Rabu, 09 Januari 2013

uts rizki annisa



ARTIKEL DIORAMA Ke-5 MONUMEN NASIONAL
“CANDI JAWI”




RIZKI ANNISA
NO.REG 4423125299
D3 USAHA JASA PARIWISATA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012

Monument Nasional
Sejarah
Monument nasional terletak di  JL Medan Merdeka , Jakarta pusat . monas didirikan pada tanggal 17 agustus 1961 – 1967 yang digagasi oleh Ir Soekarno dengan arsitek Ir. Sudarsono dan penasehantnya professor Dr.Ir Roseno dengan biaya 7 miliyar . Luas area monas 80 hektar dan tinggi monas 13,5 meter  dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 juli 1975 oleh Gubernur jakarta bapak Ali Sadikin. Bentuk bangunan monas iini seperti lingga dan joni yaitu mempunyai arti perpasangan seperti laki-laki dan perempuan yang melambangkan keabadian .
Bagian – bangian monas
1.      Ruang museum sejarah            : 3 meter dibawah tanah ,lebar  80x80, tinggi  8 meter dan terdapat 51 diorama
2.      Ruang kemerdekaan               : terdapat 4 (empat) atribut berlapis emas 22 kg serta bisa mendengarkan rekaman isi teks proklamasi kemerdekaan oleh Ir Soekarno.
3.      Ruang pelataran cawan           : tinggi 17 meter , lebar 45x45 meter dan di sini dapat melihat 100 juta pohon dihalaman monas
4.      Pelataran puncak                    :mempunyai tinggi 17 meter dan lebar 11x11 meter  . disini kita bisa melihat pemandangan dari kota Jakarta
5.      Lidah api                                 : mempunyai tinggi 14 meter , dibuat dari 40 ton perunggu dan dilapisi emas 50 kg lalu terdiri dari 77 bagian yang disatukan dan seperti berbentuk nyala api yang tidak pernah padam . hal ini samanya dengan tekad dan perjuangan bangsa Indonesia yang tidak pernah padam .    
Terdapat patung sebagai symbol penghormatan seperti :
-          Di sebelah utara                       : patung pangeran diponogoro ( kemegahan ) dan patung khairil anwar seorang puisiwan maka terdapat teater terbuka.
-           
-          Di sebelah Barat                       : patung Muhammad Husni Thamrin (pahlawan Jakarta)dan terdapat air mancur pesona monas.
-           
-          Di sebelah Selatan                    :patung IKADA ( mengenang rapat raksasa 19 september 1945)
-           
-           Di sebelah Timur                     : patung Raden Ajeng Kartini (pahlawan emansipasi wanita )          

Pada kesempatan ini saya menerangkan tentang salah satu diorama ke 5 yaitu diorama “ Candi Jawi perpaduan antara sivaisme – buddist”sebagai alat atau bahan tambahan refrensi dan tugas UTS

MASUKNYA AGAMA HINDU DAN BUDHA KE NUSANTARA
Agama Hindu
agama hindu diperkirakan ada antara tahun 3102 sebelum SM 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama hindu berkembang pertama kali di lembah sungai shindu di india, yaitu tempat Maha Resi Agastya menerima wahyu dari Hyang Widhi dan dijadikan ke dalam bentuk kitab suci Weda dan setelah itu ajaran agama hindu menyebar keseluruh plosok dunia.
Ada beberapa teori tentang masuknya agama hindu di nusantara :
-          Krom dari belanda, dengan teori waisya
waisya adalah golongan pedagang di satuan kasta dalam agama hindu dan agama hindu menyebar akibat perdamaian perdagan
-          Mookerjee dari india
Pedagang india mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya lalu agama hindu pun menyebar dari orang india tersebut
-          Moens dan Bosch dari belanda
Pengaruh kebudayaan Agama hindu dibawa oleh para rohaniwan hindu india ke indonesia

-          Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal abad 4 masehi, dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai /mataram di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: "Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman". Raja mulawarman beragama hindu
Agama Budha
Belum diketahui secara pasti kapan pertama kali Ajaran Budha masuk ke Indonesia,walapun nama pulau jawa sebagai “Labadiu” telah dikenal oleh ptolemi , yitu seorang ahli ilmu bumi di Ishkandariah pada tahun 1300 M. dalam kitab Ramayana mengatakan bahwa Hanoman datang ke Javadwipa mencari Dewi Sinta,dikatakan terdapat tujuh kerajaan,pulau emas dan perak ,kaya dengan tambang-tambang emas,tetapi tidak menyebut agama yang terdapat disana.
Pada abad pertama masehi sudah dikenal “Javadwipa” yang meliputi jawa dan sumatera sekarang. “Suvarnadwipa” untuk nama pulau sumatera. Dapat disimpulkan bahawa sebelum abad kedua masehi, sudah terdapat hubungan antara india dengan kepulauan nusantara.
Kedatangan Fa-Hien pada tahun 414 ke pulau jawa dalam perjalanan kembali ke china melali laut setelah mengunjungi india selama enam tahun dan telah membuka sisi kegelapan di tanah jawa , ia tinggal 5 bulan di pulau jawa dan dalam catatannya mengatakan bahwa banyak terdapat penganut agama Brahmana tetapi sedikit penganut ajaran budha dan tidak menarik untuk dicatatat.
Atas usaha Bhikku Gunawarman pada tahun 423 M ajaran budha pun berkembang di jawa. Gunawarman adalah putera raja Kashmir yang melepaskan tahta untuk menjadi Bhikkhu , awalnya ia pergi ke Srilangka dan kemudian ke She-Po atau jawa dan berhasil mengembangkan agama budha.

Definisi candi
Terdapat dua kata yang digunakan untuk kuil yaitu, Biara dan Candi . biara digunakan di daerah Sumatra tengah dan selatan untuk menyebutkan reruntuhan bangunan budha . sementara candi digunakan di daerah jawa ,candi dikaitkankan dengan tempat-tempat suci yang digunakan untuk mengagunggkan para penguasa dan dewa.
Candi adalah sebuah sarana yang digunakan para Raja Jawa untuk mempertahankan kekuasaannya atas para yasaalnya, oleh karena itu pembangunannya lebih bersifat politisi daripada religius. Candi juga menguatkan kekuatan spiritual dari para penguasanya.
Arsitektur candi bervariasi secara cukup signifikan seperti dipulai jawa desain bangunannya kompleks sementara di summatra bangunannya lebih sederhana. Material atap dan kerangka yang digunakan berfariasi seperti batu,kayu,ilalang,dan batu bata.
Proses Konstruksi Candi di jawa
Raja yang ingin membangun atau membuat candi haruslah menyewa para tukang “silpin” yang dipimpin oleh seorang arsitek “sthapaka” yang berpengalaman dalam praktek magis dan ahli tentang sutra-sutra. Si arsitek harus mengikuti aturan yang ketat yang diwariskan oleh arsitektur india “Manasara silpasatra” huku  ini tidak terpaku oleh arsitektur fisik tetapi pada aspek-aspek ritual dan magis oleh karena itu , para arsitektur dari asia tenggara bebas membuat desain strukturnya.
Upacara pensucian pun dilaksanakan diikuti oleh pembajakan dan menanaman benih candi yang khusus bernama “Garbhapatra” terdiri dari  benih tanaman,permata,sebongkah logam dan elemen-elemen berharga lainnya. Selama upacara ini raja akan membagi kepingan-kepingan emas secara royal bagi semua yang hadir setelah upacara selesai maka pembangunan dimulai disekitar  batu suci atau disebuah lubang dimana sebuah kotak yang bernama “periphit” diturunkan. Patung dan dewa biasanya ditempatkan di lubang ini.


CANDI JAWI
Candi ini terletak di kaki bukit Welirang , candi Wates Desa, kecamatan Prigen, kabupaten Pasruan , sekotar 31 km dari kota Pasuruan atau terletak dipinggiran jalan menuju Tretes. Berjarak sekitar 7 km dari Tretes.
Candi ini masih utuh setelah restotasi. Pemugaran kedua dari Candi Jawi dilakukan antara 1938 dan 1941. Pekerjaan pernah dihentikan karena ada batu yang banyak hilang , dan selesai antara 1975 dan 1980.
Sejarah candi
Raja jawa “ Kertanagara yang dikenal dengan nama siwabuddha yaitu raja janggala dan pangjalu, ia memerangi kaum pemberontak Bhayaraja tahun 1270 M dan Mahisha Rangkah pada tahun 1280 M. saat kemerosotan Sriwijaya lalu mengirim ekspedisi militer ke barat dan menguasai jawa atas melayu,sunda,Madura,dan semenanjung tanah melayu. Negeri – negeri bawahan kratanagara disebut Negarakertagama.
Kertanegara didharmakan sebagai siwa  di candi Jawi sebagai Bhairawa  yaitu salah satu perwujudan Siwa yang digambarkan sebagai raksasa yang sangat menakutkan, serta sebagai Wairocana Locana yaitu Dhyani Budha yang tertinggi dalam sistim agama Budha di Sagala. Arca Kertanegara sebagai Siwa-Budha juga ditemukan di kota Surabaya, oleh masyarakat disebut Arca Joko Dolog.
Negarakertagama menyebutkan bahwa candi jawi dibangun oleh raja terakhir kerajaan singasari, kertanegara sebagai kuil pemujaan untuk siwa dan pengikut. Raja kertanegara adalah seorang pengikut budha dan menjadi sebuah kuil ibadah . candi jawi juga merupakan tempat abu kertanegara disimpan. Sebenarnya agak aneh karena faktanya  candi jawi terletak cukup jauh dari pusat kerajaan singasari. Tetapi karena orang0orang di daerah yang begitu setia kepada raja mereka dan banyak dari mereka yang pengikut shivaisme (budha). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebgai Raden Wijaya, melarikan diri setelah Kertanegara digulingkan oleh raja Jayakatawang dari Kediri, ia pernah bersembunyi di daerah ini sebelum mengambil perlindungan ke Madura.
Pada tahun 1292 M setelah ekspedisi Pamalayu, Jayakatwang  dibantu Wiraraja melakukan penyerangan terhadap kerajaan singasari. Menghadapi serangan yang mendadak tersebut raja kertanegara gugur bersama beberapa pejabat kerajaan.
Kertanagara menemui ajalnya dalam keadaan yang sangat menyedihkan ,ia telah mengangkat orang biasa yaitu Arya Wiraraja tetapi merasa tidak yakin maka ia dipindahkan ke timur pulau Madura . Saat itu di Kediri yang berkuasa adalah Jayakatwang keturunan Kertajaya Raja Kediri yang tewas ketika berperang melawan Ken Arok raja Tumapel (Singosari) pada tahun 1222 M. Jayakatwang pada dasarnya adalah seorang ksatria yang sangat setia pada agama dan tidak ingin merebut kembali tahta leluhurnya yang dikuasai oleh Kertanegara.

Bentuk bangunan candi
Candi ini mempunyai karakteristik salah satunya adalah penggunaan dua jenis batu sebagai bahan konstruksi. Dari dasar ke beranda candi menggunakan baru berwarna gelap , tubuh menggunakan batu putih, sementara atap menggabungkan batu berwarna gelap dan putih. Negarakertagama menyebutkan bahwa pada tahun jawa 1253 “chronogram” candi disambar petir. Dalam insiden itu patung Maha Aksobaya menghilang. Hilangnya patung telah membuat raja Hayam wuruk sedih ketika raja mengunjungi kuil. Setahun setelah kejadian itu candi jawi pun dibangun kembali.
Dari candi jawi ke arah utara tampak pemandangan Gunung Penanggungan yang memiliki bentuk runcing menyerupai gunung semeru. Ke arah selatan terdapat pemandangan gunung Arjuna dan Welirang. Candi jawi adalah bangunan dengan perpaduan antara Siwaisme dan Budhisme seperti kepercayaan yang dianut oleh raja Kertanegara.
Cabdi jawi memiliki luas sekitar 40x60 m2. Candi ini dikelilingi oleh parit dan memiliki bunga lotus. Candi ini memliki tinggi sekitar 24,5 meter, panjang 14,2 m dan lebar 9,5. Candi ini berbentuk ramping dan seperti candi prambanan di jawa tengah , sedangkan atapnya menunjuk piramida adalah kombinasi antara stupa dan kubus.
Candi duduk terukir dalam menghidupkan kembali yang menggambarkan sebuah kisah tentang seorang wanita bermeditasi atau bertapa. Tangga yang relative sempit diposisikan tepat didepan pintu masuk ke graba grha yaitu ruang dalam tubuh candi. Ukiran rinci menghiasi pegangan tangan kiri dan tangan kanan tangga ke beranda, sementara pegangan tangan dari tangga beranda ke lantai candi dihiasi dengan beberapa gambar bertelinga panjang tokoh hewan.
Tubuh candi dikelilingi oleh beranda yang cukup luas. Tampak bahwa dahulu ada sebuah patung didalam kuil. Kusen pintu yang polos tanpa ukiran, tetapi relif kalamakara dengan sepasang taring , rahang bawah dan dekorasi pada rambut yang diukir di atas pintu untuk mengisi ruang antara pintu dan atap. Ada ceruk pada masing-masing sisi kiri dan kanan pintu untuk menempatkan patung. Kusen atas setiap relung dihiasi dengan ukiran kepala makhluk bertaring dan bertanduk.
Ruang dalam tubuh candi saat ini dalam kososng. Negarakertagama menyebutkan bahawa didalam candi ada patung siwa dengan Aksobaya pada mahkotanya. Buku ini juga menyebutkan bahwa ada sejumlah patung dewa siwa dalam system kepercayaan, seperi nandiswara ,durga,ganesha,nandi,dan patung-patung brahma. Tidak ada satu pun dari patung tetap berada di tempat mereka. Menurut masyarakat setempat patung durga kini dismpan di Museum Empu Tantular, Surabaya.

Di dinding  luar tubuh candi dihiasi relief, yang sampai hari ini belum ada yang dapat mengetahuinya. Hal ini disebakan oleh ukiran yang terlalu tipis, atau karena ada kekurangan dalam mendukung infoemasi seperti batu pahatan atau script. Negarakertagama yang menceritakan candi ini secara rinci ,tidak menyebutkan apapun tentang relief. Menurut juru kunci candi, relief harus dibaca menggunakan teknik prasawiya yaitu berlawanan arah jarum jam membaca , mirip dengan yang digunakan dalam membaca relief candi kidal. Menurut gatekeeper, telief terukir di sisi barat dinding utara menggambarkan peta candid an daerah sekitarnya. Jika dilihat relief mengabarkan seorang pria yang akan melakukan pradaksina, upacara yang berkaitan dengan ibadah tuhan yaitu Dewayajna dan dapat disimpulkan candi tersebut adalah candi pemujaan.
sebuah aliran kecil yang memisahkan halaman belkang candi , yang diatur lebar dan teratur dari daerah pemikiman. Di sudut selatan halaman , ada konstruksi yang hancur dari batu bata merah,yang mungkin merupakan gerbang atau gapura. Namun , tidak ada catatan yang tersedia mengenai bentuk aslinya dan fungsinya.
Candi ini berhubungan dengan Candi Jago karena candi ini dulunya adalah tempat ibadah raja krtanegara.








REFRENSI TUGAS

Website                       :
Buku                           :
-          Kerajaan – kerajaan awal kepulauan Indonesia dan semenajung Malaysia “Paul Michel Munoz” tahun 2009
-          AsiaTenggara masa Hidu Buddha
-          Sejarah Nasional Indonesia II “ Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto” tahun 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar