Nama : Trinia Fauziah
No Reg : 4423126884
Prodi : Usaha Jasa Pariwisata
Fakultas : Ilmu
Sosial
Lokasi : Museum Wayang
Judul : Wayang Golek
"Wayang Golek"
Assalamualaikum
wr.wb... Saya akan menceritakan sedikit tentang proses pembuatan tugas sejarah ini.
Pada beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke sebuah museum yang berlokasi
di daerah kota. Kebetulan kelompok saya kedapatan untuk berkunjung ke “Museum Wayang”.
Saya dan kelompok diperintahkan untuk membahas wayang. Sesampainya disana, saya
langsung melihat berbagai macam wayang yang di tampilkan di museum itu. Disana terdapat
banyak wayang ada yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia.
Singkat cerita dan pada akhirnya saya tertarik untuk membahas sebuah wayang
yang cukup terkenal di masyarakat. “Wayang Golek” Siapa yang tidak kenal wayang
golek? Yap, Wayang Golek banyak di ceritakan di Indonesia bahkan para turis
yang berkunjung di museum wayang pun mengetahui apa itu wayang golek. Oleh sebab itu disini saya akan membahas tentang wayang tersebut. Mengapa saya mengambil tema
wayang golek? Karena menurut saya wayang golek merupakan salah satu wayang yang
terkenal di Indonesia.
Sebelum
saya menjelaskan panjang lebar, terlebih dahulu saya ingin memjelaskan pengertian
dari wayang, wayang adalah suatu seni pertunjukan yang terbuat dari boneka
kayu, dan dimainkan oleh dalang atau orang yang ahli memainkannya. Wayang
pertama kali di perkenalkan yakni di tanah Pasundan, Jawa Barat.
Disini
wayang juga terdapat berbagai jenis, yaitu wayang golek papak (cepak) dan
wayang golek purwa, dan wayang golek modern yang berasal dari daerah sunda.
Pertunjukan
wayang tersebut biasanya menceritakan tentang cerita rakyat. Sebagaimana
contohnya ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan
yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media paling efektif menyebarkan
agama Hindu pada zamannya. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan
Mahabrata. Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang
menampilkan “Tuhan” atau
“Dewa” dalam
wujud manusia dilarang, munculah boneka
wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukan yang
ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal
sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang
memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Seperti
yang saya bahas di atas, wayang golek mempunyai berbagai macam jenis yaitu
wayang golek papak (cepak), wayang golek purwa, dan wayang golek modern. Dan di
bawah ini saya akan menjelaskan tentang ketiga wayang tersebut:
1. Wayang Golek Papak
(Cepak)
Wayang Golek
Papak (Cepak) adalah salah satu
jenis kesenian tradisional yang terkenal di daerah Indramayu ldan Cirebon.
Golek berarti boneka, sedangkan "cepak" diambil dari bentuk kepala
wayang yang papak (rata). Karena bentuk fisiknya inilah, wayang ini dinamakan
wayang golek cepak.
Biasanya dalam
pertunjukan wayang golek cepak cerita yang diangkat adalah cerita babad &
legenda, dan menggunakan bahasa Cirebon. dalam pertunjukkan wayang golek cepak
tidak dikenal tokoh seperti Arjuna maupun Shinta. Sehingga muncul tokoh - tokoh
seperti Nyi Mas gandasari, Wiralodra, Ki Tinggil, Kuwu Sangkan, Bagal Buntung,
dll.
2. Wayang Golek Purwa
Kenapa dinamakan
wayang golek Purwa? Karena dari sumber yang saya baca di jelaskan bahwa cerita atau lakon yang diangkat dalam pertunjukkan wayang golek purwa
adalah cerita mahabharata dan Ramayana, sama seperti yang biasa dipentaskan
dalam pertunjukkan wayang kulit purwa. Kemudian bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda.
Dengan
iringan gamelan salendro yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking,
sebuah selentem, satu perangkat bonang recik, satu perangkat kenong, sepasang
gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang
indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab, Selama pertunjukan yang
bertindak sebagai pemimpin adalah Dalang. Dia memainkan wayang, menyanyikan
Suluk, menyuarakan dialog (antawacana), memberikan aba-aba kepada Nayaga untuk
mengatur lagu gamelan, dll. Karena itu dalang berperan sangat sentral.
3. Wayang Golek Modern
Wayang Golek ini hampir sama seperti Wayang Golek Purwa, karena cerita yang di angkat dalam pertunjukan ini adalah cerita dari Mahabrata dan Ramayana. Namun di dalam pertunjukan wayang ini, sudah menggunakan unsur-unsur modrn seperti di tampilkannya listrik-listrik atau cahaya untuk membuat trik dalam pertunjukan. Wayang golek modern dirintis oleh R.U. Partasuanda dan dikembangkan oleh Asep Sunandar tahun 1970 -1980. Gamelan wayang golek modern ditempatkan di depan layar yaitu di depan jagat. Pesinden berada di depan yang terdiri dari beberapa orang duduk berjejer. Apabila sedang melantunkan lagu-lagu yang dapat menampilkan adegan joget, pesinden pun ikut berjoget. Bahkan, atas permintaan penonton pesinden berjoget dengan penonton. Apalagi sekarang, dengan lagu-lagu dangdut sudah biasa ditampilkan dalam pagelaran wayang atau kiliningan, pesinden harus mau turun melantai.
- Bentuk
wayang golek
Media
utama pergelaran Wayang Golek adalah boneka yang terbuat dari kayu (umumnya
jenis kayu yang ringan), ditatah atau di ukir, dicat, diberi busana dan karakter
sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Boneka kayu yang menyerupai manusia
dengan stilasi disana-sini itu disebut juga Wayang Golek, dengan demikian nama
benda peraga dan nama jenis pertunjukannya itu sendiri sama yakni Wayang Golek.
Bentuk atau badan Wayang
Golek sebenarnya dapat dipisah-pisah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian
kepala beserta leher, tangan, dan badan. Ketiga bagian tersebut dibuat secara
terpisah untuk kemudian disambungkan sehingga bentuknya tampak utuh seperti
“manusia”.
Bagian leher dan kepala disambungkan oleh bamboo yang
telah diraut kurang lebih sebesar jari kelingking sehingga wayang tersebut
dapat menengok ke kiri dan ke kanan seperti manusia. Bagian bawah dari bambu
itu diruncingkan, menembus badan wayang sampai ke bawah dan akhirnya berfungsi
sebagai kaki yang akan ditancapkan pada batang pisang sehingga dapat berdiri
kokoh. Dari bagian pinggang ke bawah dipasang kain yang berbentuk sarung
sehingga tangan Dalang yang memegang bambu tadi tidak tampak dari luar.
Bagian tangan dibuat
terpisah terutama pada sendi bahu dan sedi siku. Sendi-sendi itu dihubungkan
dengan benang atau tali sehingga wayang tersebut dapat bergerak menyerupai manusia.
Bagian tangan tokoh-tokoh wayang tertentu diberi kelat bahu hiasan pangkal
lengan atau gelang. Demikian juga pada bagian-bagian tubuh wayang yang penuh
dengan manik-manik, anting telinga, badong hiasan punggung, keris dan
sebagainya. Adapun bentuk badan raut wajah, pakaian, hiasan, disesuaikan dengan
karakter dan kedudukan tokoh wayang yang bersngkutan.
- Musik
Musik yang dipergunakan untuk mengiringi pergelaran
Wayang Golek adalah karawitan Sunda yang berlaraskan Pelog atau Salendro. Instrumen
musik tersebut ditabuh oleh beberapa orang Nayaga atau Juru Gending, adapun
alat musik tersebut lengkap adalah sebagai beriku
- Saron 1 Saron 2 - Peking - Demung – Selentem
- Bonang - Rincik - Kenong – Gambang
- Rebab - Kecrek - Kendang – Bedug
- Gong
Sumber:
-
Museum wayang jakarta
-
Buku Imagining Indonesia James William
Schiller,
-
Buku On the subject of java – john pemberton
-
Peperenian urang sunda : rachmat taufik hidayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar