Nama : Ana Wijayanti
No. Reg : 4423125309
Mata Kuliah : Sejarah Indonesia
Ujian Akhir Semester
Sejarah
D3 Usaha Jasa Pariwisata
Fakultas Ilmu Sosial
Sekilas
tentang Museum Tekstil
Museum Tekstil Jakarta yang tidak terlalu terdengar
namanya, menyimpan barang-barang tekstil kuno. Bangunan yang sekarang dijadikan
museum, dahulunya adalah rumah singgah. Setelah proses yang cukup lama dengan
berpindah hak milik, pada tahun 1976 gedung ini diresmikan sebagai Museum
Tekstil. Bangunan yang sudah berumur ini dijadikan Museum Tekstil karena
pemerintah DKI berupaya untuk melestarikan tekstil tradisional Indonesia.
Visinya yang kurang lebih menuliskan supaya museum ini menjadi pusat
pelestarian tekstil Indonesia. Dan misinya yang berisi ingin melakukan
usaha-usaha pelestarian alam baik hewani maupun nabati dalam hal pertekstilan. Museum
yang bertempat di Jl. Aipda Ks Tubun 2-4 daerah Tanah Abang, menyimpan berbagai
macam kain atau barang tekstil dari pelosok Indonesia.
Tidak hanya kain tekstil yang di
pamerkan disini, terdapat galeri batik di samping gedung utama museum tekstil
ini. Batik dari seluruh pelosok Indonesia, dari cara pembuatan maupun cara
distribusinya. Banyak motif yang menjadi kciri khas suatu daerah, membantu para
pengunjung bisa mengenal dengan cepat batik dari daerah mana. Terdapat taman pewarna alami di komplek
museum tekstil ini.
Koleksi dari Museum Tekstil sendiri kurang
lebih berjumlah1914 koleksi yang terdiri dari:
- Wastra (kain tradisional)
- Batik
- Kostum untuk tari
- Aksesori tari-tarian
Kain tradisional, sangat banyak
macamnya. Seperti kain panjang, sarung, kain selimut, songket serta kemben.
Tidak asing mendengar nama-namanya, tetapi kain-kain itu semua terdapat dari
berbagai daerah yang tersebar. Seperti halnya yang akan saya bahas, Kain
Kemben. Sangat familiar dengan namanya, kain kemben yang artinya adalah kain
penutup bagian dada. Kain tradisional dari daerah Banten yang dipakai kaum hawa
ini sampai sekarang masih digunakan oleh masyarakat Banten dalam. Contohnya
para suku Baduy dalam, luar maupun dangka. Banyak terbuat dari macam-macam
kain, tetapi yang saya amati adalah dari katun. Memiliki motif ragam hias
garis-garis bersilangan.
Kemben merupakan jenis pakaian, berupa kain
pembalut tubuh, yang menjadi bentuk dan model dasar busana tradisional Bali,
baik untuk pria maupun wanita, dari segala jenis usia, maupun dari kasta
manapun mereka berasal. Bagi wanita, kemben bukanlah penutup dada, tetapi lebih
berfungsi sebagai penyangga payudara, sehingga keindahan bentuknya tetap
terjaga. Pada masa lalu, bepergian ataupun beraktivitas tanpa penutup dada pada
masyarakat, termasuk kaum wanitanya adalah hal yang biasa. Meskipun demikian
pada situasi-situasi tertentu mereka acap menggunakan kancrik atau tengkuluk
sebagai anteng penutup dada.
Fungsi lain dari kemben sebagai
pengikat jarik (kain panjang) agar tidak melorot (berfungsi seperti stagen),
atau berfungsi seperti ikat pinggang. Ukuran kemben adalah lebar 50 cm panjang
250 cm. Berdasarkan corak hiasannya, kemben mempunyai 3 sebutan atau nama,
yaitu sindangan, blumbangan, dan byur.
1. Sindangan adalah kemben dengan corak motif hias
berpola wajik di tengahnya.
2. Blumbangan adalah kemben dengan bentuk hiasan
tengahan empat persegi.
3. Byur adalah kemben dengan corak hiasan
menyeluruh di badan kain.
Adanya pembuatan kain kemben ini dari
hasil tenun yang dibuat dari benang katun. Benang katun yang berasal dari bahan
kapas dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain katun yang dijadikan
kemben. Pada jaman dahulu masyarakat Banten dalam menggunakan bahan-bahan asli
pengolahan sendiri, khususnya untuk bahan-bahan tenun.
Bahan baku untuk menenun kemben itu antara lain :
- Khambak/kapas digunakan untuk membuat benang.
- Pantis/lilin sarang lebah untuk meregangkan benang.
- Akar serai wangi untuk pengawet benang.
- Daun sirih untuk membuat warna kulit tidak luntur.
- Pewarna alami lainnya untuk membuat warna pada kemben
Kemben termasuk pakaian adat dari Bali,
tetapi kain kemben yang saya bahas berasal dari Banten. Biasanya digunakan oleh
masyarakat Banten kaum wanitanya, sampai sekarang masyarakat Banten dalam masih
menggunakannya. Sifat keturunan dan adat istiadat yang masih dapat
dipertahankan sampai sekarang. Beragam motif dalam kemben yang dibuat sekarang
dan kemben yang ada di foto bermotif garis-garis bersilangan. Ada motif bunga,
ada pula kemben hanya dengan satu warna. Pewarnaan pada kemben berasal dari
benangnya dan di celup, perpaduan warna benang yang di tenun untuk membuat
kemben tersebut.
Kemben
ini menggunakan teknik lungsi, yang ternyata adalah tenun ikat. Teknik yang
berasal dari kumpulan benang lungsi yang dibentangkan pada alat perentang dan
diikatkan dengan tali raffia berbagai warna yang disesuaikan dengan ragam hias
dan juga warna yang diinginkan. Setelah itu kain yang sudah jadi, diceluplah
kain tersebut. Ketika sudah kering, kain yang pada bagaian yang telah ditandai
oleh raffia tertentu dibuka ikatannya dan dicolet atau diberi warna yang
diinginkan. Setelah pewarnaan selesai, tatat alat tenun dan dapat ditenun
dengan benang dan tenun dengan wrna yang diinginkan secara keseluruhan dari
warnanya.
Kemben Banten |
Kemben juga merupakan pakaian adat dari berbagai suku, biasanya kemben merupakan daleman dari suatu baju resmi. Kain kemben yang saya lihat di Museum Tekstil Jakarta, berasal dari daerah di ujung Pulau Jawa yaitu Banten. Kemben ini bentuknya pasti panjang dengan lebar maksimal sepertiga dari panjang kemben tersebut. Sudah tidak asing mendengar namanya, karena pada saat sekarang ini kemben masih sering di pakai untuk kaum-kaum wanita untuk membentuk postur tubuh.Banyak pakaian adat dari beberapa daerah yang menyertai kemben di dalaam pakaian tersebut. Seperti yang sering kita lihat, seorang wanita akan begitu anggun jika memakai kebaya dengan membentuk tubuh. Pembentukan tubuh tersebut dengan tidak sengaja di bentuk oleh kain kemben yang di pakainya. Segala jenis usia mengenal kain ini.
Di Bali kain kemben sudah menjadi tradisi bagi kaum hawa. Mereka menggunakannya hampir setiap hari sampai ke acara-acara besar atau peringatan agama. Di jogja biasanya abdi dalem keraton (pembantu keraton) menggunakan dodot nama lain dari kemben di daerah tersebut. Sama dengan yang saya foto, terbuat dari bahan katun, hanya berbeda pada corak dan motif biasanya. Motif yang dibuat biasanya adalah motif-motif sederhana, jika ada permintaan dari pemesan, kemben dapat bermotif sesuai keinginan.
Kain yang ada pada Museum Tekstil Jakarta adalah termasuk sumbangan-sumbangan dari pengrajin-pengrajin kesenian dan budaya Indonesia. Memang biasanya adalah koleksi pribadi seseorang atau instansi tersebut, tidak sedikit juga kain-kain disini yang sengaja dibeli untuk koleksi museum ini sendiri. Berbagai macam kain-kain tradisional disini, dan kain kemben adalah salah satunya. Kain tradisional yang masih dipakai pada saat ini. Banyak macamnya kemben saat ini, ada yang terbuat dari kain dan adapula yang terbuat dari bahan karet atau kaos. Pembuatan dasar pakaian ini termasuk mengurangi sedikit budaya atau kesenian yang ada di dalamnya. Karena pada jaman dulu, biasanya kain kemben di buat dari tenunan ibu-ibu suku tertentu.
Di Bali kain kemben, sabuk, saput dan anteng, serta tengkuluk untuk kepala merupakan pakaian wanita Bali dalam keseharian. Pakaian untuk pria secara lengkap adalah destar, saput dan kemben.
Sumber :
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=6&submit.x=8&submit.y=15&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fdesi%2F2005%2Fjiunkpe-ns-s1-2005-41401040-8534-batik-chapter2.pdf
http://parasakti7970.blogspot.com/2012/03/jenis-dan-ukuran-batik.html
http://www.barangtempodoeloe.com/2012/04/kain-batik-696-kemben.html
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:ViXBn8WsuRYJ:dienmutz.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_122.pdf+&hl=id&pid=bl&srcid=ADGEESiwLt3N4AMEf-6yC84hNDzQdLW6JzMdNDRcXHoYC3UU-q73Xn4y7p-_Wq6G0PKIElms4xG9PWJ5B05Em1rKguOrXCuulfGIuLdWwsLznkFzJrZv0_vC6SQML7ug_hDusKGh9kMl&sig=AHIEtbTJ34PaXqoPfARiZZMRb8JwcxqBvQ
Sumber :
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=6&submit.x=8&submit.y=15&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fdesi%2F2005%2Fjiunkpe-ns-s1-2005-41401040-8534-batik-chapter2.pdf
http://parasakti7970.blogspot.com/2012/03/jenis-dan-ukuran-batik.html
http://www.barangtempodoeloe.com/2012/04/kain-batik-696-kemben.html
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:ViXBn8WsuRYJ:dienmutz.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_122.pdf+&hl=id&pid=bl&srcid=ADGEESiwLt3N4AMEf-6yC84hNDzQdLW6JzMdNDRcXHoYC3UU-q73Xn4y7p-_Wq6G0PKIElms4xG9PWJ5B05Em1rKguOrXCuulfGIuLdWwsLznkFzJrZv0_vC6SQML7ug_hDusKGh9kMl&sig=AHIEtbTJ34PaXqoPfARiZZMRb8JwcxqBvQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar