UJian Tengah Semester
Nama : Louisa.Bernadetha
Jurusan : Sejarah
Prodi : D3 Usaha Jasa Pariwisata
no.reg : 4423126867
GEREJA PROTESTAN
BERPERAN DALAM PROSES PENYATUAN BANGSA pada abad XX
Masuknya agama Kristen
Protestan di Indonesia karena adanya pengaruh kolonialisme kedalam Indonesia
Terdapat dua perangaru
kolonialisme,
Reaksi Rakyat Indonesia
terhadap upaya perdagangan protugis dan belanda , maksudnya adalah waktu zaman
dahulu bangsa indonesia dipimpin oleh para raja-raja pada awaql mulanya
kedatangan bangsawan tersebut disambut baik oleh para masyarakat kerajaan ,
karena orang Indonesia hanya berfikir bahwa bangsa eropa hanya datang untuk
berdagang saja , namun masyarakat Indonesia semakin lama semakin resah karena
bangsa eropa seenaknya terhadap perdagangan diindonesia.
Akhirnya bangsa
Indonesia melakukan perlawanan terhadap bangsa eropa yang mulai memonopoli
perdagangan yang ada diindonesia, tidak hanya itu bangsa eropa juga mulai
mengikut campuri urusan kerajaan-kerajaan.
Yang kedua
Paerkembangan Agama
Kristen yang dimana masuknya bangsa eropa melalui perdagangan , yang menyebarkan agama Kristen kedalam masyarakat
Indonesia , yang lama kelamaan banyak dianut oleh rakyat Indonesia.
Agama Kristen masuk
pada abad yang ke-15 yang dimana Paus memberikan tugas kepada mayoritas bagi
para bangsa protugis dan Spanyol untuk menyebarkan agama Kristen keseluruh
dunia dengan melalui jalur jajahan kenegri-negri yang dijajah oleh bangsa
protugis dan Spanyol.
Lalu pada abad yang ke
-16 kegiatan banyaknya misionaris yang sangat aktif dalam menyampaikan kabar
Injil ke seluruh penjuru dunia dengan menggunakan kapal pedagang Portugis dan
Spanyol. Salah seorang misionaris yang bertugas di Indonesia yang terlebuh
utama di Maluku adalah Fransiscus Xaverius (1506–1552). Ia adalah seorang Portugis yang dimana ia membela rakyat
yang tertindas oleh jajahan bangsa Portugis saat itu . Di kalangan rakyat
sekitar ia dikenal sebagai orang yang jujur ,baik,dan tegas dan ia sangat baik
dan selalu membela orang-orang yang tertindas. Ia mencoba menyebarkan ajaran
agama Katholik dengan berkeliling ke kampung-kampung sambil membawa lonceng di
tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa untuk diajarkan agama
Katholik. Kegiatan misionaris Portugis tersebut berlangsung di Kepulauan
Maluku, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, P ulau Siau, dan Sangir, kemudian
menyebar ke Kalimantan dan Jawa Timur.
Namun Penyebaran agama
Katholik di Maluku menjadi terhenti karena setelah terjadinya pembunuhan Sultan
Hairun yang membuat rakyat Indonesia mulai membenci bangsa protugis.
Belanda di Indonesia
Pada abad yang ke-17
dinegara belanda sangat berbeda dengan dinegara protugis dan spanyol yang
dimana belanda tidak lagi menganut agama khatolik namun berubah menjadi Kristen
Protestan .da dinegara belanda sendiri mengantikan agama khatolik dinegaranya.
VOC yang terbentuk pada tahun 1602 lampau memperoleh tanggung jawab untuk
menyebarkan agama Kristen di Negara jajahanya. VOC sangat mendukung penyebaran
agama Kristen Protestan dengan semboyan “siapa punya negara, dia punya agama”,
lalu kemudian VOC menyuruh para penganut agama Katholik untuk ikut masuk dalam
agama Kristen Protestan untuk merubah agama yang mulai tidak lagi
digunakan dinegara belanda . VOC turut membiayai pendirian sekolah-sekolah dan
membiayai upaya menerjemahkan injil ke dalam bahasa setempat. Di maksud dari
semua itu VOC memanfaatkan agar para
pendeta agar para rakyat yang dijajah oleh VOC dan tunduk dengan VOC. namun hal
tersebut sangat menurunkan harkat martabat seorang pendeta dalam masyarakat dan
membuat VOC tidak disukai oleh para masyarakat.
Tokoh yang berperan
dalam penyebaran agama Kristen diindonesia adalah Ludwig Ingwer Nommensen,
Sebastian Danckaerts, Adriaan Hulsebos, dan Hernius.
Kegiatan yang dilakukan
melalui. Menyebarkan agama Kristen Protestan di Maluku, Sangir, Talaud, Timor,
Tapanuli, dan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra.
b. Mendirikan
Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu perkumpulan pemberi kabar Injil
Belanda yang berusaha menyebarkan agama Kristen Protestan, mendirikan wadah
gereja bagi jemaat di Indonesia seperti Gereja Protestan Maluku (GPM), Gereja
Kristen Jawa (GKJ), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan mendirikan
sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada penyebaran agama Kristen Protestan.
Persebaran Agama
Nasrani di Indonesia pada Masa Kolonial
Pada Saat VOC berkuasa,
kegiatan misionaris Katholik terdesak oleh kegiatan zending Kristen Protestan,
dan bertahan di Flores dan Timor. Namun sejak Daendels berkuasa, agama Katholik
dan Kristen Protestan diberi hak sama, dan akhirnya mulailah misionaris menyebarkan kembali agama
Katholik terutama ke daerah-daerah yang belum terjangkau agama-agama
lain.Melalui jalur-jakur perdagangan.
Penyebaran agama
Kristen Protestan di Maluku menjadi giat setelah didirikan Gereja Protestan
Maluku (GPM) tanggal 6 September 1935. Organisasi GPM menampung penganut Kristen
Protestan di seluruh Maluku dan Papua bagian selatan. Penyebaran agama Kristen
menjangkau Sulawesi Utara di Manado, Tomohon, Pulau Siau, Pulau Sangir Talaud,
Tondano, Minahasa, Luwu, Mamasa dan Poso, serta di Nusa Tenggara Timur yang
meliputi Timor, Pulau Ende, Larantuka, Lewonama, dan Flores. Adapun persebaran
agama Katholik di Jawa semula hanya berlangsung di Blambangan, Panarukan, Jawa
Timur. Namun, kemudian menyebar ke wilayah barat, seperti Batavia, Semarang,
dan Jogjakarta.
Agama Kristen Protestan
di Jawa Timur berkembang di Mojowarno, Ngoro dekat Jombang. Di Jawa Tengah
meliputi Magelang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap, Ambarawa, Salatiga, Purworejo,
Purbalingga, dan Banyumas. Di Jawa Barat pusat penyebaran agama Kristen
terdapat di Bogor, Sukabumi, dan Lembang (Bandung). Di Sumatra Utara masyarakat
Batak yang menganut agama Kristen berpusat di Angkola Sipirok, Tapanuli
Selatan, Samosir, Sibolga, Buluh Hawar di Karo, Kabanjahe, Sirombu, dan
kepulauan Nias. Kegiatan agama Kristen pada masyarakat Batak dipusatkan pada
organisasi HKBP. Adapun di Kalimantan Selatan agama Kristen berkembang di
Barito dan Kuala Kapuas. Di Kalimantan Barat umat Nasrani banyak terdapat di
Pontianak. Di Kalimantan Timur banyak terdapat di Samarinda, Kalimantan Tengah
di pemukiman masyarakat Dayak desa Perak dan Kapuas Kahayan.
Faktor-faktor yang
menyebabkan sulitnya agama Kristen berkembang di Indonesia pada waktu itu
adalah:
a) Pada waktu itu agama
Kristen dianggap sebagai identik dengan agama penjajah.yang membuat masyarakat
Indonesia susah untuk menerima agama Kristen.
b) Pemerintah kolonial
belanda tidak menghargai prinsip dan
pendapat persamaan derajat atara
manusia.
c) Lalu Sebagian besar
rakyat Indonesia telah menganut agama lain yang menyulitkan agama Kristen
menyebar luas disekitar wilayah Indonesia .
Uapaya yang dilakukan
oleh para tokoh penyebar agama Kristen terus menyelusuri bdaerah-daerah yang
sama sekali belum mengenali agama Kristen . mereka memperlakukan masyarakat
dengan baik misalnya seperti mendirikan beberapa sekolah untuk rakyat lalu
pengobatan bagi masyarakat yang kurang mampu.itu semua dilakukan agar
masyarakat dapat menerima agama Kristen dengan baik tanpa menilai jelek
terlebih dahulu.
Dalam perubahan arus
besar dalam proses sosial dan perubahan masyarakat dapat ditemukan satu jenis
proses dan perubahan sosial yang mempunyai warna dan nada sendiri, yang disebut
sekularisasi. Kata “sekuralisasi “ berasal dari kata latin “ saeculum “ yang
berarti “ dunia “ yaitu dunia apa adanya beserta keseluruhan nilai – nilainya
yang sering disebut nilai duniawi. Dalam konteks pemikiran ini dunia dan nilai
duniawi dipisahkan sama sekali dari agama, dan sebagai demikian dinilai baik.
Jadi bukan hal jahat atau tercela. Dari kat dasar “ saeculum “ dibentuk kata “
saecularis “ atau “ sekular “ yang diberi arti “serba duniawi “ dalam arti yang
baik. Lebih lanjut dari kata yang sama muncul pengertian “sekularisme “ dan “
sekularisasi “.
Ada dua macam
sekularisme yaitu : sekularisme ekstrem dan sekularisme moderat. Tetapi dalam kenyataannya
pengertian sekularisme hampir selalu diambil dalam arti yang ekstrem atau
negatif.
Sekularisme ekstrem
adalah pandangan hidup atau ideologi yang mencita – citakan otonomi nilai
duniawi lepas dari campur tangan Tuhan dan pengaruh agama. Dalam kerangka ini
dapat dimasukkan semua pandanagn hidup ateis, yang secara prinsipal –
metodologis tidak memasukkan pengertian Tuhan yang transeden dalam teori dan
praktek.
Sekularisme yang
moderat adalah pandangan hidup ( ideologi ) yang mencita citakan otonomi nilai
duniawi dengan mengikutsertakan Tuhan dan agama. Maka jenis pandanagan hidup
yang teis dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apalagi pandangan hidup yang
berdasarkan atas ajaran agama. Dua jenis sekularisme tersebut dijabarkan dalam
usaha konkret atau gerakan yang disebut sekularisasi. Jadi kalau sekularisme
adalah suatu ideologi, maka sekularisasi adalah suatu gerakan sosial.
Sekularisasi ialah
suatu gerakan sosial yang diarahkan kepada terwujudnya otonomi dunia dan nilai
duniawi dengan mengikutsertakan agama dan nilai – nilai keagamaan. Dalam
anggapan umum dewasa ini sekularisasi mempunyai arti positif dan dapat
diterima. Dalam semua gerakan penduniawian ( sekularisasi ) faktor kekuatan
alam dan kemampuan manusia memegang peranan utama. Faktor – faktor agama yang
bersifat tahayul dan ,metodologis disingkirkan jauh – jauh. Tetapi nilai –
nilai religius yang telah dibersihkan dari unsur – unsur tahayul dan
metodologis dipersilahkan memberikan pengaruh baiknya.. Jadi greja dikatakan
berperan dalam penyatuan bangsa karna umat keristiani mengajarkan untuk saling
mengasih sesama.
Lalu Pada tahun 1850,
Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk untuk menerbitkan
buku tata bahasa dan kamus bahasa Batak - Belanda. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
misi-misi kelompok Kristen Belanda dan Jerman berbicara dengan masyarakat Toba
dan Simalungun yang menjadi sasaran pengkristenan mereka.Karena mereka datang
untuk menyebarkan agama Kristen sekaligus juga mengajarkan orang-orang batak
tentang agama Kristen agar para masyarakat Sumatra utara tidak terus-terusan
memuja dewa-dewi , tanpa mempercayai adanya Tuhan.
Orang yang pertama
datang menyebarkan agama Kristen adalah Dr. Ludwig Ingwer Nommensen yang
berasal dari Jerman tdan pertama tiba
diseketiar Danau Toba pada tahun 1861, dan sebuah misi pengkristenan dijalankan
pada tahun 1881 dan dipimpin oleh Dr. Ludwig Ingwer Nommensen. Yang pertama
kali diajarkan adalah Kitab Perjanjian Baru untuk pertama kalinya diterjemahkan
ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan lalu penerjemahan Kitab
Perjanjian Lama diselesaikan oleh P. H. Johannsen pada tahun 1891. Teks
terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin
di Medan pada tahun 1893. Menurut H. O. Voorma, terjemahan ini tidak mudah
dibaca, terlihat agak kaku dan sedikit sulit dimengerti , dan terdengar aneh
bila dimasukkan kedalam bahasa Batak.
Masyarakat Toba dan
sebagian Karo mengikuti agama Kristen dengan pesat karena kedatangan Dr. Ludwig
Ingwer Nommensen ke Toba, dan pada awal abad ke-20 telah menjadikan Kristen
sebagai identitas budaya Indonesia karna berkembang pesat. Pada masa ini
merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia-Belanda, yang dimana banyak
orang Batak sudah tidak lagi melakukan
perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial. Perlawanan secara gerilya yang
dilakukan oleh orang-orang Batak Toba berakhir pada tahun 1907, setelah
pemimpin kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat.Namun situasi demikian
dimanfaatkan oleh belanda untuk menguasai sekitar Sumatra utara dan mulai
menindas masyarakat semua. Akhirnya mereka melakukan perlawanan terhadap
belanda.
Jadi kenapa greja
berperan dalam penyatuan bangsa karena didalam greja selalu diajarkan tentang
bagaimana peduli satu sama lain didalam bangsa dan mengajarkan tentang kasih
sesama . Jadi pada saat itu orang Kristen ikut berperan dalam memperjuangkan
kemerdekaan ntuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan belanda
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hbis.wordpress.com/ Konversi Agama. Diakses
tanggal 25 Februari 2010
http://5m4mp41.blogdetik.com/2009/04/16/sejarah-masuknya-agama-kristen-di-indonesia/comment-page-1/
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia
http://www.pgi.or.id, Gereja di Indonesia, 15 Maret 2006.
http://www.wikipedia.org, Saksi Yehuwa, 15 Maret 2006
Buku
sejarah kelas XI IPS |
Hendropuspito, O.C. D.. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta:
Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar