selatan yang menguasai lautan dan merupakan negara maritim
yang disegani pada abad 7M. Sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis dari
masa kerajaan ini menjelaskan bahwabentuk perahu Sriwijaya yang menguasai Selat
Malaka merupakan bentuj jung yang memiliki bobot hingga ratusan ton.
Berdasarkan hasil penelitian, pembuatan perahu Sriwijaya tidak menggunakan
paku, besi, tetapi hanya menggunakan pasak kayu.
Jenis perahu lainnya dari masa Sriwijaya adalah perahu
lesung, yaitu perahu yang terbuat dari satu balok kayu besar dan panjang yang
dilubangi di bagian tengahnya. Jennis-jenis perahu lesung dari masa kerajaan
ini antara lain : perahu lesung yang sangat sederhana, perahu lesung yang
dipertinggi dengan cadik, dan perahu lesung yang dipertinggi tanpa cadik.
Perahu-perSejarah Kerajaan Sriwijaya
Dalam
bahasa Sansekertasri berarti “bercahaya” danwijaya berarti “kemenangan”. Bukti
awal mengenai keberadaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta
Tiongkok I-tsing menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal
selama 6 bulan. Prasasti paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad
ke-7 yaitu Prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertarikh 682.
Sriwijaya
(Srivijaya) adl kerajaan maritim yg kuat di pulau Sumatera dan berpengaruh di
Nusantara daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi Kamboja Thailand Semenanjung
Malaya Sumatera Jawa Kalimantan dan Sulawesi.
Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahan mulai menyusut dikarenakan beberapa
peperangandiantara serangan dari raja Dharmawangsa dari Jawa ditahun 990 dan
tahun 1025 serangan Rajendra Coladewa dari Koromandel selanjut tahun 1183
Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya. Dan di akhir masa kerajaan ini
takluk di bawah kerajaan majahpait
Sriwijaya
menjadi simbol kebesaran Sumatera awal dan kerajaan besar Nusantara selain
Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20 kedua kerajaan tersebut menjadi
referensi olehkaum nasionalis utk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu
kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.
Sriwijaya
disebut dgn berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau
San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya
disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebut Zabaj dan Khmer menyebut
Malayu.Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau
Sabadeibei yg berkaitan dgn Sriwijaya.
Eksistensi
Sriwijaya diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George
Cœdès dari École française d’Extrême-Orient. Sekitar tahun 1992 hingga 1993
Pierre-Yves Manguin membuktikan bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi
antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatra Selatan
Indonesia). Namun Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak di
provinsi Jambi sekarang yaitu pada kawasan sehiliran Batang Hari antara Muara
Sabak sampai ke Muara Tembesi.
Pembentukan dan Pertumbuhan Kerajaaan Sriwijaya
Kerajaan
Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini
tak memperluas kekuasaan diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara dgn
pengecualian berkontribusi utk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat.
Sekitar tahun 500 akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang
Sumatera. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama daerah ibukota muara yg
berpusatkan Palembang lembah Sungai Musi yg berfungsi sebagai daerah pendukung
dan daerah-daerah muara saingan yg mampu menjadi pusat kekuasan saingan.
Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yg berharga utk pedagang
Tiongkok Ibukota diperintah secara langsung oleh penguasa sementara daerah
pendukung tetap diperintah oleh datu setempat.
Ekspansi
kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan Sriwijaya mengontrol dua
pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi ditemukan
reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7
pelabuhan Cham di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang
dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut Maharaja Dharmasetu melancarkan
beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi
sungai Mekong di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya
meneruskan dominasi atas Kamboja sampai raja Khmer Jayawarman II pendiri
imperium Khmer memutuskan hubungan dgn kerajaan di abad yg sama.
DariPrasasti
Kedukan Bukit pada tahun 682 di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa
Kerajaan Minanga takluk di bawah imperium Sriwijaya. Penguasaan atas Malayu yg
kaya emas telah meningkatkan prestise kerajaan.
BerdasarkanPrasasti
Kota Kapur yg yg berangka tahun 682 dan ditemukan di pulau Bangka Pada akhir
abad ke-7 kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera pulau Bangka
dan Belitung hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Jayanasa telah
melancarkan ekspedisi militer utk menghukum Bhumi Jawa yg tak berbakti kepada
Sriwijaya peristiwa ini bersamaan dgn runtuh Tarumanagara di Jawa Barat dan
Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yg kemungkinan besar akibat serangan
Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan
maritim di Selat Malaka Selat Sunda Laut China Selatan Laut Jawa dan Selat
Karimata.
Abad
ke-7 orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan di Sumatera yaitu
Malayu dan Kedah dan tiga kerajaan di Jawa menjadi bagian kemaharajaan
Sriwijaya. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa antara lain
Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan
pada masa ini pula wangsa Melayu-Budha Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan
berkuasa disana. Di abad ini pula Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi
bagian kerajaan. Di masa berikut Pan Pan dan Trambralinga yg terletak di
sebelah utara Langkasuka juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Di abad ke-9
wilayah kemaharajaan Sriwijaya meliputi Sumatera Sri Lanka Semenanjung Malaya
Jawa Barat Sulawesi Maluku Kalimantan dan Filipina. Dengan penguasaan tersebut
kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yg hebat hingga abad ke-13.
Setelah
Dharmasetu Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792
sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yg ekspansionis Samaratungga tak melakukan
ekspansi militer tetapi lbh memilih utk memperkuat penguasaan Sriwijaya di
Jawa. Selama masa kepemimpinan ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yg
selesai pada tahun 825.
Budha Vajrayana di Kerajaan Sriwijaya
Sebagaipusat
pengajaran Budha Vajrayana Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari
negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-tsing yg melakukan
kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studi di Universitas Nalanda India pada
tahun 671 dan 695 serta di abad ke-11 Atisha seorang sarjana Budha asal
Benggala yg berperan dalam mengembangkan Budha Vajrayana di Tibet. I-tsing
melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha sehingga
menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Pengunjung yg datang ke pulau ini
menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Ajaran Buddha
aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya.
Relasi Kerajaan Sriwijaya dgn Kekuatan Regional
Dari
catatan sejarah danbukti arkeologi dinyatakan bahwa pada abad ke-9 Sriwijaya
telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara
antara lain Sumatera Jawa Semenanjung Malaya Kamboja dan Vietnam Selatan .
Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda menjadikan Sriwijaya sebagai
pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yg mengenakan biaya
atas tiap kapal yg lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaan sebagai pelabuhan
dan gudang perdagangan yg melayani pasar Tiongkok dan India.
Pada
masa awalKerajaan Khmer juga menjadi daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan
mengklaim bahwa Chaiya di propinsi Surat Thani Thailand Selatan sebagai ibu
kota terakhir kerajaan tersebut pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda
Borom That yg bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya Chaiya terbagi
menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya Thatong (Kanchanadit) dan Khirirat
Nikhom.
Sriwijaya
juga berhubungan dekat dgn kerajaan Pala di Benggala dan sebuah prasasti
berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputra mendedikasikan seorang biara kepada
Universitas Nalada Pala. Relasi dgn dinasti Chola di India selatan cukup baik
dan kemudian menjadi buruk setelah Rajendra Coladewa naik tahta dan melakukan
penyerangan di abad ke-11.
Minanga
merupakan kekuatan pertama yg menjadi pesaing Sriwijaya yg akhir dapat
ditaklukkan pada abad ke-7. Kerajaan Melayu ini memiliki pertambangan emas
sebagai sumber ekonomi dan kata Swarnnadwipa (pulau emas) mungkin merujuk pada
hal ini. Dan kemudian Kedah juga takluk dan menjadi daerah bawahan.
Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Pada
paruh pertama abad ke-10 diantara kejatuhan dinasti Tang dan naik dinasti Song
perdagangan dgn luar negeri cukup marak terutama Fujian kerajaan Min dan negeri
kaya Guangdong kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan
keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903 penulis muslim Ibnu
Batutah sangat terkesan dgn kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan
meliputi Palembang (khusus Bukit Seguntang) Muara Jambi dan Kedah. Di tahun 902
Sriwijaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir dinasti
Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur Tiongkok utusan
itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa pada masa-masa itu
Sriwijaya sudah berhubungan dgn Arab yg memungkinkan Sriwijaya sudah masuk
pengaruh Islam di dalam kerajaan.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Rajendra
Coladewa pada tahun 1025 raja Chola dari Koromandel India selatan menaklukkan
Kedah dan merampas dari Sriwijaya. Kemudian Kerajaan Chola meneruskan
penyerangan dan berhasil penaklukan Sriwijaya selama beberapa dekade berikut
keseluruh imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun
demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yg
ditaklukan utk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi
tersebut akhir mengakibatkan melemah hegemoni Sriwijaya dan kemudian beberapa
daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri dan kemudian muncul Kerajaan
Dharmasraya sebagai kekuatan baru dan kemudian mencaplok kawasan semenanjung
malaya dan sumatera termasuk Sriwijaya itu sendiri.
Istilah
San-fo-tsi terutama pada tahun 1225 tak lagi identik dgn Sriwijaya melainkan
telah identik dgn Dharmasraya dimana pusat pemerintahan dari San-fo-tsi telah
berpindah jadi dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut merupakan
daftar jajahan kerajaan Dharmasraya yg sebelum merupakan daerah bawahan dari
Sriwijaya dan berbalik menguasai Sriwijaya beserta daerah jajahan lainnya.
Antara tahun 1079 - 1088 kronik Tionghoa masih mencatat bahwaSan-fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita Cina yg berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi yg merupakan surat dari putri raja yg diserahi urusan negara San-fo-tsi serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan dgn pengiriman utusan selanjut di tahun 1088.
Antara tahun 1079 - 1088 kronik Tionghoa masih mencatat bahwaSan-fo-ts’i masih mengirimkan utusan dari Jambi dan Palembang. Dalam berita Cina yg berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 mengirim utusan dimana pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi yg merupakan surat dari putri raja yg diserahi urusan negara San-fo-tsi serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan rumbia dan 13 potong pakaian. Dan kemudian dilanjutkan dgn pengiriman utusan selanjut di tahun 1088.
Berdasarkan
sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yg ditulis pada tahun 1178 Chou-Ju-Kua
menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yg sangat
kuat dan kaya yakni San-fo-ts’i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa
rakyat memeluk agama Budha dan Hindu sedangkan rakyat San-fo-ts’i memeluk Budha
dan memiliki 15 daerah bawahan yg meliputi; Pong-fong (Pahang) Tong-ya-nong
(Terengganu) Ling-ya-si-kia (Langkasuka) Kilantan (Kelantan) Fo-lo-an (muara
sungai Dungun daerah Terengganu sekarang) Ji-lo-t’ing (Cherating pantai timur
semenanjung malaya) Ts’ien-mai (Semawe pantai timur semenanjung malaya) Pa-t’a
(Sungai Paka pantai timur semenanjung malaya) Tan-ma-ling (Tambralingga Ligor
selatan Thailand) Kia-lo-hi (Grahi Chaiya sekarang selatan Thailand)
Pa-lin-fong (Palembang) Kien-pi (Jambi) Sin-t’o (Sunda) Lan-wu-li (Lamuri di
Aceh) and Si-lan (Kamboja).
DalamKidung
Pamacangah dan Babad Arya Tabanan juga disebut ‘Arya Damar’ sebagai bupati
Palembang yg berjasa membantu Gajah Mada dalam menaklukkan Bali pada tahun 1343
Prof. C.C. Berg menganggap identik dgn Adityawarman. Dan kemudian pada tahun
1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura sesuai dgn
manuskrip yg terdapat pada bagian belakang Arca Amoghapasa. Kemudian dari Kitab
Undang-Undang Tanjung Tanah yg kemungkinan ditulis sebelum pada tahun 1377 juga
terdapat kata-kata bumi palimbang.
Pada
tahun 1275 Singhasari penerus kerajaan Kediri di Jawa melakukan suatu ekspedisi
dalam Pararaton disebut semacam ekspansi dan menaklukan bhumi malayu yg dikenal
dgn nama Ekspedisi Pamalayu yg kemudian Kertanagara raja Singhasari menghadiahkan
Arca Amoghapasa kepada Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa raja Melayu di
Dharmasraya seperti yg tersebut dalam Prasasti Padang Roco. Dan selanjut pada
tahun 1293 muncul Majapahit sebagai pengganti Singhasari dan setelah Ratu
Tribhuwana Wijayatunggadewi naik tahta memberikan tanggung jawab kepada
Adityawarman seorang peranakan Melayu dan Jawa utk kembali menaklukkan
Swarnnabhumi pada tahun 1339. Dan dimasa itu nama Sriwijaya sudah tak ada
disebut lagi tapi telah diganti dgn nama Palembang hal ini sesuai dgn
Nagarakretagama yg menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit.
Perdagangan Kerjaaan Sriwijaya
Dalam
perdagangan Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan
Tiongkok yakni dgn penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab
mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kamper kayu gaharu
cengkeh pala kepulaga gading emas dan timah yg membuat raja Sriwijaya sekaya
raja-raja di India. Kekayaan yg melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya
membeli kesetiaan dari vassal-vassal di seluruh Asia Tenggara.
Pengaruh Budaya dan Agama Islam
Kerajaan
Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India pertama oleh budaya Hindu dan
kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Agama Buddha diperkenalkan di
Sriwijaya pada tahun 425 Masehi. Sriwijaya merupakan pusat terpenting agama
Buddha Mahayana. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui
perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9. Sehingga
secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu dan kebudayaan Melayu
di Nusantara.
Sangat
dimungkinkan bahwa Sriwijaya yg termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di
Asia Tenggara sekaligus sebagai pusat pembelajaran agama Budha juga ramai
dikunjungi pendatang dari Timur Tengah dan mulai dipengaruhi oleh pedagang dan
ulama muslim. Sehingga beberapa kerajaan yg semula merupakan bagian dari
Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di
Sumatera kelak disaat melemah pengaruh Sriwijaya.
Pengaruh
orang muslim Arab yg banyak berkunjung di Sriwijaya raja Sriwijaya yg bernama
Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan
kehidupan sosial Sriwijaya adl masyarakat sosial yg di dalam terdapat
masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya
berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Bahkan disalah satu naskah surat
adl ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dgn permintaan
agar khalifah sudi mengirimkan da’i ke istana Sriwijaya.
Warisan Sejarah Kemaharajaan Sriwijaya
Berdasarkan
Hikayat Melayu pendiri Kesultanan Malaka mengaku sebagai pangeran Palembang
keturunan keluarga bangsawan Palembang dari trah Sriwijaya. Hal ini menunjukkan
bahwa pada abad ke-15 keagungan gengsi dan prestise Sriwijaya tetap dihormati
dan dijadikan sebagai sumber legitimasi politik bagi penguasa di kawasan ini.
Nama
Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota
dan nama ini telah melekat dgn kota Palembang dan Sumatera Selatan.Universitas
Sriwijaya yg didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan
Sriwijaya. Demikian pulaKodam Sriwijaya (unit komando militer) PT Pupuk
Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan)Sriwijaya Post (Surat kabar
harian di Palembang) Sriwijaya TV Sriwijaya Air (maskapai penerbangan) Stadion
Gelora Sriwijaya dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang) semua
dinamakan demikian utk menghormati memuliakan dan merayakan kegemilangan
kemaharajaan Sriwijaya.
Di
samping Majapahit kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai
sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia.Kegemilangan
Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah khusus
bagi penduduk kota Palembang provinsi Sumatera Selatan dan segenap bangsa
Melayu. Bagi penduduk Palembang keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi
seni budaya seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yg sama
juga berlaku bagi masyarakat Thailand Selatan yg menciptakan kembali tarian
Sevichai (Sriwijaya) yg berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.
Raja-raja Sriwijaya : Para Maharaja Sriwijaya
Tahun
|
Nama
Raja
|
Ibukota
|
Catatan
Sejarah
|
671
|
Dapunta Hyang Sri Jayanasa
|
Srivijaya
|
Catatan perjalanan I-tsing di tahun
671-685Prasasti Kedukan Bukit (683) Talang Tuo (684) dan Kota Kapur
Penaklukan Malayu penaklukan Jawa
|
702
|
Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo
|
SrivijayaShih-li-fo-shih
|
Utusan ke Tiongkok 702-716 724Utusan ke
Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
|
728
|
Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong
|
SrivijayaShih-li-fo-shih
|
Utusan ke Tiongkok 728-742
|
743-760
|
Tidak ada berita pada periode ini
|
||
Pindah ke Jawa
|
Wangsa Sailendra mengantikan Wangsa
Sanjaya
|
||
760
|
Maharaja WisnuDharmmatunggadewa
|
Jawa
|
Prasasti Ligor A menaklukkan Kamboja.
|
775
|
Dharanindra Sanggramadhananjaya
|
Jawa
|
Prasasti Candi Kalasan 778
|
782
|
Samaragrawira
|
Jawa
|
Prasasti Nalanda
|
792
|
Samaratungga
|
Jawa
|
Prasasti Karang Tengah tahun 824.825
menyelesaikan pembangunan candi Borobudur
|
Kebangkitan Wangsa Sanjaya Rakai Pikatan
|
|||
835
|
Balaputradewa
|
SrivijayaSuwarnabhumi
|
Kehilangan kekuasaan di Jawa dan kembali
ke SrivijayaPrasasti Nalanda (860)
|
860-960
|
Tidak ada berita pada periode ini
|
||
960
|
Sri
UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
|
SrivijayaSan-fo-ts’i
|
Utusan ke Tiongkok 960 & 962
|
980
|
Hie-tche (Haji)
|
SrivijayaSan-fo-ts’i
|
Utusan ke Tiongkok 980 & 983
|
988
|
Sri
CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
|
SrivijayaSan-fo-ts’i
|
Utusan ke Tiongkok 988-992-1003990 Jawa
menyerang Srivijaya pembangunan kuil utk Kaisar China Prasasti Tanjore atau
Prasasti Leiden (1044) pemberian anugrah desa oleh raja-raja I
|
1008
|
Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
|
SrivijayaSan-fo-ts’i
|
Utusan ke Tiongkok 1008
|
1017
|
Sumatrabhumi
|
SrivijayaSan-fo-ts’i
|
Utusan ke Tiongkok 1017
|
1025
|
Sangramavijayottungga
|
SrivijayaSan-fo-ts’i
|
Diserang oleh Rajendra ColadewaPrasasti
Chola pada candi Rajaraja Tanjore
|
1028
|
Dibawah Dinasti Rajendra Coladewa dari
Koromandel
|
||
1079
|
Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
|
PalembangPa-lin-fong
|
Utusan ke Tionkok 1079Memperbaiki candi
Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)
|
1100
|
Rajendra II
|
PalembangPa-lin-fong
|
|
1156
|
Rajendra III
|
PalembangPa-lin-fong
|
Piagam Larger Leyden Plates
|
1183
|
Dibawah Dinasti Mauli Kerajaan Melayu
|
||
1183-1286
|
Srimat Trailokyaraja Maulibhusana
Warmadewa
|
Dharmasraya
|
Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan
Thailand
|
1286-1293
|
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
|
Dharmasraya
|
Prasasti Padang Roco tahun 1286 di
Siguntur
|
1293-1339
|
Tidak ada berita pada periode ini
|
||
1339
|
Palembang
|
Dibawah Dinasti Majapahit
|
|
1347
|
Srimat Sri Udayadityawarma
Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa
|
Malayapura
|
Kembali dibawah Dinasti Mauli
|
1409
|
Penaklukan kembali oleh Majapahit
sebagian dari bangsawan pindah ke Tumasik atau Malaka
|
Referensi:
Buku:
·
Judul
Sriwijaya No. ISBN 9789798451621 Penulis Prof.Dr. Slamet
Muljana Penerbit Lkis tanggal
terbit 2006 Jumlah Halaman - Berat Buku - Jenis Cover -
Dimensi(L x P) - Kategori Sejarah Indonesia Bonus - Text Bahasa
Indonesia ·
· D. G. E. Hall,
A History of South-east Asia. London: Macmillan, 1955.
· D. R.
SarDesai. Southeast Asia: Past and Present. Boulder: Westview Press,
1997
·
id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
·
jambitourism.co.id/tag/penemuan-kapal-sriwijaya
·
www. wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar