Rabu, 09 Januari 2013

UAS Rizki Annisa




UJIAN AKHIR SEMESTER SATU SEJARAH INDONESIA  
MUSEUM TEKSTIL JAKARTA
“SONGKET PALEMBANG”





RIZKI ANNISA 
NO.REG 4423125299
D3 USAHA JASA PARIWISATA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012



Museum tekstil
Berlokasi di Jl. K.S. Tubun No 2-4 Tanah Abang , Jakarta Barat. Museum ini dibangun pada awal abad ke 19 , gedung ini telah beberapa kali berganti kepemilikan. Awalnya sebagai Landhuis atau villa milik keluarga perancis yang tinggal dibatavia, Kemudian dibeli oleh konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri yang menetap di Indonesia. Selanjutnya tahun 1942 dijual kepada Dr. Karel Christian Cruq dan pernah menjadi markas besar barisan besar keamanan rakyat (BKR). Gedung ini dengan arsitektur bergaya art craft. Gubernur Ali Sadikin memutuskan bahwa kebutuhan untuk tradisi tekstil Indonesia dilestarikan adalah lebih besar daripada kebutuhan kota untuk ruang penyimpanan arsip, yang bangunan ini telah dialokasikan, dan jadi Museum Tekstil lahir diresmikan sebagai museum tekstil pada tanggal 28 juni 1976 oleh Ibu Tien Soeharto. Dengan koleksi teksil berjumlah 1980 yang terdiri dari 786 kain batik,709 kain tenun, 325 campuran, 60 peralatan , 100 busana dan tekstil konteporer.
Bangunan atau isi museum
Ruang display
Ruang ini digunakan untuk memamerkan tekstil Indonesia baik koleksi museum ,koleksi para desainer maupun masyarakat pecinta tekstil. Disajikan dengan ruang terbuka untuk dapat mengeksplorasi koleksi secara lebih dekat .

Galeri batik
Menampilkan macam-macam batik kuno dan batik perkembangan dari masa ke masa ,galeri ini diresmikan pada tanggal 2 oktober 2012 dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap batik dan kain indonesia.

- Ruang pengenalan wisata
Menyajikan koleksi alat tenun dari berbagai daerah di Indonesia dan informasi tentang bahan baku serta proses pembuatan kain tradisional Indonesia. Ruangan ini juga memberikan kesempatan untuk mencoba alat tenunnya.

- Pendopo Batik
Menyajikan ruangan untuk mencoba membuat batik sendiri dengan alat, pewarna dan cetakan gambarnya yang sudah disediakan disini juga dapat membuat teknik ikat celup,aplikasi manik-manik slik painting ,sulam dan kreasi mencipta motif kain di atas gerabah.

- Toko museum
Menyediakan  sarana bagi pengunjung untuk memperoleh oleh-oleh berupa kain ,busana,aksesoris,peralatan batik dan buku-buku tentang wastra.

- Perpustakaan
Disediakan perpustakaan untuk pengunjung sebagai proses pembelajaran tekstil inndonesia, dengan koleksi buku-buku tekstil yang cukup lengkap.

- Toilet dan kantin
Sebagai sarana pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
waktu operasional
- Senin  tutup
- Selasa – minggu  buka dari jam 09.00 – 15.00
Tiket masuk
- Dewasa         Rp. 2000
- Mahasiswa/pelajar Rp. 1000
- Anak-anak Rp.    600

TEKSTIL
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman,penjahitan,pengikatan,dan cara pressing. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan kain lainnya. Maka dapat dismpulkan bahwa tekstil adalah bahan yang meliputi serat,benang,kain,pakaian,dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat.
Istilah tekstil dalam sehari-hari sering disamakan dengan kain, tetapi kenyataannya ada yang berbeda antara dua istilah ini, tekstil digunakan untuk menyebut bahan dati tenunan benang ,sedangkan kain merupakan hasil jadinya yang sudah bisa digunakan. Bahan pewarna sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki aktifitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada suatu situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa di india dan timur tengah pewarna telah digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna diperoleh dari hewan,tumbuhan,atau mineral. Bahan pewarna seperti ini tidak diperlukan proses pengolahan yang rumit. Saat ini sumber pewarna utama adalah tumbuhan seperti akar-akaran,beri-berian,kulit kayu,daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam skala komersil. Pewarna organic pertama yang di buat oleh manusia adalah mauveine. Pewarna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkin pada tahun 1856. Sejak itu berbagai jenis pewarna sintetis berhasil dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh biaya produksinya yang lebih murah ,jenis warna yang lebih banyak,dan kemampuan pewarnaan yang lebih baik.

PROSES PEMBUATAN TEKSTIL
Serta buatan dan serat alam atau kapas diubah menjadi barang tekstil dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapan dibersihkan sebelum disatukan menjadi benang. Pemintalan yang merubah serat menjadi benang. Sebelum prosen penenunan atau perajutan , benang buatan  maupun kapas dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku.zat kanji yang sering digunakan adalah pati,perekat gelatin,getah,polivinil alcohol dan karboksimetil selulosa. Penenunan , perajutan,pengikatan dan laminasi merupakan proses kering. Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam atau hanya air. Penghilang kanji pada kapas dapat memakai enzim. Pada waktu yang sama dengan pengkajian , digunakan pengikisan atau pemasakan dengan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran dari kain kapas. Pewarnaan serat ,benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan memakai proses kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Kain dibilas diantara kegiatan pemberian warna . pencetakan warna dengan pola tertentu pada kain diatas rol atau kasa.
Dalam hal ini saya akan membahas tentang salah satu koleksi yang ada dimuseum tekstil ini yaitu kain panjang dari Sumatra selatan “ Songket Palembang “

SONGKET
Songket adalah kain tradisional khas melayu di Indonesia,Malaysia dan brunei.songket ditenun dengan benang emas dan perak pada umumnya sehingga menimbulakan warna mengkilat dan biasnya digunakan pada acara-acara resmi. Di Indonesia terdapat berbagai macam songket yaitu dari Palembang,jambi dan minangkabau.
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa melayu dan bahasa indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya  mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Istilah menyongket berarti “menenun dengan benang emas dan perak”. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu. Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja, akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.
Berdasarkan tujuannya pembuatan tenun songket dibedakan menjadi dua yaitu , untuk keperluan sendiri dan untuk diperdagangkan. Jika pembuatan hanya untuk sendiri atau untuk keluarga maka dilakukannya susudah beraktifitas diladang atau disawah akan tetapi juka untuk diperdagangkan dilakukan dari pagi hingga sore oleh tenaga ahli perempuan biasanya. Ilmu menennun songket didapat turun menurun dari keluarga terutama ibunya.

Sejarah Songket Palembang
 Seperti yang diketahui songket sekarang sudah terkenal dinusantara ,yang menurut cerita masyarakat sumatera selatan, asal mulanya kain songket ini berasal dari perdagangan pada zaman kerajaan sriwijaya abad ke-7 sampai abad ke-11 dimana para pedagang dari tiongkok meyediakan benang sutera dan pedagang dari india menyediakan benang emas dan perak, maka di masyarakat sriwijaya pada waktu itu terciptalah songket.
Kain songket tidak dapat dilepaskan dengan masa kejayaan kerajaan sriwijaya sebagai kerajaan niaga maritim yang makmur dan kaya, hal ini berdasarkan fakta ditemukannya kain songket dibeberapa situs peninggalan kerjaan sriwijaya. Fakta ini juga didukung dengan kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah ada di Palembang.
Kain songket yang dibuat menggunakan benang emas murni 14karat adalah salah satu bentuk kain yang dahulu hanya diperuntukan bagi kalangan istana dan bangsawan kerajaan sriwijaya. Meski benang emas harus di impor , terutama dari china , emas sendiri merupakan bahan tambang yang dihasilkan di kerajaan sriwijaya , yang merupakan salah satu komoditas ekspornya yang penting ke kerajaan Thailand dan lalu di impor lagi dalam bentuk helaian benang emas untuk menenun kain songket.
Untuk membuat sebuah kain songket yang eksklusif diperlukan waktu sekitar tiga bulan dalam proses pengerjaannya, sedangkan untuk songket yang biasa diperlukan waktu hanya sekitar tiga hari, tentu saja dengan harga yang relatif terjangkau.
Motif
Adanya hubungan dagang yang erat dengan inda juga tergambarkan pada motif-motif ikat pakan pada kain songket Palembang. Kain songket dengan kombinasi atau dengan latar motif-motif ikat disebut kain limar, kain songket jenis ini dibuat di Bangka,pulau lepas pantai timur sumatera selatan yang pada masa lalu merupakan bagian dari wilayah kerajaan sriwijaya.
Motif warna emas biasanya menjdi cirri khas tenun songket. Terdapat tiga jenis bennag emas yang dikenal dari segi pengejaannya, yaitu benang emas sartibi,bennag emas Bangkok , dan bennag emas Cabutan. Benang emas cabutan ini didapat dari kain songket yang sudah lama dan sudah rusak yang diurai kembali dengan cara mecabut bennag emasnya. Biasanya benang emas ini masih bagus dan masih kuat dan dapat dipergunakan kembali dengan cara dicelupkan dengan cairan emas 24 karat untuk pembaruannya. Hasil yang didapat dari pemanfaatan benang emas songket yang sudah lama dan rusak biasanya akan menghasilkan kain songket baru yang antic. Dan juga biasanya motif songket Palembang terinspirasi dari alam, hal ini dikarenakan dulu pembuatan songket Palembang ini dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang dekat dengan suasana alam. Ada banyak nama dan motif songket Palembang baik yang sudah terdaftar di kemunhan Direktorat Jendral hak kekayaan intelektual, maupun yang belum terdaftar. Motif songket Palembang yang telah terdaftar adalah :
- Motif bungo intan
- Lepus pulis
- Nampan perak
- Limar beranti
Sedangkan motif yang belum terdaftar adalah :
- Motif lepus bintang berakam
- nago besaung
- limar tigo negeri tabor intan
- limar tigo negeri cantik manis
- lepus bintang penuh
- limar penuh mawar berkandang
- motif Berante berakam(motif seragam club sepak bola masyarakat Palembang sriwijaya FC )

Cara Pembuatan Songket Palembang 
Pencelupan
Siapkan warnya yang ada, kemudia bennag sutera yang berwana putih dicelup,setelah dicelup maka benang sutera tadi dijemur dibawah sinar matahari dengan memakai bamboo sebagai penyanggahnya.

Cabutan
Proses ini adalah mencabut atau memisahkan bennag emas dari songket lama. Pada proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati karena benang emas pada kain yang sudah lama akan mudah rusak dan rontok. Setelah terpisah dari kain, benang emas digulung agar tidak rusak. Jika terjadi kerusakan pada benang emas seperti putus maka dilakukan penyambungan benang emas yang rusak itu, setelah itu benang emas tersebut digulung dengan memakai planting yang terbuat dari bamboo. Pada proses ini dibutuh delapan hari sampai duabelas hari.

Penenunan

Proses selanjutnya adalah penenunan. Proses penenunan ini yaitu dengan cara memasukan benang emas dan benang sutera sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif desain dilakukan dengan cara mengcungkit dengan menggunakan lidi untuk mendapatkan motif yang diinginkan. Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, biasanya hingga dua sampai tiga bulan.
Karena semua bahan baku hampir semuanya di import, maka meyebabkan kain songket begitu mahal harganya.
Perlakuan khusus untuk kain songket mutlak dilakukan. Kain songket tidak bisa sembarangan didalam perawatannya. Kain songket tidak bisa dicuci baik itu dengan dry cleaning ataupun wet cleaning.

Fungsi dahulu dan sekarang
Sesudah masa kerajaan, kain songket menjadi bagian dari ciri dan idetitas kebudayaan palembang. Songket kemudian juga boleh dipakai warga masyarakat biasa dan selalu muncul dalam upacara perkawinan adat masyarakat sumatera selatan. Songket juga sring disebut sebagai “ Ratu Kain Tenun “ karena kemilau benang emas dan perak yang ditampilkannya.
Dahulu, songket Palembang adalah kain mewah yang hanya dapat dimiliki dan dipakai oleh kaum bangsawan dan kesultanan. Hal ini disebabkan proses pengerjaan yang rumit dan bahannya yang sangat mahal terutama untuk benang emas yang benar-benar terbuat dari emas lembaran murni asli. Jadi tidak heran kalau hanya kaum bangsawan yang dapat membeli kain songket ini dan sampai sekarang pun kain songket ini masih ada.
Seiring berjalannya waktu telah ditemukannya benang emas sintetis,maka kain songket – songket ini tidak semahal songket dahulu dan dapat dimiliki oleh semua orang sebagai bentuk kesenian yang anggun dan kelihatan mewah walaupun harganya tidak lagi mahal, tetapi nilai seni dan kemewahan masih melekat didalam songket masa kini.






Refrensi
Website :
- http://www.scribd.com/doc/39149496/Tekstil
- http://songketwongpalembang.com/
- http://museumtekstiljakarta.com/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Songket
- http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1589
buku :
- Berita Wastra (bulletin himpunan wastraprema) “ focus South Sumatera” terbit tanggal 6 desember 2005
- Songket Palembang by Yudhy Syarofie tahun 2007 Modul “Rpks tekstil” mata kuliah ‘pengetahuan tekstil’







Tidak ada komentar:

Posting Komentar