ARTIKEL
DIORAMA Ke-5 MONUMEN NASIONAL
“CANDI
JAWI”
RIZKI
ANNISA
NO.REG
4423125299
D3
USAHA JASA PARIWISATA
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2012
Monument Nasional
Sejarah Monument nasional terletak di JL Medan Merdeka , Jakarta pusat . monas didirikan pada tanggal 17 agustus 1961 – 1967 yang digagasi oleh Ir Soekarno dengan arsitek Ir. Sudarsono dan penasehantnya professor Dr.Ir Roseno dengan biaya 7 miliyar . Luas area monas 80 hektar dan tinggi monas 13,5 meter dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 juli 1975 oleh Gubernur jakarta bapak Ali Sadikin. Bentuk bangunan monas iini seperti lingga dan joni yaitu mempunyai arti perpasangan seperti laki-laki dan perempuan yang melambangkan keabadian .
Bagian – bangian monas
1.
Ruang museum sejarah : 3 meter dibawah tanah ,lebar 80x80, tinggi
8 meter dan terdapat 51 diorama
2.
Ruang kemerdekaan : terdapat 4 (empat) atribut berlapis emas 22 kg serta
bisa mendengarkan rekaman isi teks proklamasi kemerdekaan oleh Ir Soekarno.
3.
Ruang pelataran cawan : tinggi 17 meter , lebar
45x45 meter dan di sini dapat melihat 100 juta pohon dihalaman monas
4.
Pelataran puncak :mempunyai tinggi 17 meter dan lebar 11x11
meter . disini kita bisa melihat
pemandangan dari kota Jakarta
5.
Lidah api :
mempunyai tinggi 14 meter , dibuat dari 40 ton perunggu dan dilapisi emas 50 kg
lalu terdiri dari 77 bagian yang disatukan dan seperti berbentuk nyala api yang
tidak pernah padam . hal ini samanya dengan tekad dan perjuangan bangsa
Indonesia yang tidak pernah padam .
Terdapat
patung sebagai symbol penghormatan seperti :
-
Di sebelah utara : patung pangeran diponogoro ( kemegahan ) dan patung
khairil anwar seorang puisiwan maka terdapat teater terbuka.
-
-
Di sebelah Barat : patung Muhammad Husni Thamrin (pahlawan Jakarta)dan
terdapat air mancur pesona monas.
-
-
Di sebelah Selatan :patung IKADA ( mengenang rapat raksasa 19 september 1945)
-
-
Di
sebelah Timur : patung Raden Ajeng
Kartini (pahlawan emansipasi wanita )
Pada kesempatan ini saya menerangkan
tentang salah satu diorama ke 5 yaitu diorama “ Candi Jawi perpaduan antara
sivaisme – buddist”sebagai alat atau bahan tambahan refrensi dan tugas UTS
MASUKNYA AGAMA HINDU DAN BUDHA KE NUSANTARA
Agama
Hindu
agama hindu diperkirakan ada antara tahun
3102 sebelum SM 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan
hingga kini. Agama hindu berkembang pertama kali di lembah sungai shindu di
india, yaitu tempat Maha Resi Agastya menerima wahyu dari Hyang Widhi dan
dijadikan ke dalam bentuk kitab suci Weda dan setelah itu ajaran agama hindu
menyebar keseluruh plosok dunia.
Ada beberapa teori tentang masuknya agama hindu di nusantara :
-
Krom dari
belanda, dengan teori waisya
waisya adalah golongan pedagang di satuan kasta dalam agama hindu dan agama hindu menyebar akibat perdamaian perdagan
waisya adalah golongan pedagang di satuan kasta dalam agama hindu dan agama hindu menyebar akibat perdamaian perdagan
-
Mookerjee
dari india
Pedagang india mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat
untuk memajukan usahanya lalu agama hindu pun menyebar dari orang india
tersebut
-
Moens dan
Bosch dari belanda
Pengaruh kebudayaan Agama hindu dibawa oleh para rohaniwan hindu india
ke indonesia
-
Masuknya
agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal abad 4 masehi, dengan diketemukannya
tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai /mataram di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan
keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa:
"Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh
Mulawarman". Raja mulawarman beragama hindu
Agama Budha
Belum
diketahui secara pasti kapan pertama kali Ajaran Budha masuk ke
Indonesia,walapun nama pulau jawa sebagai “Labadiu” telah dikenal oleh ptolemi
, yitu seorang ahli ilmu bumi di Ishkandariah pada tahun 1300 M. dalam kitab
Ramayana mengatakan bahwa Hanoman datang ke Javadwipa mencari Dewi Sinta,dikatakan
terdapat tujuh kerajaan,pulau emas dan perak ,kaya dengan tambang-tambang
emas,tetapi tidak menyebut agama yang terdapat disana.
Pada
abad pertama masehi sudah dikenal “Javadwipa” yang meliputi jawa dan sumatera
sekarang. “Suvarnadwipa” untuk nama pulau sumatera. Dapat disimpulkan bahawa
sebelum abad kedua masehi, sudah terdapat hubungan antara india dengan
kepulauan nusantara.
Kedatangan
Fa-Hien pada tahun 414 ke pulau jawa dalam perjalanan kembali ke china melali
laut setelah mengunjungi india selama enam tahun dan telah membuka sisi
kegelapan di tanah jawa , ia tinggal 5 bulan di pulau jawa dan dalam catatannya
mengatakan bahwa banyak terdapat penganut agama Brahmana tetapi sedikit
penganut ajaran budha dan tidak menarik untuk dicatatat.
Atas
usaha Bhikku Gunawarman pada tahun 423 M ajaran budha pun berkembang di jawa.
Gunawarman adalah putera raja Kashmir yang melepaskan tahta untuk menjadi
Bhikkhu , awalnya ia pergi ke Srilangka dan kemudian ke She-Po atau jawa dan
berhasil mengembangkan agama budha.
Definisi candi
Terdapat dua kata yang digunakan untuk kuil
yaitu, Biara dan Candi . biara digunakan di daerah Sumatra tengah dan selatan
untuk menyebutkan reruntuhan bangunan budha . sementara candi digunakan di
daerah jawa ,candi dikaitkankan dengan tempat-tempat suci yang digunakan untuk
mengagunggkan para penguasa dan dewa.
Candi adalah sebuah sarana yang digunakan
para Raja Jawa untuk mempertahankan kekuasaannya atas para yasaalnya, oleh
karena itu pembangunannya lebih bersifat politisi daripada religius. Candi juga
menguatkan kekuatan spiritual dari para penguasanya.
Arsitektur candi bervariasi secara cukup
signifikan seperti dipulai jawa desain bangunannya kompleks sementara di
summatra bangunannya lebih sederhana. Material atap dan kerangka yang digunakan
berfariasi seperti batu,kayu,ilalang,dan batu bata.
Proses
Konstruksi Candi di jawa
Raja yang ingin membangun atau membuat
candi haruslah menyewa para tukang “silpin” yang dipimpin oleh seorang arsitek
“sthapaka” yang berpengalaman dalam praktek magis dan ahli tentang sutra-sutra.
Si arsitek harus mengikuti aturan yang ketat yang diwariskan oleh arsitektur
india “Manasara silpasatra” huku ini
tidak terpaku oleh arsitektur fisik tetapi pada aspek-aspek ritual dan magis
oleh karena itu , para arsitektur dari asia tenggara bebas membuat desain
strukturnya.
Upacara pensucian pun dilaksanakan diikuti
oleh pembajakan dan menanaman benih candi yang khusus bernama “Garbhapatra”
terdiri dari benih tanaman,permata,sebongkah
logam dan elemen-elemen berharga lainnya. Selama upacara ini raja akan membagi
kepingan-kepingan emas secara royal bagi semua yang hadir setelah upacara
selesai maka pembangunan dimulai disekitar
batu suci atau disebuah lubang dimana sebuah kotak yang bernama
“periphit” diturunkan. Patung dan dewa biasanya ditempatkan di lubang ini.
CANDI
JAWI
Candi
ini terletak di kaki bukit Welirang , candi Wates Desa, kecamatan Prigen,
kabupaten Pasruan , sekotar 31 km dari kota Pasuruan atau terletak dipinggiran
jalan menuju Tretes. Berjarak sekitar 7 km dari Tretes.
Candi ini masih utuh setelah restotasi. Pemugaran
kedua dari Candi Jawi dilakukan antara 1938 dan 1941. Pekerjaan pernah
dihentikan karena ada batu yang banyak hilang , dan selesai antara 1975 dan
1980.
Sejarah
candi
Raja jawa “ Kertanagara yang dikenal dengan nama
siwabuddha yaitu raja janggala dan pangjalu, ia memerangi kaum pemberontak Bhayaraja
tahun 1270 M dan Mahisha Rangkah pada tahun 1280 M. saat kemerosotan Sriwijaya
lalu mengirim ekspedisi militer ke barat dan menguasai jawa atas
melayu,sunda,Madura,dan semenanjung tanah melayu. Negeri – negeri bawahan
kratanagara disebut Negarakertagama.
Kertanegara didharmakan sebagai siwa di candi Jawi sebagai Bhairawa yaitu salah satu perwujudan Siwa yang
digambarkan sebagai raksasa yang sangat menakutkan, serta sebagai Wairocana
Locana yaitu Dhyani Budha yang tertinggi dalam sistim agama Budha di Sagala.
Arca Kertanegara sebagai Siwa-Budha juga ditemukan di kota Surabaya, oleh
masyarakat disebut Arca Joko Dolog.
Negarakertagama menyebutkan bahwa candi jawi
dibangun oleh raja terakhir kerajaan singasari, kertanegara sebagai kuil
pemujaan untuk siwa dan pengikut. Raja kertanegara adalah seorang pengikut
budha dan menjadi sebuah kuil ibadah . candi jawi juga merupakan tempat abu
kertanegara disimpan. Sebenarnya agak aneh karena faktanya candi jawi terletak cukup jauh dari pusat
kerajaan singasari. Tetapi karena orang0orang di daerah yang begitu setia
kepada raja mereka dan banyak dari mereka yang pengikut shivaisme (budha). Hal
ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebgai Raden Wijaya, melarikan diri setelah
Kertanegara digulingkan oleh raja Jayakatawang dari Kediri, ia pernah
bersembunyi di daerah ini sebelum mengambil perlindungan ke Madura.
Pada tahun 1292 M setelah ekspedisi Pamalayu,
Jayakatwang dibantu Wiraraja melakukan
penyerangan terhadap kerajaan singasari. Menghadapi serangan yang mendadak tersebut
raja kertanegara gugur bersama beberapa pejabat kerajaan.
Kertanagara menemui ajalnya dalam keadaan yang
sangat menyedihkan ,ia telah mengangkat orang biasa yaitu Arya Wiraraja tetapi
merasa tidak yakin maka ia dipindahkan ke timur pulau Madura . Saat itu di
Kediri yang berkuasa adalah Jayakatwang keturunan Kertajaya Raja Kediri yang
tewas ketika berperang melawan Ken Arok raja Tumapel (Singosari) pada tahun
1222 M. Jayakatwang pada dasarnya adalah seorang ksatria yang sangat setia pada
agama dan tidak ingin merebut kembali tahta leluhurnya yang dikuasai oleh
Kertanegara.
Bentuk
bangunan candi
Candi ini mempunyai karakteristik salah satunya
adalah penggunaan dua jenis batu sebagai bahan konstruksi. Dari dasar ke
beranda candi menggunakan baru berwarna gelap , tubuh menggunakan batu putih,
sementara atap menggabungkan batu berwarna gelap dan putih. Negarakertagama
menyebutkan bahwa pada tahun jawa 1253 “chronogram” candi disambar petir. Dalam
insiden itu patung Maha Aksobaya menghilang. Hilangnya patung telah membuat
raja Hayam wuruk sedih ketika raja mengunjungi kuil. Setahun setelah kejadian
itu candi jawi pun dibangun kembali.
Dari candi jawi ke arah utara tampak pemandangan
Gunung Penanggungan yang memiliki bentuk runcing menyerupai gunung semeru. Ke
arah selatan terdapat pemandangan gunung Arjuna dan Welirang. Candi jawi adalah
bangunan dengan perpaduan antara Siwaisme dan Budhisme seperti kepercayaan yang
dianut oleh raja Kertanegara.
Cabdi jawi memiliki luas sekitar 40x60 m2. Candi ini
dikelilingi oleh parit dan memiliki bunga lotus. Candi ini memliki tinggi
sekitar 24,5 meter, panjang 14,2 m dan lebar 9,5. Candi ini berbentuk ramping
dan seperti candi prambanan di jawa tengah , sedangkan atapnya menunjuk
piramida adalah kombinasi antara stupa dan kubus.
Candi duduk terukir dalam menghidupkan kembali yang
menggambarkan sebuah kisah tentang seorang wanita bermeditasi atau bertapa.
Tangga yang relative sempit diposisikan tepat didepan pintu masuk ke graba grha
yaitu ruang dalam tubuh candi. Ukiran rinci menghiasi pegangan tangan kiri dan
tangan kanan tangga ke beranda, sementara pegangan tangan dari tangga beranda
ke lantai candi dihiasi dengan beberapa gambar bertelinga panjang tokoh hewan.
Tubuh candi dikelilingi oleh beranda yang cukup
luas. Tampak bahwa dahulu ada sebuah patung didalam kuil. Kusen pintu yang
polos tanpa ukiran, tetapi relif kalamakara dengan sepasang taring , rahang
bawah dan dekorasi pada rambut yang diukir di atas pintu untuk mengisi ruang
antara pintu dan atap. Ada ceruk pada masing-masing sisi kiri dan kanan pintu
untuk menempatkan patung. Kusen atas setiap relung dihiasi dengan ukiran kepala
makhluk bertaring dan bertanduk.
Ruang dalam tubuh candi saat ini dalam kososng. Negarakertagama
menyebutkan bahawa didalam candi ada patung siwa dengan Aksobaya pada
mahkotanya. Buku ini juga menyebutkan bahwa ada sejumlah patung dewa siwa dalam
system kepercayaan, seperi nandiswara ,durga,ganesha,nandi,dan patung-patung
brahma. Tidak ada satu pun dari patung tetap berada di tempat mereka. Menurut
masyarakat setempat patung durga kini dismpan di Museum Empu Tantular,
Surabaya.
Di dinding luar tubuh candi dihiasi relief, yang sampai hari ini belum ada yang dapat mengetahuinya. Hal ini disebakan oleh ukiran yang terlalu tipis, atau karena ada kekurangan dalam mendukung infoemasi seperti batu pahatan atau script. Negarakertagama yang menceritakan candi ini secara rinci ,tidak menyebutkan apapun tentang relief. Menurut juru kunci candi, relief harus dibaca menggunakan teknik prasawiya yaitu berlawanan arah jarum jam membaca , mirip dengan yang digunakan dalam membaca relief candi kidal. Menurut gatekeeper, telief terukir di sisi barat dinding utara menggambarkan peta candid an daerah sekitarnya. Jika dilihat relief mengabarkan seorang pria yang akan melakukan pradaksina, upacara yang berkaitan dengan ibadah tuhan yaitu Dewayajna dan dapat disimpulkan candi tersebut adalah candi pemujaan.
sebuah aliran kecil yang memisahkan halaman belkang candi , yang diatur lebar dan teratur dari daerah pemikiman. Di sudut selatan halaman , ada konstruksi yang hancur dari batu bata merah,yang mungkin merupakan gerbang atau gapura. Namun , tidak ada catatan yang tersedia mengenai bentuk aslinya dan fungsinya.
Di dinding luar tubuh candi dihiasi relief, yang sampai hari ini belum ada yang dapat mengetahuinya. Hal ini disebakan oleh ukiran yang terlalu tipis, atau karena ada kekurangan dalam mendukung infoemasi seperti batu pahatan atau script. Negarakertagama yang menceritakan candi ini secara rinci ,tidak menyebutkan apapun tentang relief. Menurut juru kunci candi, relief harus dibaca menggunakan teknik prasawiya yaitu berlawanan arah jarum jam membaca , mirip dengan yang digunakan dalam membaca relief candi kidal. Menurut gatekeeper, telief terukir di sisi barat dinding utara menggambarkan peta candid an daerah sekitarnya. Jika dilihat relief mengabarkan seorang pria yang akan melakukan pradaksina, upacara yang berkaitan dengan ibadah tuhan yaitu Dewayajna dan dapat disimpulkan candi tersebut adalah candi pemujaan.
sebuah aliran kecil yang memisahkan halaman belkang candi , yang diatur lebar dan teratur dari daerah pemikiman. Di sudut selatan halaman , ada konstruksi yang hancur dari batu bata merah,yang mungkin merupakan gerbang atau gapura. Namun , tidak ada catatan yang tersedia mengenai bentuk aslinya dan fungsinya.
Candi ini berhubungan dengan Candi Jago karena candi
ini dulunya adalah tempat ibadah raja krtanegara.
REFRENSI TUGAS
Buku :
-
Kerajaan – kerajaan awal kepulauan Indonesia dan
semenajung Malaysia “Paul Michel Munoz” tahun 2009
-
AsiaTenggara masa Hidu Buddha
-
Sejarah Nasional Indonesia II “ Marwati Djoened
Poesponegoro Nugroho Notosusanto” tahun 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar