Sejarah Indonesia (uts)
Pertempuran Pembentukan
Jayakarta, 22 Juni 1527
Jayakarta dahulunya adalah sebuah pelabuhan yang di pakai
sejak zama kerajaan Tarumanegara yang di perkirakan sudah ada sejak abad ke 5
yang bernama Sundrapura. Kemudian dig anti namanya menjadi pelabuhan Kalapa.
Pelabuhan kalapa ini sudah di kenal sejak abad ke-12. Pelabuhan ini merpakan
pelabuhan terpenting pada masa kerajaan Pajajaran.
Pelabuhan ini juga di kenal sebagai pelabuhan lada yang
sibuk milik Kerajaan Sunda yang memiliki ibu kota di Pakuan Pajajaran yang saat
ini menjadi Kota Bogor. Banyak pedagang-pedagang yang berasal dari luar seperti
Jepang,India Selatan, Tiogkok, dan Timur Tengah yang melabuhkan kapalnya di
pelabuhan ini. Mereka datang dengan membawa barang-barang seperti kain, sutera,
minyak wangi, kuda, anggur, kopi, poselen, dan zat pewarna untuk di tukar
dengan Rempah-rempah.
Bangsa Portugis merupakan orang eropa pertama yang datang
ke Kerajaan Sunda. Surawisesa (Raja Sunda) mmeminta bantuan Portugis yang
berada di Malaka untuk mendirikan Benteng di Sunda sebagai perlindungan dari
ancaraman serangan dari Kerajaan Cirebon pada abad ke 16.
Pada
tahun 1522 Gubernur Alfonso d’Albuquerque yang berada di Malaka mengutus
Henrique Leme untuk menghadiri undangan dari Raja Sunda untuk membangun benteng
keamanan Sunda Kelapa untuk melawan serangan dari kerajaan Cirebon yang
bersifat ekspansif. Pada tanggal 21 Agustus 1522 di buat suatu perjanjian yang
berisi bahwa orang portugis akan membuat loji (perkantoran dan perumahan yang di
lengkapi Benteng) di Sunda, sedangkan kerajaan sunda akan menerima
barang-barang yang di perlukan. Raja sunda memberikan 1000 keranjang lada
kepada portugis sebagai tanda persahabatan. Dan di buat sebuah batu peringatan
atau padraõ,
ya ng di buat untuk memperingati peristiwa tersebut. Padrao tersebut di temukan
kembali pada tahun 1918 di sudut Prinsenstraat (jalan cengkeh) dan Groenestraat
(jalan nelayan timur) di Jakarta. Padrao si sebut sebagai laying salaka domas
dalam cerita rakyat Sunda Mundinglaya Dikusumah.Cornelis de Houtman tiba di
Banten atau Sunda pada tahun 1596.
Dua
tahun setelah Cornelis de Houtman tiba di Sunda, Compagnie Van Verre di Belanda
memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Van Nock dan Warwijk lebih tepatnya
pada tahun 1598. Kapal-kapal Belanda membutuhkan waktu selama 7 bulan untuk
sampai ke Sunda. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tiba di
Sunda, keberhasilan pelayaran itu mendorong keinginan bermacam-macam perusahaan
di Belanda untuk memberangkatkan kapalnya ke Nusantara. Ada sekitar 62 kapal
yang di berangkatkan menuju nusantara di bawah naungan 14 perusahaan. Di satu
sisi Portugis gagal menghancurkan kapal-kapal Belanda meskipun telah berusaha
dengan keras.
Pelabuhan
Kalapa menjadi rebutan saat Islam dan penjajah Eropa datang. Setelah lebih dari
300 tahun Belada dapat menguasai pelabuhan Kalapa. Pada tahun 1970-an Belanda
mengganti nama pelabuhan Kalapa dan sekitarnya menjadi “Sunda Kelapa”. Di sisi
lain, kerajaan Demak sudah menjadi pusat kekuatan politik Islam. Orang-orang
muslim ini awalnya adalah pendatang dari Jawa dan merupakan orang-orang Jawa
keturunan Arab.
Kerajaan
Demak menganggap perjanjian persahabatan Sunda-Portugal sebagai sebuah
procokasi dan ancaman untuk kerajaan Demak. Demak menugaska Fatahillah untuk
mengusir Portugis dan merebut kota Sunda Kelapa. Pasukan Demak di bawah
pimpinan Fatahillah berhasil merebut kota sunda kelapa dan mengusir Portugis
dari kota sunda kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Kemudian Fatahillah mengganti
nama sunda kelapa menjadi Jayakarta yang berarti “kemenangan yang di raih oleh
sebuah perbuatan atau usaha” dan tanggal 22 juni ini di abadikan menjadi hari
jadi kota Jakarta.
Belanda
atas usul Johan Van Oldenbarneveld membentuk sebuah perusahaan yang disebut
Vereemigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1682. Tujuan
pembentukan VOC tidak lain adalah menghindarkan persaingan antar pengusaha
Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan dengan bangsa lain terutama
Spanyol dan Portugis sebagai musuhnya (ekstern).
Kepemimpinan VOC dipegang oleh dewan
beranggotakan 17 orang yang berkedudukan di Amsterdam. Oleh Pemerintahan
Belanda, VOC diberi oktroi (hak-hak istimewa) sebagai berikut:
1. Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di
Asia
2. Monopoli perdagangan
3. Mencetak dang mengedarkan uang sendiri
4. Mengadakan perjanjian
5. Menaklukkan perang dengan negara lain
6. Menjalankan kekuasaan kehakiman
7. Pemungutan pajak
8. Memiliki angkatan perang sendiri
9. Mengadakan pemerintahan sendiri.
Pieter
Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619
yang berpusat di Ambon. Kemudian gubernur jendral yang ke dua Jan Pieterzoon
Coen, memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia). Karena letaknya
strategis di tengah-tengah Nusantara memudahkan pelayaran ke Belanda.
Pieter
both sebagai gubernur Jendral VOC memilih Jayakarta sebagai pusat administrasi
dan perdagangan VOC di bandingkan pelabuhan Banten, alasannya adalah sudah
banyak kantor pusat perdagangan bangsa eropa lainnya seperti Spanyol, Portugis,
dan Inggris di pelabuhan Banten sedangkan Jayakarta masih pelabuhan kecil pada
masa itu. Selain itu Pieter both juga mendirikan sebuah bangunan berupa Nassau
Huis yang dinamakan Mauritius Hius, dan
membangun tembok batu yang tinggi untuk menaruh beberapa meriam. Tak lama
setelah itu, di bangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal
yang mereka sewa, sehingga menjadi satu benteng yang sangat kokoh. Mereka
menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat muara di tepi bagian timue sungai
ciliwung yang di jadikan kompleks, perkantoran, gudang dan Mauritius Hius setelah mendapatkan izin untuk membangun satu rumah
kayu dengan pondasi batu di Jayakarta sebagai kantor dagang pada tahun 1611.
Belanda
menyerang Jayakarta yang telah memberikan izin mereka untuk berdagang dan
membumihanguskan keratin hingga hampir semua pemukiman penduduk pada tanggal 30
mei 1619. Berawal dari bangunan separuh kayu, akhirnya Belanda menguasai
seluruh kota Jayakarta. Pada awalnya Pieterszoon coen ingin mengganti nama
Jayakarta menjadi Nieuwe Hollandia,
namun De Heeren Zeventien di Belanda memutuskan untuk mengganti nama kota
Jayakarta menjadi Batavia dengan alasan untuk mengenang orang-orang Batavia.
Setelah
Jayakarta di bumiratakan, Belanda membangun benteng yang bagian depannya di
gali parid, serta membentuk pemerintahan Stad Batavia (koata Batavia). Di
bagian belakang benteng di bangun gudang yang di kirari parit, pagar besi, dan
tiang-tiang yang cukup kuat. Letak kota Batavia sebenarnya berada di selatan
kastil yang di kelilingi juga oleh tembok-tembok dan di potong-potong dengan
parit yang begitu cukup banyak. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3kali
lipat dari luas awal.
Pada
awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan Banten dan Batavia
mula-mula dibentuk oleh Kali Angke dan kemudian Kali Cisadane. Kawasan sekitar
Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman,
antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit Mataram (1628-1629) yang
tidak mau pulang.
Beberapa
persetujuan bersama dengan Banten (1659 dan 1684) dan Mataram (1652) menetapkan
daerah antara Cisadane dan Citarum sebagai wilayah kompeni. Baru pada akhir
abad ke-17 daerah Jakarta sekarang mulai dihuni orang lagi, yang digolongkan
menjadi kelompok budak belian dan orang pribumi yang bebas.Pada 1 April 1905
nama Stad Batavia diubah menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari
1935 nama kota ini diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia.
VOC
melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan terhadap kerajaan-kerajaan di
Nusantara seperti Mataram, Banten, Banjar, Sumatere, Gowa ( Makasar) serta
Maluku. Hak monopili yang di miliki oleh VOC yang memaksakan kehendaknya
menimbulkan permusuhan antara kerajaan-kerajaan di Nusantara. VOC juga
meningkatkan kekuatan militer yang mereka punya dan membangun benteng-benteng
seperti di Ambon, Makasar, Batavia, dan lain-lain. Beberapa cara di lakukan
Belanda untuk memperoleh monopoli perdagangan di Nusantara yaitu:
1. Melakukan pelayaran Hongi untuk
memberantas penyelundupan. Tindakan yang di lakukan VOC adalah merampas setiap
kapal penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing
seperti inggris, Perancis, dan Denkmark.
2. Melakukan Ekstirpasi, yaitu
penebangan tanaman milik rakyat. Tujuannya adalah mempertahankan agar harga
rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan.
3. Perjanjian dengan raja-raja
setempat, terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang di
butuhkan VOC dengan harga yang di tetapkan VOC. Penyerahan eajib di sebut
Verplichte Leverantien.
4. Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi
sebagai pajak, biasa di sebut dengan Contingenten.
VOC
mengalihkan perhatiannya untuk menanam rempah-rempah yang menjadi permintaan
dan kebutuhan tebesar di eropa yaitu teh, kopi,dan gula. Contohnya adalah VOC
menanam tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), sedangkan kopi dan the di tanam
di daerah Priangan. Bupati sangat di perlukan di dalam pelaksanaan pemerintahan
VOC, sedangkan pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa
tahun lamanya di percayakan kepada bangsa Cina.
Pada
pertengahan abad ke 18 VOC mengalami kemunduran. Berdasarkan beberapa alasan
VOC seperti banyak karyawan VOC yang korupsi, bertambahnya persaingan dagang di
asia terutama dari Inggris dan Perancis, dan alasan yang lain VOC di bubarkan
pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang sebesar 136,7juta Gulden dan
kekayaan yang di tinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, dan
daerah kekuasaan di Indonesia.
Jepang
masuk ke Nusantara setelah mengalahkan Belanda pada bulan maret 1942. Pada
bulan juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye
publik dan membentuk pemerintahan juga dapat memberikan jawaban terhadap
kebutuhan militer Jepang. Jepang mengganti nama Batavia menjadi Jakarta Toko
Betsu Shi pada tanggal 8 agustus 1942. Jepang menyerah kepada sekutu setelah
mengalami kekalahan pada perang dunia ke II dan Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 agustus 1945. Di masa kemerdekaan Indonesia pada
bulan September 1945, pemerintah kota Jakarta membuat dan mengganti nama
Jakarta Toko Betsu Shi menjadi Pemerintahan Nasional Kota Jakarta.
Jakarta
kembali berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia pada tanggal 20 februari
1950. Satu bulan kemudian nama kota kembali di ganti menjadi Kota Praj’a
Jakarta. Setelah kedudukan Jakarta dinyatakan sebagai daerah swatantra maka kota
ini di namakan Kota Praja Djakarta Raya pada tanggal 18 januari 1958. Di
bentuklah Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya pada tahun 1961. Nama
Daerah Khusus Ibukota Jakarta resmi di tetapkan pada tanggal 31 agustus 1964
yang berpedoman pada UU No. 10 tahun 1964.
Referensi
:
Buku :
Nama pengarang : Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho
Notosusanto
Judul : Sejarah Nasional Indonesia VI
Kota : Jakarta
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun : 1993
Halaman : 660 halaman
Nama pengarang : Ade Soekirno S.S.P
Judul : Pangeran Jayakarta
Kota : Jakarta
Penerbit : Grasindo
Tahun : 1995
Halaman : 55 halaman
oleh: Lisya Erlin Nopiandini
Pariwisata 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar