Kamis, 10 Januari 2013

UAS SEJARAH INDONESIA - KAIN TAPIS


Sejarah Kain Tapis

Nama : R.Pramuduto Harioprananda
4423125296
D3 usaha Jasa Pariwisata
2012

Kan tapis adalah salah satu jenis kerajinan tradisional dari masyarakat Lampung. Teknik tenunan kain tapis ini hampir sempurna dari cara – cara memberikan hiasan yang pas dengan kebudayaan masyarakat Lampung. Kain tapis untuk pria, biasanya berwarna merah-hitam, kain tapis lampung biasanya digunakan untuk wanita suku Lampung yang terbentuk kain sarung yang terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi benang perak dan emas dengan sistem sulam. Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa orang Lampung telah menenun kain Brokat yang disebut juga Nampan (Tampan) dan kain Pelepai sejak abad II masehi. Di motif kain ini juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati yang dikenal dengan tenun tapis yang bertingkat, di sulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh. Masuknya agama Islam di Lampung, juga dapat memperkaya perkembangan kerajinan tapis ini. Ragam motif kapal pada kain kapal yang menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan. Tidak semua suku Lampung menggunakan Tapis sebagai sarana perlengkapan hidup. Suku Lampung umumnya memproduksi dan mengembangkan tenun Tapis adalah suku Lampung yang beradat Pepadun.

Keistimewaan Kain Tapis
Kerajinan ini di buat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis – gadis yang pada awalnya untuk mengisi waktu luang yang bertujuan untuk memenuhi adat masyarakat Lampung yang diangga sakral. Kain tapis di buat tidak menggunakan mesin melainkan memakai alat tenun.

Jenis Tapis Lampung Menurut Asal dan Pemakaiannya
Beberapa kain tapis yang umumnya digunakan masyarakat Lampung Pepadun dan Lampung Saibatin adalah :

a.       Tapis Lampung dari Pesisir :
Tapis Inuh, Cucuk Andak, Semaka, Kuning, Cukkil, Jinggu.

b.      Tapis Lampung dari Pubian Telu Suku :
Tapis Jung Sarat, Balak, Laut Linau, Raja Medal, Pucuk Rebung, Cucuk Handak, Tuho, Sasap, Lawok Silung, Lawok Handak.

c.       Tapis Lampung dari Sungkai Way Kanan :
Tapis Jung Sarat, Balak, Pucung Rebung, Halom/Gabo, Kaca, Kuning, Lawok Halom, Tuha, Raja Medal, Lawok Silung.

d.      Tapis Lampung dari Tulang Bawang Mego Pak :
Tapis Dewosano, Limar Sekebar, Ratu Tulang Bawang, Bintang Perak, Limar Tunggal, Sasab, Kilap Turki, Jung Sarat, Kaco Mato di Lem, Kibang, Cukkil, Cucuk Sutero.

e.       Tapis Lampung dari Abung Siwo Mego :
Tapis Rajo Tunggal, Lawet Andak, Lawet Silung, Lawet Linau, Jung Sarat, Raja Medal, Nyelem di Laut Timbul di Gunung, Cucuk Andak, Balak, Pucuk  Rebung, Cucuk Semako, Tuho, Cucuk Agheng, Gajah Mekhem, Sasap, Kuning, Kaco, Serdadu Baris.

Jenis Tapis Lampung menurut pemakai
a.       Tapis Jung Sarat
Dipakai oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat. Dapat juga dipakai oleh kelompok isteri kerabat yang lebih tua yang menghadiri upacara mengambil gelar, pengantin serta muli cangget (gadis penari) pada upacara adat. Tapis Raja Tunggal, dipakai oleh isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada upacara perkawinan adat, pengambilan gelar pangeran dan sutan. Di daerah Abung Lampung Utara dipakai oleh gadis-gadis dalam menghadiri upacara adat.
b.      Tapis Raja Medal
Dipakai oleh kelompok isteri kerabat paling tua (tuho penyimbang) pada upacara adat seperti : mengawinkan anak, pengambilan gelar pangeran dan sutan.
Di daerah Abung Lampung Utara tapis ini digunakan oleh pengantin wanita pada upacara perkawinan adat.

c.       Tapis Laut Andak
Dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada acara adat cangget. Dipakai juga oleh Anak Benulung (isteri adik) sebagai pengiring pada upacara pengambilan gelar sutan serta dipakai juga oleh menantu perempuan pada acara pengambilan gelar sutan.


d.      Tapis Balak
Dipakai oleh kelompok adik perempuan dan kelompok isteri anak seorang yang sedang mengambil gelar pangeran pada upacara pengambilan gelar atau pada upacara mengawinkan anak. Tapis ini dapat juga dipakai oleh muli cangget (gadis penari) pada upacara adat.

e.       Tapis Silung
Dipakai oleh kelompok orang tua yang tergolong kerabat dekat pada upacara adat seperti mengawinkan anak, pengambilan gelar, khitanan dan lain-lain. Dapat juga dipakai pada saat pengarakan pengantin.
f.       Tapis Laut Linau
Dipakai oleh kerabat isteri yang tergolong kerabat jauh dalam menghadiri upacara adat. Dipakai juga oleh para gadis pengiring pengantin pada upacara turun mandi pengantin dan mengambil gelar pangeran serta dikenakan pula oleh gadis penari (muli cangget).
g.      Tapis Pucuk Rebung
Tapis ini dipakai oleh kelompok ibu-ibu/para isteri untuk menghadiri upacara adat.
Di daerah Menggala tapis ini disebut juga tapis balak, dipakai oleh wanita pada saat menghadiri upacara adat.
h.      Tapis Cucuk Andak
Dipakai oleh kelompok isteri keluarga penyimbang (kepala adat/suku) yang sudah bergelar sutan dalam menghadiri upacara perkawinan, pengambilan gelar adat.
Di daerah Lampung Utara tapis ini dipakai oleh pengantin wanita dalam upacara perkawinan adat. Di daerah Abung Lampung Utara tapis ini dipakai oleh ibu-ibu pengiring pengantin pada upacara adat perkawinan.
i.        Tapis Limar Sekebar
Tapis ini dipakai oleh kelompok istri dalam menghadiri pesta adat serta dipakai juga oleh gadis pengiring pengantin dalam upacara adat.
j.        Tapis Cucuk Pinggir
Dipakai oleh kelompok istri dalam menghadiri pesta adat dan dipakai juga oleh gadis pengiring pengantin pada upacara perkawinan adat.
k.      Tapis Tuho
Tapis ini dipakai oleh seorang isteri yang suaminya sedang mengambil gelar sutan. Dipakai juga oleh kelompok orang tua (mepahao) yang sedang mengambil gelar sutan serta dipakai pula oleh isteri sutan dalam menghadiri upacara pengambilan gelar kerabatnya yang dekat.
l.        Tapis Ageng/Areng
Dipakai oleh kelompok isteri yang sudah mendapat gelar sutan (suaminya) pada upacara pengarakan naik pepadun/pengambilan gelar dan dipakai pula oleh pengantin sebagai pakaian sehari-hari.

m.    Tapis Inuh
Kain tapis ini umumnya dipakai pada saat menghadiri upacara-upacara adat. Tapis ini berasal dari daerah Krui, Lampung Barat.
n.      Tapis Dewosano
Di daerah Menggala dan Kota Bumi, kain tapis ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat menghadiri upacara adat.
o.      Tapis Kaca
Tapis ini dipakai oleh wanita-wanita dalam menghadiri upacara adat. Bisa juga dipakai oleh wanita pengiring pengantin pada upacara adat. Tapis ini di daerah Pardasuka Lampung Selatan dipakai oleh laki-laki pada saat upacara adat.
p.      Tapis Bintang
Tapis Bintang ini dipakai oleh pengantin wanita pada saat upacara adat.
q.      Tapis Bidak Cukil
Model kain Tapis ini dipakai oleh laki-laki pada saat menghadiri upacara-upacara adat.
r.        Tapis Bintang Perak
Tapis ini dapat dipakai pada upacara-upacara adat dan berasal dari daerah Menggala, Lampung Utara.

Bahan dan peralatan tenun tapis
Bahan Dasar
Bahan-bahan baku itu antara lain :
    * Khambak /kapas digunakan untuk membuat benang.
    * Kepompong ulat sutera untuk membuat benang sutera.
    * Pantis/lilin sarang lebah untuk merenggangkan benang.
    * Akar serai wangi untuk pengawet benang.
    * Daun sirih untuk membuat warna kain tidak luntur.
    * Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
    * Kulit kayu salam, kulit kayu rambutan untuk pewarna hitam.
    * Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
    * Buah deduku atau daun talom untuk pewarna biru.
    * Kunyit dan kapur sirih untuk pewarna kuning.
Pada saat ini bahan-bahan tersebut diatas sudah jarang digunakan lagi, oleh karena pengganti bahan-bahan diatas tersebut sudah banyak diperdagangkan di pasaran.
Peralatan tenun kain tapis
Proses pembuatan tenun kain tapis menggunakn peralatan-peralatan sebagai berikut :
    * Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun.
    * Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian alat-alat :
    * Terikan (alat menggulung benang)
    * Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
    * Belida (alat untuk merapatkan benang)
    * Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang)
    * Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
    * Guyun (alat untuk mengatur benang)
    * Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
    * Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
    * Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
    * Amben (alat penahan punggung penenun)
    * Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.

Penutup
Kain Tapis merupakan warisan dari nilai – nilai yang  berkembang dan hidup ditengah – tengah pergaulan masyarakat Lampung. Karena pentingnya Kain Tapis bagi masyarakat Lampung, maka sudah selayaknya pemerintah daerah Lampung melestarikan dan mengembangkan Kain Tapis. Untuk melestarikannya, kita harus melakukan tiga hal yaitu, memberikan hak cipta Kain Tapis, menyebarkan nilai – nilai yang dikandung Kain Tapis, dan mengeksplor nilai ekonomis yang terkandung dalam Kain Tapis. Hanya dengan ini, Kain Tapis akan menjadi warisan budaya yang membanggakan secara kultural dan mensejahterakan secara ekonomi.



Sumber – sumber :
Buku :
2011. Sulam Tapis Lampung. Jakarta. Oleh Stephanus Hamy, Debbie S Suryawan.
2009. Handbook Kain Penyaring Teknologi. Layanan Informasi Nasional Teknis, 1970

Tidak ada komentar:

Posting Komentar