UAS SEJARAH INDONESIA
NUANSA RIVALDI
4423126874
Usaha Jasa Pariwisata
JALAN PANJANG MENUJU MERDEKA
Revolusi industri dan persaingan negara negara eropa memunculkan
perlombaan mencari daerah jajahan baru biayaya pendudukan yang sangat besar
memaksa pengusaha kolonial menggunakan segala cara untuk mengisi kasnya. Di
hindia belanda, penguasa meberlakuakan tanam paksa. Sistem yang menguntungkan
ini justru mengundang kecaman di daerah negeri belanda. Maka, politik
eetis pun di hadirkan, dari sini bersemi gerakan kebangsaan indonesia.
Indonesia sempat mengalami pendudukan jepang sebelum merdeka. Republik yang
masih belia diganggu oleh beberapa agresi belanda sebelum kesepakatan damai di
tetapkan sistem perbankan ikut terkena imbas pasaran daerah zaman ini .
A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MEMBURUKNYA KEADAAN EKONOMI DAN
KEUANGAN DI INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN
Di akhir pendudukan jepang
dan pada awal berdirinnya Republik Indonesia, pada saat itu keadaan ekonomi
sedang kacau. Kekacuan tersebut di sebapkan oleh hal hal berikut:
1. Inflasi yang sangat tinggi (Hiper-Inflasi)
Penyebab terjadinya inflasi di karenakan beredarnnya mata uang jepang
yang tak terkendali. Di perkirakan pada saat itu mata uang jepang yang beredar
sekitar 4 milyar. Di perkirakan yang beredar di jawa sekitar 1,6 milyar.
Jumlahnya lalu bertambah besar pada saat tentara sekutu berhasil menduduki
kota-kota besar yang ada di Indonesia dan menguassai bank-bank yanga ada. Dari
bank-bank itu saja sekutu sudah mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 milyar
untuk keperluan operasi bagi tentara sekutu. Akibatnya, kelompok yang paling
tersiksa adalah para petani di sebapkan oleh inflasi. Hal ini bisa terjadi di
karenakan para petani lah yang paling banyak menyimpan mata uang jepang.
Pemerintah Republik
Indonesia yang saat itu baru berusia sangat muda, akhirnya tidak dapat
menghentikan peredaran mata uang Jepang. Di karenakan negara RI yang masih muda
tidak mempunyai mata uang yang baru untuk penggantinnya. Akhirnnya di putuskan
lah tiga mata uang sementara yang berlaku di wilayah RI, yaitu :
a. Mata uang De Javasche Bank,
b. Mata uang pemerintah Hindia Belanda,
c. Mata uang pendudukan Jepang.
Pada akhirnnya, kesulitan
ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI yang
baru saja di lantik Letnan Jendral sir Montagu Stopford mengumumkan bahwa mata
uang NICA kembali berlaku di daerah-daerah yang di duduki oleh sekutu. Mata uang NICA dimaksudkan untuk mengganti mata uang Jepang yang
nilainya pada saat itu sudah sangat turun. Tindakan tersebut diproses oleh Perdana Menteri Syahrir, karena
itu artinya pihak sekutu telah melanggar persetujuan yang telah disepakati
yaitu, tidak akan ada mata uang baru, sebelum perjanjian politik di Indonesia
diselesaikan.
Pemerintah RI melakukan
hal yang sama pada bulan Oktober 1946 dengan mengeluarkan uang kertas baru
yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang Jepang. Bank
Indonesia yang semula merupakan Yayasan Pusat Bank ini dibentuk pada tanggal 1
November 1946 yang berfungsi untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan
bidang ekonomi dan mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing.
2. Pada
bulan November 1945, Belanda (NICA) menutup pintu keluar-masuk perdagangan
RI, dengan alasan:
a. Untuk mencegah dimasukannya senjata dan peralatan militer ke
Indonesia,
b. Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan
milik asing lainnya,
c. Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh orang yang bukan berasal dari Indonesia.
Akibatnya adalah barang
dagangan milik pemerintah RI tidak dapat diekspor, sehingga Indonesia menjadi
kekurangan barang-barang impor yang sangat dibtuhkan.
3. Kas negara kosong, pajak dan bea masuk sangat berkurang,
sehingga pendapatan pemeritah semakin tidak sebanding dengan pengeluarannya.
Penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada produksi pertanian. Karena
dukungan petani inilah pemerintah RI masih bertahan, sekali pun keadaan ekonomi
sangat buruk.
B. USAHA MENEMBUS BLOKADE EKONOMI
Usaha pemerintah untuk
menembus blokade ekonomi yang dilakukan pihak Belanda adalah sebagai berikut:
1. Diplomasi Beras ke India
Usaha yang di lakukan ini
lebih bersifat politis dari pada ekonomi. ketika rakyat india sedang mengalami
bencana kelaparan, pemerintah RI pada saat itu memberikan bantuannya dengan
memberikan 500.000 ton beras, dengan harga yang rendah. Pemerintah bersedia
dikarenakan sudah memperkirakan akan mengalami surplus sebesar 200.000 sampai
400.000 ton pada tahun 1946. sebagai timbal balik pemerintah India menjanjikan
akan mengirim bahan pakaian yang sangat di butuhkan oleh rakyat Indonesia pada
saat itu. Republik Indonesia pada saat itu memperoleh keuntungan dalam forum
internasional India adalah negara yang paling aktif membantu perjuangan
kemerdekaa RI.
2. Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri
Pemerintah melakukan usaha
untuk membuka hubungan langsung ke luar negri dengan cara:
a. Mengadakan
kontak hubungan dengan perusahaan swasta Amerika yaitu Isbrantsen Inc., dan di
rintis oleh BTC (Banking Tranding Corporation). Pada transaksi pertama pihak
Amerika serikat, mereka bersedia membeli barang ekspor dari Indonesia. Barang
barang pesanan RI dan barang barang yang akan di ekspor menggunakan kapal
Martin Behrmann di pelabuhan Cirebon, namun di cegat dan seluruh muatan di sita
oleh kapal angkatan laut Belanda yang kemudian di seret ke pelabuhan Tanjung
Priok.
b. Menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan
tujuan Singapura dan Malaysia,
semakin sering di lakukan sejak tahun 1946 hingga masa akhir perang kemerdekaan.
Yang di lakukan oleh angkatan laut RI dengan di bantu oleh pemerintah daerah. Indonesia
Office (Indoff) di bentuk oleh pemerintah RI pada tahun 1947. Indoff merupakan
badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negri. Kementrian
pertahanan juga membentuk perwakilannya di luar negri yang di sebut Kementrian
Pertahanaan Usah Luar Negri (KPULN) yang di pimpin oleh Ali Jayengprawiro.
Badan ini bertugas untuk membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang. Sebagai
pelaksana upaya menebus upaya ini yang terkenal adalah John Lie. O.P.Koesno,
Ibrahim Saleh dan Chris Tampenawas.Selama tahun 1946 di pelabuhan Sumatera
hanya Belawan yang berhasil di duduki Belanda, di karenakan perairan Sumatera
yang luas Belanda pun tidak mampu melakukan pengawasn yang ketat. Hasil hasil
dari Sumatera trerutama karet yang berhasil di selundupkan keluar nefri
terutama Singapura, mencapai jumlah puluhan ribu ton. Selama tahun 1946
saja barang-barang yang diterima oleh Singapura dari Sumatera
seharga Straits $ 20.000.000,-. Sedangkan yang berasal dari Jawa
hanya Straits $ 1.000.000,-. Sebaliknya barang-barang yang dikirim ke
Sumatera dari Singapura seharga Straits $ 3.000.000,- dan dari
Singapura ke Jawa seharga Straits $ 2.000.000,-.
C. USAHA-USAHA MENGATASI KESULITAN EKONOMI
Pada Febuary 1946
pemerintah melakukan upaya untuk memecahkan masalah ekonomi secara mendesak
yaitu,
1.
Pinjaman
Nasional
Pogram ini di laksanakan oleh menteri
keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP. pinjaman nasional akan di
bayar kembali pada jangka waktu 40 tahun. Besar pinjaman yang di lakukan pada
bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 . Dan terkumpulnya uang sejumlah
Rp. 500.000.000,00. Kesuksesan ini bisa terjadi akibat besarnyaa dukungan dan
kepercayaan rakyast terhadap pemerintah RI .
2.
Konfrensi
Ekonomi, Febuary 1946
Konfrensi yang di pimpin oleh Mentri
Kemakmuran, Ir. Darmawan Mangunkusumo dan di hadiri oleh para cendikiawan, para
gubenur dan para pejabat lainnya memiliki tujuan untuk memperoleh kesepakatan
yang bulat dalam menangani masalah-masalah ekonomi yang mendesak yaitu:
a.
Masalah
produksi dan distribusi makanan
Dalam masalah produksi dan distribusi
bahan makanan di sepakati bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari
sistem ekonomi perang jepang, secaara berangsur-angsur akan di hapuskan dan di
ganti dengan sistem desentralisasi.
b.
masalah
sandang
Mengenai masalah sandang di sepakati bahwa
Badan Pengawasan Makanan Rakyat di ganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian
Makanan (PPBM) yang di pimpin ooleh dr. sudarsono dan di bawah pengawasan
Kementrian Kemakmuran. PPBM dapat di anggap sebagai awal dari terbentuknnya
Badan Urusan Logistik (BULOG).
c.
status
dan adminitrasi perkebunan perkebunan
Mengenai masalah penilaian kembali status
dan adminitrasi perkebunan yang merupakan perusahaan vital bagi RI, konfrensi
ni menyumbangkan beberapa pokok pikiran. Pada masa Kabinet Sjarir, persoalan
status dan adminitrasi perkebunan ini dapat di slesaikan. Semua perkebunan di
kuasai oleh negara dengan sitem sentralisasi di bawah pengawasan Kementrian
Kemakmuran. Konfrensi ekonomi ke dua di adakan di solo pada tanggal 6 Mei 1946.
Konfrensi ke dua ini membahas masalah perekonomian yang lebih luas, seperti
program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga,
distribusi dan alokasi tenaga manusia. Dalam konfrensi ini wakil presiden Drs.
Moh Hatta meberikan saran-saran yang berkaitan dengan masalah rehabilitasi
pebrik gula. Hal ini di sebab kan gula merupakan bahan ekspor yang penting,
oleh karena itu pengusahaannya harus dikuasai oleh negara. Hasil ekspor ini di
harapkan dapat di beli kan atau di tukar dengan barang-barang lainnya yang di
butuhkan RI. Saran yang di sampaikan oleh wakil presiden ini dapat di
realisasikan pada tanggal 21 Mei 1946 dengan di bentuknnya Badan Penyelanggara
Perusahaan Gula Negara (BPPGN) berdasarkan peraturan pemerintah no. 3/1946.
Peraturan tersebut di sempurnakan melalui Peraturan Pemerintah no. 4 tahun
1946, tanggal 6 Juni 1946 mengenai pembentukan Perusahaan Perkebunaan Negara
(PPN) .
3.
Pembentukan
Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) pada tanggal 19 Januari 1947
pembentukan badan ini atas inisiatif
Menteri Kemakmuran, dr . A.K. Gani. Badan ini merupakan badan tetap yang
bertugas mebuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3
tahun. Sesudah badan pernacang ini bersidang A.K. Gani mengumumkan rencana
pembangunan 10 tahun. Untuk mendanai rencana pembangunan ini terbuka baik bagi
pemodal dalam negri maupun bagi pemodal asing. Untuk menampung dana pembangunan
tersebut pemerintah akan membentuk bank pembangunan.
Pada bulan April 1947, badan perancang ini
di perluas menjadi panitia pemikir siasat ekonomi yang di pimpin langsung oleh
wakil presiden Moh Hatta, sedangkan A.K. Gani sebagai wakilnnya. Panitia ini
bertugas mepelajari, mengumpulkan data, dan meberikan saran kepada pemerintah
dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka melakukan perundingan
dengan pihak Belanda. Semua hasil pemikiran ini belum berhasil di laksanakan
dengan baik, karena situasi politik dan militer yang tidak memungkinkan. Agresi
militer Belanda mengakibatkan sebagian besar daerah RI yang memiliki potensi
ekonomi baik, jatuh ketangan Belanda. Wilayah RI tinggal beberapa keresidenan
di jawa dan sumatra yang sebagian besar tergolong sebagai daerah minus dan
berpenduduk padat. Pecahnnya pemberontakan PKI madiun dan agresi miliuter
Belanda II mengakibatkan kesulita ekonomi semakin memuncak.
4.
Rekonstruksi
dan rasionalisasi angkatan perang (RERA) pada tahun 1948
Program yang di praksai oleh wakil
presiden Drs. Moh Hatta ini, di maksudkan untuk mengurangi beban negara dalam
bidang ekkonomi, di samping meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi ini meliputi
penyempurnaan adminitrasi negara, Angkatan Perang dan Aparat Ekonomi. sejumlah
satuan angkatan perang di kurangiu secara drastis. Selanjutnnya tenaga-tenaga
bekas angkatan perang ini di salurkan kebidang bidang produktif dan di urus
oleh kementrian pembangunan dan pemuda.
5.
Rencana
Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini di susun oleh menteri urusan
bahan makanan I.J. Kasimo. Pada dasarnnya program ini berupa rencana produksi
tiga tahun, 1948-1950 mengenai usah swasembada pangan dengan beberapa petunjuk
pelaksanaan yang praktis. Untuk meningkatkan produksi bahan pangan dalam
program ini, kasimo menyarankan agar:
a. Menanami tanah-tanah kosong di Sumatera Timur seluas 281.277 ha,
b. Intensifikasi dengan menanam bibit unggul di Jawa,
c. Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
pangan
d. Disetiap desa dibentuk kebun-kebun bibit,
e. Transmigrasi,
f. Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE).
Organisasi yang di pimpin
B.R. Motik ini, bertujuan untuk menggiatkan kembali partisipasi pengusaha
swasta. Dengan di bentuknnya PTE juga di harapkan dapat dan melenyapkan
individualisai di kalangan organisasi pedagang sehingga dapat meperkokoh
ketahanan ekonomi bangsa indonesia. Pemerintah menganjurkan agar pemerintah
daerah uasah-usaha yang di lakukan oleh PTE. Akkan tetapi nampaknnya PTE tidak
dapat berjalan dengan baik. PTE hanya mampu mendirikan bank PTE di Yogjakarta
dengan modal awal Rp. 5000.000. kegiatan PTE semakin mundur akibat dari agresi
militer Belanda. Selain PTE perdagangan swsta lainnya yang juga mebantu usah
ekonomi pemerintah adalah banking and Trading Corporation (perseroan bank dan
perdagangan)
Refrensi Web :
Refrensi buku :
· IPS TERPADU JILID 3 A
Oleh Sri Pujiastusti. Dkk http://books.google.co.id/books?id=TvuZWPouTKwC&pg=PA50&dq=perbankkan+di+indonesia+pada+saat+agresi&hl=id&sa=X&ei=F1fkUJavOsHhrAfgw4H4DQ&ved=0CDEQ6AEwAA#v=onepage&q=perbankkan%20di%20indonesia%20pada%20saat%20agresi&f=false
· Sistem Moneter dan Perbankkan di Indonesia
Oleh Rimsky. k. Judisenno http://books.google.co.id/books?id=lf6v1QirwDkC&pg=PA57&dq=perbankkan+di+indonesia+pada+saat+agresi&hl=id&sa=X&ei=F1fkUJavOsHhrAfgw4H4DQ&ved=0CDcQ6AEwAQ#v=onepage&q=perbankkan%20di%20indonesia%20pada%20saat%20agresi&f=false
· Sejarah:
SMA Kelas XXI
Oleh: M. Habib Mustopo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar