PERLAWANAN
ACEH 1873 - 1904
Kerajaan Aceh memiliki kedudukan
yang sangat terkenal sebagai pusat perdagangan . Aceh banyak sekali menghasilkan
lada , tambang serta hasil hutan , ketika gerak maju Belanda di Sumatera
mengharapkan dukungan dari Pemerintah mereka , Inggris . sebelumnya Pemimpin
Pemerintah Whig 1859 – 65 , Lord Parlmerston sudah mengajukan proses yang
sangat keras atas gerak maju serupa yang dilakukan Belanda pada tahun 1841 . ttelah
berubah dalam 20 Tahun Perdagangan Inngris tidak lagi tanpa tandingan di Timur
. Prancis dan Amerika disusul tidak lama kemudian oleh Jerman dan Italia , siap
menentang monopoli kolonial yang dijalankan Inggris – Belanda di Asia Tenggara.
Liberal yang tidak dapat disangkal lagi dalam kebijakan perdagangan Belanda
setelah tahun 1848 memperkuat pendapat Kementerian Luar Negri Inggris bahwa
sudut – sudut strategis di dunia lebih banyak berada dalam kekuasaan Belanda
daripada dalam kekuasaan beberapa Negara yang lebih kuat . Krena itu ,
kementrian Luar Negri berangsur angsur menggeser landasan kebijakannya , pada
tahun 1871 menyerahkan Pntai Timur Sumatra dan Aceh ke tangan Belanda . tetapi
dunia Tahun 1871 , Aceh masih sebagai
kerajaan yang merdeka tetapi mulai berubah dengan adanya Traktrat
Sumatra ( yang ditandatangani Inggris dengan Belanda pada tanggal 2 November
1871 ) . Isi dari Traktrat Sumatra 1871 itu adalah pemberian kebebasan bagi
Belanda untuk memperluas daerah kekuasaan di Sumatra , termasuk Aceh . Dengan
demikian , Traktrat Sumatra 1871 merupakan ancaman untuk Aceh . Karena itu Aceh
berusaha untuk memperkuat diri , mengadakan hubungan dengan Turki , Konsul
Italia , bahkan dengan Konsul Amerika Serikat di Singapura . Tindakan Aceh ini
sangat mengkhawatirkan pihak Belanda karena Belanda tidak ingin adanya campur
tangan dari luar . Belanda memberikan ultimatum, namun Aceh tidak
menghiraukannya . Pada tanggal 26 Maret
1873 , Belanda melakukan perang kepada
Aceh . Perang Aceh
adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada
Tahun 1873 hingga 1904 . Kesultanan Aceh menyerah
pada Tahun 1904 , tetapi perlawanan
rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut . Pada tanggal 26 Maret1873 Belanda melakukan perang
kepada Aceh , dan mulai menggunakan tembakan meriam ke daratan Aceh dari
kapal perang Citadel van Antwerpen
. Pada tanggal 8 April 1873 ,
Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler , dan Masjid Raya Baiturrahman dikuasainya .
Jendral Köhler saat itu membawa 3.198 tentara . Sebanyak 168 di antaranya para
perwira . Perang Aceh Pertama (1873 - 1874) dipimpin oleh Panglima Polim
dan
Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Jendral Köhler . Jendral Köhler
dengan 3000 serdadunya
akhirnya terbunuh , dimana Jendral Köhler sendiri tewas pada tanggal 14 April1873 . Sepuluh hari kemudian , perang terjadi di mana-mana
perang yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman , yang
dibantu oleh beberapa kelompok pasukan . Ada di Peukan Aceh , Lambhuk , Lampu'uk
, Peukan Bada , sampai Lambada , Krueng Raya . Beberapa ribu
orang juga berdatangan dari Teunom , Pidie , Peusangan , dan beberapa wilayah lainnya
.
Pada Perang Aceh Kedua ( 1874-1880 ) di bawah pimpinan Jendral Jan van Swieten , Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan
Pada tanggal 26 Januari 1874 dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda Pada tanggal 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda . Ketika Sultan Machmud Syah wafat pada
tanggal 26 Januari 1874 dan digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indragiri . Perang yang pertama dan Perang yang kedua
adalah perang total dan frontal dimana pemerintah masih berjalan mapan , meskipun
ibu kota negara berpindah - pindah ke Keumala , Dalam indrapuri dan tempat - tempat lain Perang ketiga
(1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi
sabilillah . Dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1904 . Dalamperang gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan . Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh ,Teuku Umar akhirnya gugur . Tetapi Cut Nyak Dien istri Teuku Umar kemudian
tampil menjadi komandan perang gerilya . Perang keempat pada tahun ( 1896-1910 )
adalah perang gerilya kelompok dan perorangan
dengan perlawanan , penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa
komando dari pusat pemerintahan Kesultanan .
Sebab-sebab
terjadinya Perang Aceh
·
Belanda menduduki daerah Siak Akibat dari Perjanjian Siak pada
Tahun 1858 . Di mana Sultan Ismail menyerahkan
daerah Deli , Langkat , Asahan dan Serdang kepada Belanda padahal daerah-daerah itu
sejak Sultan Iskandar Muda berada
di bawah kekuasaan Aceh .
·
Belanda melanggar perjanjian Siak , maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824.Isi perjanjian London adalah Belanda dan Britania Raya membuat ketentuan tentang batas-batas
kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang Singapura.
Keduanya mengakui kedaulatan Aceh .
·
Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga
kapal-kapalBelanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh , Perbuatan
Aceh ini didukung Britania.
·
DibukanyaTerusan Suezoleh Ferdinand de Lesseps . Menyebabkan
perairan Aceh menjadi sangat penting dalam lalu lintas
perdagangan .
·
Ditandatanganinya Perjanjian London 1871 antara Inggris dan Belanda yang isinya,
Britania memberikan kekuasaan kepada Belanda untuk mengambil tindakan di
Aceh . Belanda harus menjaga keamanan lalu lintas di Selat Malaka . Belanda mengizinkan Britania bebas berdagang
di Siak dan menyerahkan daerahnya di Guyana Barat kepada Britania.
·
Akibat perjanjian Sumatera 1871 , Aceh mengadakan hubungan diplomatik dengan Konsul Amerika Serikat , Kerajaan Italia , Kesultanan Usmaniyah di singapura dan mengirimkan utusan ke Turki Usmani pada
tahun 1871.
·
Akibat hubungan diplomatik Aceh dengan Konsul Amerika, Italia danTurki
di Singapura, Belanda menjadikan itu sebagai alasan untuk menyerang Aceh.
Wakil Presiden Dewan Hindia Frederik Nicolas Nieuwen huijzen dengan 2 kapal perangnya datang ke Aceh dan
meminta keterangan dari Sultan Machmud Syah tentang apa yang sudah dibicarakan di
Singapura itu , tetapi Sultan Machmud menolak untuk memberikan keterangan .
Sifat perlawanan Aceh ini ada dua macam yaitu
politik dan keagamaan :
1. Perlawanan politik yang bertujuan
untuk mempertahankan kedaulatan Aceh , Perlawanan politik dipimpin oleh para
bangsawan yang bergelar Teuku , antara lain Teuku Umar dan isterinya
bernama Cut Nyak Dien , Panglima Polim , Sultan Dawutsyah , Teuku Imam Lueng
Batta .
2. Perlawanan juga bersifat
keagamaan yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama kristen
di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar Teungku contoh Teungku
Cik di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi terhadap Belanda.
Jalan perang
- Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya Baiturahman .
- Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan bahwa kerajaan Aceh sudah takluk . Nama Banda Aceh kemudian diganti kota raja . Aceh belum benar-benar takluk kepada Belanda . Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit . Putranya yang bernama Muhammad Dawot syah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye . Rakyat Aceh tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.
- Langkah berikutnya Pada tahun 1884 Belanda mempertahankan kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja . dan dibentuk pemerintahan sipil . Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel.
Perang
pun dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan dengan perang fi'sabilillah .
Sekitar tahun 1875 , Teuku Umar melakukan gerakan dengan mendekati Belanda dan hubungannya dengan orang Belanda semakin kuat . Pada tanggal 30 September 1893 , Teuku Umar dan pasukannya yang berjumlah 250 orang pergi ke Kutaraja dan " menyerahkan diri "
kepada Belanda . Belanda sangat senang karena musuh
nya mau membantu mereka , sehingga
mereka memberikan Teuku Umar gelar Teuku Umar Johan Pahlawan dan
menjadikannya komandan unit pasukan Belanda dengan kekuasaan penuh . Teuku Umar
merahasiakan rencana untuk menipu Belanda , meskipun ia dituduh sebagai
penghianat oleh bangsa Aceh . Bahkan , Cut Nyak Meutia datang menemui Cut Nyak Dhien dan
memakinya . Cut Nyak Dien berusaha menasehatinya untuk kembali melawan Belanda . Namun , Teuku Umar masih terus
berhubungan dengan Belanda. Teuku Umar
lalu mencoba untuk mempelajari taktik Belanda , sementara pelan-pelan mengganti
sebanyak mungkin orang Belanda di unit yang ia kuasai . Ketika jumlah orang
Aceh dan pasukan tersebut cukup banyak , Teuku Umar melakukan rencana palsu
pada orang Belanda dan ia ingin
menyerang bangsa Aceh.
Teuku
Umar dan Cut Nyak Dhien pergi dengan semua pasukan perlengkapan berat ,
senjata, dan amunisi Belanda , lalu
tidak pernah kembali. Penghianatan ini disebut Het verraad van Teukoe Oemar
( pengkhianatan Teuku Umar) . Teuku Umar yang mengkhianati Belanda menyebabkan Belanda marah dan melancarkan operasi besar-besaran
untuk menangkap Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar . Namun, gerilyawan kini
dilengkapi perlengkapan dari Belanda . Mereka mulai menyerang Belanda
sementara Jendral Van Swieten diganti . Penggantinya Jendral Jakobus Ludovicius Hubertus Pel , Jendral Jakobus pun dengan cepat terbunuh
dan pasukan Belanda berada pada kekacauan . Belanda lalu mencabut gelar Teuku
Umar dan membakar rumahnya , dan juga mengejar keberadaan Teuku Umar .
Cut
Nyak Dien dan Teuku Umar terus menekan Belanda , lalu menyerang Banda Aceh ( Kutaraja
) dan Meulaboh ( bekas basis Teuku Umar ) , sehingga Belanda terus-terusan
mengganti jendral yang bertugas . Unit " Maréchaussée " lalu dikirim ke Aceh . Mereka
dianggap biadab dan sangat sulit ditaklukan oleh orang Aceh . Selain itu banyak
pasukan " De Marsose " merupakan orang Tionghoa - Ambon yang menghancurkan semua yang ada di
jalannya . Akibat dari hal ini, pasukan Belanda merasa simpati
kepada orang Aceh dan Van der Heyden membubarkan unit "De
Marsose".Peristiwa ini juga menyebabkan kesuksesan jendral selanjutnya
karena banyak orang yang tidak ikut melakukan jihad kehilangan nyawa mereka,
dan ketakutan masih tetap ada pada penduduk Aceh . Jendral Joannes Benedictus van Heutsz memanfaatkan ketakutan ini dan mulai menyewa orang Aceh
untuk memata-matai pasukan pemberontak sebagai informan sehingga Belanda
menemukan rencana Teuku Umar untuk menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899. Akhirnya, Teuku Umar gugur tertembak peluru. Ketika Cut Gambang, anak
Cut Nyak Dhien menangis karena kematian ayahnya , ia ditampar oleh ibunya lalu
memeluknya dan berkata:
“ Sebagai perempuan Aceh , kita tidak
boleh menangisi orang yang sudah meninggal ”
Cut
Nyak Dien lalu memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh
bersama pasukan kecilnya dan mencoba melupakan suaminya . Pasukan ini terus bertempur
sampai kehancurannya pada tahun 1901 karena tentara Belanda sudah terbiasa berperang di medan
daerah Aceh . Cut Nyak Dien terus bertambah umur semakin tua . Matanya sudah
mulai rabun , Cut Nyak Dien terkena penyakit encok dan juga jumlah pasukannya
terus berkurang, serta sulit memperoleh makanan , Hal ini membuat ketakutan
para pasukan-pasukannya . Anak buah Cut Nyak Dhien yang bernama Pang Laot
melaporkan lokasi markasnya kepada Belanda karena ketakutan . Akibatnya,
Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu . Mereka terkejut
dan bertempur mati-matian , Cut Nyak Dhien ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh . Cut Nyak Dhien dipindahkan ke
Sumedang berdasari orang terakhir yang melindungi Cut Nyak Dien sampai
kematiannya . Namun, Cut Nyak Dhien memiliki penyakit rabun, sehingga ia
tertangkap . Cut Nyak Dien berusaha mengambil rencong dan mencoba untuk melawan musuh .
akhirnya aksi Cut Nyak Dhien berhasil dihentikan oleh
Belanda .
Nieuwnhuyzen
setelah tiba di Aceh pada tanggal 22 Maret sesuai dengan instruksi yang sangta
jelas yang diberikan kepadanya oleh Loudon . Suratnya yang pertama kepada
Sultan meminta Sultan menjelaskan dalam waktu 24 jam mengenai apa yang
dilakukan Tibang di Singapura . bila
penjelasan dapat diterima oleh Nieuwnhuyzen maka akan menjelaskan mengenai
dasar – dasar untuk mencapai penyelesaian yang lebih memuaskan antara Aceh
dengan Belanda . Sultan Mahmud menjawab esok harinya Ia ingin hidup damai
dengan Pemerintah India Belanda , tetapi wakil Belanda di Riau sudah sepakat
mengenai pengunduran kunjungan belanda selama enam bulan . Sultan Mahmud tidak
membahasa mengenai perundingan Tibang di Singapura , baik dalam surat ini
maupun dalam surat kedua tanggal 25 Maret yang menjawab ultimatum Belanda yang
kedua . Nieuwnhuyzen menganggap Aceh hanya mengulur – ulur waktu , kapalnya
mulai mengeluarkan peluru yang menghujani pantai pada tanggal 26 Maret sebagai
tanda pernyataan perang . Kekuatan Militer Belanda yang terdiri dari 3.000 serdadu mendarat pada tanggal 8 April tiga
minggu kemudian mereka sudah berada di atas kapal – kapal mereka kembali ,
setelah menghadapi perlawanan yang dialami militer Belanda di Timur , Jendral Köhler sendiri berhasil
dibunuh pada tanggal 10 April 1873 Ekspedisi kedua di bawah pimpinan Jenderal
van Swieten berhasil merebut istana sultan. Ketika Sultan Machmud Syah wafat 26
Januari 1874 digantikan oleh Tuan Ku Muhammad Dawot yang di nobatkan sebagai
Sultan di masjid Indragiri. Pada 13 Oktober 1880 pemerintah kolonial menyatakan
bahwa perang telah berakhir . Bagaimanapun perang dilanjutkan secara gerilya
danperang fisabilillah dikobarkan di mana sistem perang gerilya ini
dilangsungkan sampai tahun 1904 . Pada masa perang dgn Belanda Kesultanan Aceh
sempat meminta bantuankepada perwakilan Amerika Serikat di Singapura yg
disinggahi Panglima Tibang Muhammad dalam perjalanan menuju Pelantikan Kaisar
Napoleon III di Perancis. Aceh juga mengirim Habib Abdurrahman untuk meminta
bantuan kepada Kekaisaran Ottoman . Namun Kekaisaran Ottoman kala itu sudah
mengalami masa kemunduran . Sedangkan Amerika menolak campur tangan dalam
urusan Aceh dan Belanda . Perang kembali berkobar pada tahun 1883 Pasukan
Belanda berusaha membebaskan para pelaut Britania yang sedang ditawan di salah
satu wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh dan menyerang kawasan tersebut . Sultan
Aceh menyerahkan para tawanan dan menerima
bayaran yang cukup besar sebagai gantinya . Sementara itu Menteri Perang
Belanda Weitzel kembali menyatakan perang terbuka melawan Aceh . Belanda kali
ini meminta bantuan para pemimpin dan Belanda menderita kerugian luar biasa
besar dalam serangan.
Referensi dari Buku :
1)
Nama Pengarang :
Nthony Reid
Judul :
Asal Mula Konflik Aceh
Kota :
Jakarta
Penerbit :
Yayasan Obor Indonesia
Tahun :
2005
Hal :
372
2)
Nama Pengarang :
Denys Lombard
Judul : Kerajaan Aceh Zaman
Sultan Iskandar Muda
Kota : Jakarta
Penerbit :
Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun :
2006
Hal :
408
3)
Nama Pengarang :
Paul Van T’VEER
Judul :
Perang Aceh ( Khas kegagalan Snouck Hurgronje )
Kota :
Jakarta
Penerbit :
PT. Garafiti Pers
Tahun :
Jakarta
Hal :
270
Referensi dari Web
http://www.sejarahnusantara.com/sejarah-aceh/sejarah-perang-aceh-melawan-belanda-1873-1904-10038.htm
By : Arta Damaiyani
Usaha Jasa Pariwisata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar